Join channel kami untuk informasi ter-update: Channel Telegram Tetua Sekte
Project utama: Return of Mount Hua Sect Bahasa Indonesia
MANHWA CHAPTER 77 lanjut baca di novel Chapter 124, gas kan!

Return of The Mount Hua – Chapter 562

Return of The Mount Hua - Chapter 562

Setiap Orang Harus Konsiten. (Bagian 2)

“Kenapa mereka melihatku seperti itu?” –tanya Chung Myung

Ketika Chung Myung bertanya, Baek Chun tersenyum.

“Chung Myung-ah.” –panggil Baek Chun

“Ya?” –sahut Chung Myung

“Wajar jika semua orang yang mengenalmu menatapmu dengan mata seperti itu.” –ucap Baek Chun

“…….”

Mendengar kata-kata itu, yang begitu percaya diri, bahkan Chung Myung yang terkenal di dunia pun kehilangan kata-kata.

Chung Myung memukul dadanya dengan kesal dan memelototi Baek Chun.

“Memangnya, apakah aku akan dengan sengaja memberinya pil yang efek obatnya lebih lemah? Apa aku terlihat seperti orang yang akan bertindak sejauh itu?” –tanya Chung Myung

“Kau memang terlihat seperti itu.” –balas Baek Chun

“Oh, benarkah?” –tanya Chung Myung

Chung Myung tersenyum canggung dan menggaruk rambut belakangnya.

‘Aku salah bicara. Hehehe.’ –batin Chung Myung

Semua murid yang lain juga menatap Chung Myung dengan tatapan yang seolah-olah melihat orang yang tak bisa mereka percayai. Baek Chun bertanya.

“Lalu kenapa kau memintanya untuk memakan itu lagi?” –tanya Baek Chun

“Sasuk. Pikirkanlah. Apa penyakit Yangban ini terlihat tidak serius?” –tanya Chung Myung

“Dua Setengah Yin Meridian Terputus?” –tanya Baek Chun

“Bukan, sekarang sudah menjadi Tiga Setengah Yin.” –balas Chung Myung

“Apa bedanya? Dua-duanya Meridian Yin yang terputus.” –ucap Baek Chun

Chung Myung mengangguk.

“Ya, Meridian Yin Terputus. Penyakit di mana sebagian besar meridian tersumbat karena terlalu banyak energi yin di dalam tubuh.” –ucap Chung Myung

“Itu benar.” –ucap Baek Chun

“Bagaimana dengan Kristal Es? Bukankah ini esensi dari dinginnya Laut Utara?” –tanya Chung Myung

“…Iyakah?” –tanya Baek Chun

Pada saat itu, Baek Chun, yang memiliki petunjuk di kepalanya sejenak, mengaburkan akhir kata-katanya. Chung Myung melanjutkan dengan menjentikkan lidahnya.

“Apa yang akan terjadi jika kau memasukkan pil yang terbuat dari Kristal Es ke dalam tubuhmu? Energi dinginnya akan menjadi racun, dan tubuhmu akan hancur.” –ucap Chung Myung

“…….”

“Aku memberinya sesuatu yang sesuai dengan tubuhnya. Lihatlah orang ini.” –ucap Chung Myung

Semua orang menoleh ke Tang So-so serempak. Dia adalah satu-satunya orang yang dapat memverifikasi fakta ini secara medis. Tang So-so, yang menerima semua tatapan itu hanya tersenyum.

“Baiklah, …… kau benar, tapi ……. Tidak ada yang salah secara logis dengan itu, tapi…….” –ucap Baek Chun

“Tapi?” –tanya Chung Myung

“Aku tidak bisa mengambil kesimpulan karena orang yang mengatakannya adalah kau.” –ucap Baek Chun

“… Ck ck ck ck” –ucap Chung Myung

Penting juga untuk mempertimbangkan dari mulut siapa kata-kata itu berasal. Tidak peduli seberapa benar perkataan itu, bagaimana mereka bisa mempercayai apa yang dikatakan seseorang ketika orang yang mengatakannya tidak dapat dipercaya?

“Jadi kau memang memberikan pil rendah itu padanya?” –tanya Baek Chun

“Ahem! Aku memberikan semua yang dia inginkan. Itu sudah cukup baginya!” –seru Chung Myung

“Ya, ya. Aku mengerti. Chung Myung kita sangat baik.” –ucap Baek Chun

Dia sangat baik, tetapi kebaikannya tidak terlalu menonjol.

Itu juga merupakan bakat bahwa niat baik tidak terlihat sebagai niat baik.

“Lalu apa yang terjadi pada Raja Nokrim? Tidak bisakah dia disembuhkan selama sisa hidupnya?” –tanya Baek Chun

“Perlu tiga atau empat kali lagi. Itu sebabnya aku akan membuatnya terlebih dahulu.” –balas Chung Myung

“Kalau begitu cepat buatlah” –ucap Baek Chun

“Apa kau tuli atau bagaimana? Jika dia mengkonsumsi pil yang mengandung energi yin dari Kristal Es dan mengisi tubuhnya dengan terlalu banyak energi yin sekaligus, tubuhnya akan rusak, Dia harus menunggu sampai dia benar-benar pulih sebelum mencoba makan lagi.” –ucap Chung Myung

“… Berapa lama dia harus menunggu?” –tanya Baek Chun

“Setengah tahun mungkin?” -balas Chung Myung

“…… Berapa banyak pil lagi yang harus dia minum?” –tanya Baek Chun

“Tiga …… sampai empat?” –jawab Chung Myung

Baek Chun memejamkan matanya rapat-rapat.

‘Terperangkap dengan penyakitnya lagi setidaknya selama dua tahun.’ -batin Baek Chun

Menurut Chung Myung, Raja Nokrim harus meminum setidaknya empat pil lagi untuk menyembuhkan tubuhnya secara total. Dengan kata lain, itu berarti Raja Nokrim harus hidup dalam perbudakan setidaknya selama dua tahun.

Baek Chun benar-benar merasa sangat terganggu.

“Apa yang terjadi jika dia tidak meminum pilnya?” –tanya Baek Chun

“Ei. Kenapa kau menanyakan hal yang sudah begitu jelas?” –balas Chung Myung

“Seperti yang diharapkan… Dia akan kembali seperti semula.” –ucap Baek Chun

“Tidak, dia tidak akan kembali sakit-sakitan.” –ucap Chung Myung

Chung Myung tersenyum cerah saat Baek Chun mengangkat matanya sedikit.

“Qi yin menendang ke tempat yang tidak seharusnya dan mengubah sifat seseorang, bukan?” –ucap Chung Myung

“Itu benar.” –ucap Baek Chun

“Jika tidak sembuh total, …… itu akan terkikis lebih cepat daripada sebelum disembuhkan. Itu akan terkikis dua kali lebih cepat dan menjadi lebih buruk dari sebelumnya karena ini adalah situasi di mana gunung dihancurkan, dan jembatan dibangun di atas sungai. Lalu lama-lama akan menjadi Meridian Sembilan Yin yang terputus, pada saat itu …….” –ucap Chung Myung

Chung Myung, dengan senyum ceria di sekitar mulutnya, berpura-pura menggorok lehernya dengan ibu jarinya.

“Benar juga.” –ucap Baek Chun

Saat melihat Chung Myung seperti itu, mata Baek Chun menunduk dengan lembut.

‘Sajil kita, betapa mengerikannya dia.’ –batin Baek Chun

“… Di mana Raja Nokrim?” –tanya Baek Chun

“Dia sedang kesakitan.” –jawab Jo-Gol

Menanggapi jawaban Jo-Gol, Baek Chun menyeka keringat dari matanya.

‘Itu bisa dimengerti.’ –batin Baek Chun

Tidak peduli berapa umur Im Sobyong, dia tetaplah Raja Nokrim. Tapi bagaimana dia bisa membodohi seseorang seperti itu dengan satu pil …….

“Pokoknya, urusan dengan Nokrim sudah beres sekarang.” –ucap Baek Chun

“Sudah beres? Aku masih punya perhitungan yang tersisa. Aku masih harus bekerja keras untuk menghitung dan uang yang harus kuterima di masa depan, uang yang harus kuterima saat ini, dan uang yang harus kuterima setelah itu.” –ucap Chung Myung

Baek Chun terdiam sejenak.

Terkadang ia tidak percaya bahwa di dalam tubuhnya masih mengalir darah merah yang sama.

Ia menghela nafas dan mengangguk ke arah karung yang dibawa Chung Myung.

“Tapi kenapa kau memegangnya? Ayo kita simpan di Balai Pengobatan.” –ucap Baek Chun

“Simpan di pantatku. Baik itu obat atau makanan, kau harus membuatnya segar dan memakannya saat panas. Kumpulkan semua murid.” –ucap Chung Myung

“…… Sekarang?” –tanya Baek Chun

“Apa yang aku katakan kurang jelas, kalian akan memakannya dengan segera sekarang juga. Kudengar mereka tidak bisa menggunakan kekuatan mereka karena terlalu lemah sekarang.” –ucap Chung Myung

“Kau bilang kau akan membawa mereka ke pertempuran yang sebenarnya?” –tanya Baek Chun

“Siapa yang akan bertanggung jawab jika mereka yang lemah pergi berperang dan kembali dalam keadaan sakit atau bahkan mati? Pertempuran yang sebenarnya atau apa pun, kita harus membuat mereka kenyang terlebih dahulu agar menjadi kuat.” –ucap Chung Myung

‘Tapi aku sangat senang kau tidak berhemat sama sekali ketika berurusan dengan Gunung Hua. –batin Baek Chun

Beberapa saat kemudian, semua murid Gunung Hua berkumpul di Lapangan Latihan dan menatap ke depan, tidak bisa berkata-kata. Tepatnya, mereka melihat Chung Myung yang sedang melakukan sesuatu dengan sibuk.

Di atas sebuah meja besar yang dipindahkan ke depan Lapangan Latihan, ada sesuatu yang berbaris.

Murid-murid Gunung Hua membuka mulut mereka seolah tercengang dengan apa yang dilakukan Chung Myung.

‘Kenapa itu ada di sana lagi?’ –batin seorang murid

‘Apakah pil seperti itu hanya dibuat dari waktu ke waktu?’ –batin seorang murid

‘Ini bukan hanya satu atau dua, apa itu… … .’ –batin seorang murid

Apa yang dimaksud dengan obat mujarab?

Bahkan di Shaolin, yang merupakan sekte terkaya dari semua sekte di dunia, benda langka yang hanya diberikan kepada yang terbaik dari yang terbaik. Bukankah itu sebabnya beberapa orang mengatakan bahwa Pil Rejunevasi Besar Shaolin tidak dapat dibeli bahkan dengan sepuluh ribu emas?

Tapi …….

“… Apa boleh dibagikan kepada kita begitu saja?” –tanya seorang murid kelas 3

“… Aneh kan?” –balas seorang murid

Tapi di depan mata mereka, ini sama berharganya dengan Shaolin ……. Tidak, Jasodan yang bahkan lebih berharga dari Shaolin tersebar seperti makanan ringan anjing di lingkungan itu.

“… Aku rasa itu bukanlah sesuatu yang bisa seseorang dapatkan hanya dengan uang.” –ucap seorang murid

Chung Myung dengan kasar menggulingkan Jasodan di atas meja, padahal sekte lain selalu memberlakukan benda itu dengan sangat hati-hati daripada merawat murid mereka sendiri.

Itu….

“Apakah itu alkohol?” –tanya seorang murid

“Uh, sepertinya iya.” –balas Seorang murid

Itu masuk akal.

Semua orang berbisik dan bergumam terus-menerus, tapi tidak ada yang terdengar di telinga Chung Myung.

Dia mendorong konsentrasinya hingga batas maksimal, seperti yang dia lakukan saat menghadapi Uskup di Laut Utara.

Ttoook.

“Ah, sial!” –teriak Chung Myung

Chung Myung, yang berkonsentrasi semaksimal mungkin, berteriak dengan mata melotot.

Kemudian, dengan jarum yang telah disiapkan, cairan yang jatuh di atas pil dengan cepat digulung dan dipindahkan ke samping.

Tetua Sekte menghela nafas karena dia tidak bisa melihatnya dari samping.

“…… Apa kau harus bertindak sejauh ini?” –tanya Tetua Sekte

“Apakah Tetua Sekte tahu apa ini?” –tanya Chung Myung

Chung Myung menatap Tetua Sekte dengan mata merahnya yang terbuka lebar.

“Aku bisa membuat Jasodan kapanpun aku punya bahan-bahannya, tapi ini bukan sesuatu yang bisa didapatkan dengan uang!” –seru Chung Myung

“Aku tahu, aku tahu.” –balas Tetua Sekte

Tetua Sekte mengangguk dengan keras.

Minyak Gongchong.

Dia hanya pernah mendengarnya, tapi dia belum pernah melihatnya dengan matanya.

Minyak Gongchong, yang dikatakan dapat menyebabkan badai berdarah di Kangho bahkan jika setetes saja muncul,

“Sudah selesai!” –seru Chung Myung

Kemudian Chung Myung menegakkan punggungnya dan menyeka keringat di dahinya. Wajahnya dipenuhi dengan kebanggaan.

“Kau telah melakukan pekerjaan yang hebat, tapi …… kenapa kau meninggalkan beberapa di sini?” –tanya Baek Chun

“Oh, itu milik Tetua Sekte dan Tetua lainnya.” –balas Chung Myung

Chung Myung berbisik pelan, berpura-pura menutup mulutnya dengan tangan.

“Aku menambahkan dua tetes Minyak Gongchong.” –bisik Chung Myung

“…….”

“Ini baik untuk kesehatan kalian, jadi cepatlah makan.” –ucap Chung Myung

Air mata mengalir di sekitar mata Tetua Sekte.

‘Bagaimana dia bisa begitu sopan dan menghormati Tetuanya?’ –batin Tetua Sekte

‘Aku tidak percaya aku telah memarahi anak yang baik ini!’ –batin Tetua Sekte

Dia diliputi emosi karena apa yang dilakukan Chung Myung berhasil menyentuh hatinya. Namun, Tetua Sekte menolak bagiannya.

“Apa gunanya makan ini saat kita sudah tua? Urus saja mereka yang lebih muda.” –ucap Tetua Sekte

“Aku mendengar bahwa beberapa efek dari Minyak Gongchong dapat meningkatkan umur, jadi aku menambahkannya lagi.” –ucap Chung Myung

“E-Ehem,, kalo begitu Aku rasa masih ada sedikit minyak yang tersisa di dalam botol, maka bisa kah satu tetes lagi …….” –ucap Tetua Sekte

“Apa?” –tanya Chung Myung

“Hanya sedikit…” –Bisik Tetua Sekte

Tetua Sekte berdeham dan sedikit menoleh.

“… Aku akan mencoba menambahkannya lagi.” –ucap Chung Myung

Tetua Sekte melangkah maju dan berkata dengan keras, seolah-olah dia berusaha menutupi rasa malu dan canggungnya.

“Dengar, murid-murid!” –seru Tetua Sekte

“Ya, Tetua Sekte!” –sahut para murid

Murid-murid Gunung Hua, yang berbaris, berlutut dengan satu lutut dan menjawab dengan keras.

“Itu adalah pil yang terbuat dari bahan yang disimpan oleh orang-orang yang pergi ke Laut Utara dan merupakan hasil dari kerja keras mereka. Meskipun wajar bagi Sahyung untuk membantu dan memimpin satu sama lain, kita tidak boleh melupakan rasa terima kasih ini.” –ucap Tetua Sekte

“Ya, Tetua Sekte!” –sahut para murid

Mata para murid Gunung Hua berbinar. Mereka memandang kelompok Chung Myung yang berdiri mengelilingi pil.

Bagaimana mungkin mereka tidak bersyukur?

Tidak ada seorang pun yang tidak tahu betapa pentingnya sebuah pil. Tidak peduli betapa mudahnya Gunung Hua menciptakan pil rahasia mereka dibandingkan dengan tempat lain, nilai dari pil tersebut tidak berkurang.

Chung Myung tersenyum melihat mereka senang.

“Makanlah dengan baik dan bermeditasi dengan baik. Kalian harus makan sekarang untuk bertahan hidup mulai sekarang.” –ucap Chung Myung

“…….”

“Aku akan menggulingkan kalian dengan keras sampai kalian tidak bisa bertahan tanpa mengkonsumsi pil itu.” –ucap Chung Myung

Di belakang Chung Myung, Baek Chun dan kelompoknya tersenyum. Memang… aneh.

Murid-murid Gunung Hua entah bagaimana kehilangan pandangan dan menutup mata mereka.

Memakan obat dan penderitaan.

Hal ini sudah menjadi kenyataan di Gunung Hua.


** 20 Chapter terbaru KLIK TRAKTEER**


 
**JOIN GRUP TELEGRAM**
https://t.me/Tetuasektegununghua

Comment

Options

not work with dark mode
Reset