Gunung Hua dengan Jalan Miliknya Sendiri (bagian 3)
Sementara ditempat para murid Gunung Hua
“……kita… menang.” -ucap Baek Chun
Baek Chun berbicara dengan suara gemetar.
Chung Myung akhirnya mengalahkan Hye Yeon dari Shaolin.
“Dasar Bajingan …” -ucap Baek Chun terharu
Dia seharusnya bahagia.
Dia seharusnya melompat dalam kegembiraan.
Tapi Baek Chun tidak bisa. Karena jika dia membuka mulutnya lagi, air matanya akan meledak saat itu juga.
Dia tak kuasa menahan air mata sambil menggigit bibirnya.
“Sasuk!” -teriak Yoon Jong
Seolah-olah mereka semua memiliki perasaan yang sama, Yoon Jong berteriak dengan bahu yang basah kuyup karena tangisan..
Seberapa senang mereka?
Chung Myung tidak pernah kalah.
Itu adalah keyakinan yang tak terpatahkan bagi para murid Gunung Hua.
Tentu saja, bahkan jika Chung Myung kalah, keyakinan mereka tidak akan goyah sama sekali.
Itu sebabnya mereka ingin menang entah bagaimanapun caranya.
“…Kita menang, Sasuk! Dia menang!” -teriak Jo-Gol
Jo-Gol berteriak dengan kedua tangan terkepal.
“Ya, dia menang……” -ucap Baek Chun
Tapi pada saat itu.
Yoo Iseol, yang masih melihat ke panggung, berkata dengan suara pelan.
“…Tapi… sedang apa Chung Myung disana ??.” -tanya Yoo Iseol
“……Hah?” -sontak Baek Chun
Baek Chun menatapnya dengan tatapan ingin tahu.
“Apa maksudmu?” -tanya Baek Chun
“…itu lihatlah.” -ucap Yoo Iseol
Wajah Yoo Iseol sedikit lebih halus dari biasanya.
“Aku punya firasat buruk.” -ucap Yoo Iseol
“…….”
Kepala Baek Chun menoleh ke arah panggung.
Tidak- Tidak mungkin?
Heo Do-jin tidak bisa mengalihkan pandangannya dari keterkejutan saat dia melihat ke arah Chung Myung, yang mengarahkan pedangnya ke arah Hye Yeon.
Dan sepertinya bukan hanya dia yang terkejut.
“…Bukankah itu teknik Kecemerlangan Cahaya Buddha?” -ucap pemimpin sekte
“Ya ampun, dia bahkan telah mempelajari Kecemerlangan Cahaya Buddha, dan menguasainya……” -ucap pemimpin sekte lain
Para Pemimpin Sekte terdiam.
Kecemerlangan Cahaya Buddha dianggap sebagai seni bela diri pertahanan terbaik dari Tujuh Puluh Dua Seni Bela Diri Unik.
Tentu saja, tidak peduli seberapa jenius Hye Yeon, dia tidak akan menguasainya dengan sempurna karena dia masih muda, tetapi meskipun demikian, Kecemerlangan Cahaya Buddha adalah Kecemerlangan Cahaya Buddha.
Namun Chung Myung berhasil menembus pertahanan terbaik dan membuat Hye Yeon berlutut padanya.
Para pemimpin sekte berbicara satu sama lain
“……Dia seorang jenius yang sesungguhnya.”
“Sepertinya begitu.”
“Pada awalnya disebut sebagai bintang yang sedang naik daun terbaik di dunia terdengar terlalu dilebih lebihkan….tapi rasanya gelar itu tidak cukup menggambarkan Chung Myung.”
Pujian terus terucap dimulut para pemimpin sekte.
Tapi Heo Do-jin mampu membaca aliran emosi yang tersembunyi dalam kata-kata itu.
Iri.
Dan malu.
Kecemburuan itu berasal dari kenyataan bahwa Shaolin, yang menghabiskan banyak uang untuk mempersiapkan Kompetisi Beladiri, namun pada akhirnya harus menyerahkan kemuliaanya kepada Gunung Hua.
Mereka menyembunyikan rasa Iri dan Malu itu dengan pujian pujian omong kosong belaka
‘Lagi pula, seperti inilah orang-orang kangho.’ -batin Heo Do-jin
Heo Do-jin tahu.
Karena mereka adalah Pemimpin Sekte di Sepuluh Sekte Besar, semua orang memujinya, tetapi orang-orang ini juga manusia. Status tinggi tidak selalu berarti standar yang tinggi
Status hanya menunjukan bahwa mereka hanya sedikit lebih kuat dan sedikit lebih cerdas,
Para pemimpin sekte masih berdiskusi
“Hasilnya sedikit berbeda dari yang saya harapkan. Isi kepala Bangjang Sekarang pasti cukup rumit.”
“Betul sekali.”
Heo Do-jin melirik Bop Jeong.
Benar saja, wajah biksu tua itu mengeras sampai-sampai dia tidak bisa lebih menderita dari ini.
“Itu wajar.” -ucap Tang GunAk
Akan lebih baik untuk tidak mencapai final Daripada kalah dari Gunung Hua di final di mana semua orang Kangho menyaksikan pertandingan ini.
Semua kemuliaan yang Shaolin siapkan untuk diberikan kepada Hye Yeon akan menjadi milik Gunung Hua dan Naga Gunung Hua.
Di samping itu…
‘Ini juga akan mengguncang kekuatan murim.’ Batin Heo Do-jin
Memiliki seorang murid terkuat di dunia bukanlah hal yang kecil sama sekali.
Selain itu, Gunung Hua membuktikan bahwa bintang yang sedang naik daun dari sekte utama adalah yang terbaik di dunia. Kemenangan ini akan menjadi pesan bagi seluruh sekte lain.
Bahkan mereka yang berada di sini sekarang pasti sedang memikirkan cara untuk membuat hubungan baik dengan sekte Gunung hua
‘Ordo Kangho, yang diwakili oleh Sepuluh Sekte Besar dan Lima Keluarga Besar, akan runtuh.’ -batin Heo Do-jin
Ini mungkin bayaran dari dosa yang dilakukan oleh Sepuluh Sekte Besar selama 100 tahun ini.
Seandainya Gunung Hua masih berada di Sepuluh Sekte Besar sampai saat ini, hasil dari Kompetisi Beladiri ini hanyalah masalah perubahan peringkat saja dalam Sepuluh Sekte Besar.
Tapi sekarang, Gunung Hua bukan dari Sepuluh Sekte Besar, dan untuk membawa Gunung Hua kembali, satu sekte harus ditendang keluar.
Siapa yang menginginkan itu?
Apakah itu keinginan dari shaolin ?
Heo Do-jin menatap Bop Jeong dengan senyum halus.
‘Bangjang, aku tidak bisa membayangkan betapa kesalnya dia sekarang.’
Tinju Bop Jeong, yang tersembunyi di ujung jubah kuning, menjepit hingga berdarah.
Dia masih tidak percaya jika Chung Myung berhasil menaruh pedangnya mengarah ke leher Hye Yeon.
‘Bagaimana aku harus menghadapinya? Amitabha.’ -batin Bop Jeong
Semua orang yang berkumpul di sini jelas melihat harga diri Shaolin hancur. Kebisingan mulai menyebar kemana mana. Kabar hasil pertandingan hari ini akan menyebar ke dunia dalam sekejap.
Bop Jeong meremas wajahnya dan mencoba menggigit bibirnya, tetapi juga mencoba mengubah ekspresinya.
“Aku harus tetap ketenangan.” -gumam Bop Jeong
Jika dia bisa menunjukkan ketenangan meski kalah, orang-orang di dunia akan percaya bahwa Shaolin masih memiliki kekuatan.
Bagi mereka yang siap percaya bahwa Shaolin kuat, cukup memberi mereka kesempatan.
Bop Jeong perlahan mengendurkan genggamannya
Apa yang harus dia lakukan sekarang sangat sederhana.
Dia hanya perlu memuji Naga Gunung Hua.
Bahkan pecundang memiliki martabat yang harus mereka lindungi.
Dengan mengakui keberadaan Chung Myung dan mengangkat statusnya, pemenang akan memiliki merasa adil dan bagi Shaolin yang kalah, martabatnya akan tetap terjaga.
Bop Jeong perlahan bangkit dari tempat duduknya.
‘Pertama-tama, nyatakan kemenangan Gunung Hua dan akui kekalahan.’ -batin Bop Jeong
Ini akan memakan waktu lebih lama karena rencana yang telah disusunnya kacau, tetapi jika dia bisa mengaturnya dengan baik hari ini, maka akan tiba momen kekuatan sesungguhnya Shaolin ditunjukkan kepada dunia.
“Pertandingan ini dimenangkan ……….” -ucap Bop Jeong
Saat Bop Jeong hendak mendeklarasikan kemenangan Chung Myung.
Settt.
Chung Myung mengambil pedangnya dan berbalik.
Mulut Bop Jeong terkatup.
Tidak baik untuk menyatakan kemenangan kepada seseorang yang akan melangkah pergi.
Saat ketika Chung Myung sudah berhenti, baru Bop Jeong akan mengumumkan pemenangnya
Setelah mundur, Chung Myung melihat sekelilingnya, lalu mengambil sarung pedang yang jatuh ke tanah sebelumnya, dan memasukan pedangnya ke dalam.
Sriingg.
Kemudian, dia merapihkan seragamnya.
Bop Jeong mengangguk berat.
Meskipun kata-kata dan tindakannya kasar, dia tampaknya tahu bagaimana menyelesaikan pertarungan yang adil.
Pemikiran Bop Jeong tidak salah, dan Chung Myung, yang telah menyempurnakan pakaiannya, meluruskan postur tubuhnya. Dan dia menyatukan tangannya.
Sekarang, setelah mengulurkan tangannya dan mengambil sikap menyapa, Bop Jeong dapat menyatakan kemenangan Chung Myung.
Chung Myung akan mengambil semua kemuliaan untuk saat ini, tapi suatu hari nanti…….
Tiba tiba…..
‘Hm?’
Chung Myung, dengan kedua tangan disatukan, melirik Bop Jeong sambil tersenyum jahat.
‘Kenapa dia tersenyum seperti itu?’ -batin Bop Jeong
Senyum itu anehnya mengganggu Bop Jeong.
Chung Myung dan Bop Jeong, mata mereka sekali lagi bertemu langsung.
Begitu dia melihat mata Chung Myung menggambar lengkungan halus, hati Bop Jeong tenggelam.
‘Tidak mungkin, dia…!’ -batin Bop Jeong
Bop Jeong tidak tahu persis apa yang dia coba lakukan, tapi dia yakin bajingan kecil ini mencoba melakukan sesuatu.
Bop Jeong mencoba berteriak.
Tetapi bahkan sebelum mulutnya terbuka, Chung Myung mengulurkan tangannya dan berteriak keras pada Hye Yeon.
“Chung Myung dari Gunung Hua merasa tidak pantas berada disini, dengan demikian aku menyerah pada pertandingan ini.” -seru Chung Myung
Tubuh Bop Jeong mengeras seperti batu.
Hye Yeon, yang telah sedikit pulih, menatap kosong ke arah Chung Myung seolah-olah dia tidak mengerti situasinya.
Semua orang di panggung terdiam.
Dan…….
Tapp.
Baek Chun mengulurkan tangan dan menutupi wajahnya dengan tangannya.
“… dia benar benar melakukannya.” -ucap Baek Chun
Kemudian Yoo Iseol, di sebelahnya, bergumam dengan suara kecil.
“Dasar.” -gumam Yoo Iseol
Yoon Jong dan Jo-Gol tidak bisa berkata apa-apa dengan mulut terbuka lebar.
Baek Sang, yang melihat panggung dari belakang, tertawa putus asa.
“Hahahaha….… Dasar orang gila.” -ucap Baek Sang
Murid Gunung Hua juga terkejut, tetapi tidak sebanding dengan para Murid Shaolin.
Mata mereka memerah.
Raungan meletus dari mulut para anggota shaolin.
“Ap- Apa yang kau katakan? Aku tidak percaya kau menyerah!” -seru murid shaolin
“Seperti kataku. Aku menyerah pada pertandingan ini” -ucap Chung Myung
Chung Myung mengorek telinganya. Kemudian dia meniup jarinya dengan mulutnya dan berkata dengan suara datar.
“Selamat kepada Shaolin karena telah memenangkan kompetisi bela diri kali ini.” -ucap Chung Myung
“Ini…….” -ucap Bop Jeong
Bop Jeong gemetaran seolah-olah dia akan meledak kapan saja.
Wajahnya me-merah dan tubuhnya gemetar. dengan jelas mengungkapkan seberapa besar kemarahan yang dia alami sekarang.
‘D-Dasar Ibliss …….’ -batin Bop Jeong
“Aku tidak menyangka dia akan menyerah.” -ucap Heo Do-jin
Lalu Heo Do-Jin membatin
‘Apakah masuk akal?!’
Mustahil untuk tidak mengetahui siapa yang menang pada pertandingan ini kecuali orang itu buta. Dan tentu saja, orang-orang yang berkumpul di sini tidak bukan orang buta.
Dia memenangkan segala aspek pertarungan namun kemudian dia menyerah?
“Ini, ini… ini!” -ucap Bop Jeong gemetar
Jika fakta ini menyebar, Shaolin benar-benar akan menjadi bahan tertawaan dunia.
“Ini……!” -ucap Bop Jeong
Tubuh Bop Jeong yang hendak mengaum tiba-tiba lemas.
“Bangjang!” -seru pemimpin sekte lain
“Bangjang! Kendalikan dirimu, Bangjang!” -seru pemimpin sekte lain
“Uwaeek!”
Bop Jeong akhirnya memuntahkan darah ke tanah seolah-olah perutnya dipelintir. Murid-murid Shaolin yang terkejut bergegas dan berkumpul dengannya.
Chung Myung tersenyum melihat pemandangan itu.
“Aneh sekali. Kenapa anda tiba-tiba muntah darah?” -ucap Heo Do-jin
Dan setelah melihat Hye Yeon dan Bop Jeong sekali saja, Chung Myung berbalik tanpa ragu-ragu.
Tapi ini bukan hanya tindakan mempermalukan Shaolin.
“Aku tidak membutuhkannya.” -ucap Chung Myung
Kompetisi ini disiapkan oleh Shaolin dari awal hingga akhir.
Kehormatan pemenang kompetisi ini juga didapat karena Shaolin yang menyelenggarakannya.
Tapi sekarang, apakah mereka menyuruh Gunung Hua untuk mengambil kemuliaan yang diberikan Shaolin kepada mereka?
“Itu konyol.” -ucap Chung Myung
Tidak peduli hal baik apa pun di dunia, dia tidak membutuhkan apa pun dari Shaolin.
Menerima kehormatan yang diberikan oleh Shaolin sama saja dengan menyesuaikan diri dengan keadaan Kangho saat ini, yang diwakili oleh Sepuluh Sekte Besar dan Lima Keluarga Besar.
Chung Myung tidak berniat menempuh rute itu lagi.
“Gunung Hua akan terus berjalan walau tanpa sepuluh sekte besar.” -ucap Chung Myung
Tentu tidak akan mudah.
Mungkin itu jalan yang lebih sulit daripada yang pernah dia lalui.
Tetapi.
Mata Chung Myung beralih ke murid Gunung Hua yang menatap kosong padanya.
‘Yah, itu bukannya tidak mungkin kan?’ -batin Chung Myung
‘Cheon Mun Sahyung?’ -batin Chung Myung
Chung Myung menyeringai dan berjalan ke arah murid Gunung Hua yang menunggunya.
– Kerja bagus.
Mata Chung Myung beralih ke langit yang tinggi.
Langit yang sangat biru tanpa satu awan pun memandang rendah dirinya.
Tersenyum ke langit, Chung Myung melompat ke murid Gunung Hua.
Kompetisi Beladiri telah selesai.
Pemenang kompetisi kali ini jatuh ke tangan Shaolin, seperti yang diharapkan semua orang pada awalnya.
Hanya saja.
Hasil dari kompetisi ini mengalir ke arah yang sama sekali berbeda dari rencana awal.