Join channel kami untuk informasi ter-update: Channel Telegram Tetua Sekte
Project utama: Return of Mount Hua Sect Bahasa Indonesia
MANHWA CHAPTER 77 lanjut baca di novel Chapter 124, gas kan!

Return of The Mount Hua – Chapter 253

Return of The Mount Hua Sect - Chapter 253

Pengenalan Karakter

“Hyun Jong” (Ketua Sekte)

“Murid Gunung Hua”

“Baek Sang” (Asisten Baek Chun)

“Hwang Jong” (Wakil ketua guild pedagang)

“Un Gak” (Anggota departement Obat) *Visual saja

Seperti Menggali Kuburanku Sendiri. (Bagian 3)

“Huuh.”

Un Gak, yang baru saja selesai membersihkan Balai Pengobatan, menyeka dahinya dengan lengan bajunya.

Tempat yang dulunya ramai sepanjang waktu menjadi lebih tenang, dan sekarang bahkan terasa sedikit menakutkan.

‘Luar biasa.’

Badai besar pada Balai Pengobatan telah berlalu. hal ini berkat semua pekerja balai pengobatan, serta para tetua dan Chung Myung berhasil untuk menciptakan Jasodan.

Hatinya merasa bangga dengan kenyataan bahwa ia telah mencapai pencapaian besar yang tidak akan pernah dilupakan pada generasinya.

Hanya saja.

Untungnya hasilnya sangat bagus, dan dia sangat senang dengan itu….

‘Ini seperti mimpi saja.’

Jika bukan karena tungku di sana, dia mungkin menganggap semua ini sebagai mimpi … … .

“Hah?”

Un Gak sedikit memiringkan kepalanya.

‘Hohoho.’

Apakah aku sedang bermimpi? entah kenapa aku tidak bisa menemukan dimana tungku itu berada …….

“…….”

Mata Un Gak seketika membesar. Kemudian keringat dingin mulai memenuhi wajahnya.

“Di-dimana tunggku besi abadi itu?”

Un Gak seketika panik ketakutan dan langsung berlari keluar dari aula!

“Ada malingggg!”

* * *

-POV Chung Myung-

Kkang!

Kkaang!

“Berapa kali aku harus memukul benda ini?”

Kkaaang!

Chung Myung gemetar dan membanting tungku.

“Keuhh.”

Apakah ini yang harus dia lakukan?

Tekuk.. Potong.. Bentuk.. Luruskan.. Lalu satukan..

Kuhh.”

Dia menghirup nafas dalam-dalam dan kembali memukul tungku itu. Dia telah membawa sisa Logam Abadi yang sebelumnya diambil, jadi dia hanya perlu meluruskan tungku itu dan menyatukannya dengan dinding gudang.

“Astaga, kenapa nasibku seperti ini…”

Dengan ini, Gunung Hua akan bisa berkembang lebih jauh lagi …. Tidak, masih terlalu banyak yang perlu dilakukan saat ini.

‘Pertama-tama, adalah tungku ini!’

“Ini benar benar susah!”

Kkaaang!

Tidak sulit memotong besi ini dengan pedang, tetapi ketika dia ingin membentuk dan meluruskan dengan tangannya, butuh banyak waktu.

“Oke. sudah selesai.”

Chung Myung menghela nafas dan mendongak, dia baru saja selesai meluruskan tungku itu. Tungku yang dibawanya sebelumnya sudah menjadi sebuah plat besi.

Tentu saja, ini baru permulaan.

Selanjutnya dia menempatkan plat besi itu ke tempat dimana sebelumnya dia mengambil bagian dari besi abadi di langit langit gudang penyimpanan.

Paaat!

Sejumlah besar energi panas keluar dari tangannya. Logam Abadi, yang sangat keras itu perlahan-lahan meleleh menjadi lunak. Dia mulai menggosok bagian panas itu agar dapat menjadi satu. (sedang ngelas besi xD)

“Astaga, punggungku.”

Tidak sulit untuk membuat Api Samadhi, masalah sebenarnya adalah menyatukan bagian Besi Abadi ini

“Sampai memaksaku melakukan hal seperti ini, dasar kalian keturunan terkutuk!”

Tentu saja, dialah yang memotong Logam Abadi ini… jika saja bukan permintaan dari para tetua itu..

“Uoooh!”

Api samadhu dari tangannya bertambah besar.

“Aku berjanji, Aku akan menjadikan Gunung Hua sekte terbaik di dunia!”

Kalau tidak, tidak ada tempat untuk menghilangkan ketidakadilan ini.

“Puaat!”

Chung Myung, yang telah selesai beristirahat sebentar, dia melihat sekeliling dengan mata berkilau.

“Aku yang sudah susah payah seperti ini, tetapi mereka malah tidur dengan sangat nyenyak sekarang …”

‘Hah?’

‘Mereka tidak tidur?’

Chung Myung memiringkan kepalanya ke tanah yang bergetar.

Getaran langkah kaki terasa di sana-sini. Semua orang harusnya sedang tidur saat dia menyelinap masuk, tapi kenapa tiba-tiba …….

“Cari disekitar sini!” – Kata murid gunung hua

“Para tetua sedang mencari di dalam tanah gunung, jadi kita hanya perlu mencari di sekitar sini. Pencuri itu mungkin bersembunyi disini, tetaplah waspada!”

“…….”

Chung Myung menyeringai mendengar suara yang jauh itu.

‘Mereka menyadarinya dengan cepat.’

Nah, sekarang setelah tungkunya hilang, ini akan menyebabkan kegemparan.

Apakah itu tungku biasa? itu adalah pot yang terbuat dari Logam Abadi, harganya tidak dapat dinilai jika dengan uang.

Mereka tidak bisa menjualnya karena mereka harus membuat Jasodan diwaktu lain.

“Tidak! Cihh!”

Chung Myung, yang menyadari sesuatu, mendecakkan lidahnya.

Jadi, apakah itu berarti dia harus melakukan ini lagi jika dia ingin membuat Jasodan lain kali?

“Lebih baik aku mati, sialan!”

Mengapa dia tidak memikirkan itu? Sial!

Chung Myung, yang menghela nafas dalam-dalam, berpikir keras. Apa yang bisa dia lakukan sekarang? Karena situasinya sudah menjadi seperti ini. Tapi bukan berarti tidak ada cara lain.

“… Tidak ada cara lain.”

Chung Myung mulai menjauh dari tempat Gunung hua. Bagaimanapun, semua yang diperlukan sudah selesai dilakukan, jadi dia bisa kembali besok pagi.

‘Tetap saja, karena aku sedang mengalami banyak kesulitan, kalian semua juga harus sedikit menderita.’

Memikirkan hal tersebut, sepertinya sedikit menenangkan pikirannya.

Pada saat Chung Myung, yang sedang berjalan santai, hendak menyeberangi tembok Gunung Hua.

“Siapa Kau!” -Teriak murid sekte Gunung Hua

“Ehhhh?”

Chung Myung menoleh.

‘Apakah dia menemukan jejakku?’

Dia tidak tahu siapa murid itu, tapi paling tidak kemampuannya perlu di puji

‘Hah?’

Melihat wajah orang yang terekspos di bawah sinar bulan, Chung Myung mengangkat matanya karena terkejut.

‘Senior Baek Sang?’

Dia tidak bisa percaya.

Jika itu adalah Baek Sang di masa lalu, dia tidak akan menyadarinya bahkan jika Chung Myung berjalan di depan matanya.

Tapi, mungkin hal ini disebabkan karena efek Jasodan, sehingga Baek Sang mampu mendeteksi jejak Chung Myung.

“Oh, hebat juga kau bisa menemukanku …….”

“Dia disini! pencuri itu ada di sini!” -teriak Baek Sang

“…….”

Dasar licik…..

Seharusnya dalam keadaan seperti ini, orang orang akan lebih memilih untuk berduel secara langsung, kenapa dia malah memanggil orang orang untuk kesini.

Saat Baek Sang berteriak, para murid mulai berdatangan dengan pedang ditangan mereka, Kemudian dalam sekejap, mereka sudah mengepung Chung Myung.

“Hah? Kenapa cepat sekali?” -Ucap Chung Myung

‘Kuh, Tidak sia sia aku melatih mereka hingga sejauh ini.’ -Batinnya terharu

Sekarang, mereka dapat mengalahkan sebagian besar sekte lain tanpa bantuan Chung Myung.

Jika aku menyatukan mereka kembali sekarang, bukankah sekte gunung hua akan kembali berada dipuncak? (Mungkin itu mengacu pada Sepuluh Sekte Besar.)

Chung Myung memandang murid-murid Gunung Hua dengan emosi campur aduk lalu sedikit berdeham.

Benar, tidak buruk untuk mendapatkan kembali kepercayaan diri mereka pada saat ini.

“Hum, semangat murid Gunung Hua sesuai dengan harapanku …….” -Ucap Chung Myung

“Apa yang dikatakan pencuri itu?” -Ucap murid gunung hua

“Dia pasti gemetar ketakukan, Pencuri hanyalah pencuri, dia terlalu banyak bicara” -Saut murid yang lain

“…….”

‘Uh…’

‘Bajingan ini… uh…….’ -Batin Chung Myung

‘Hahahaha.’

‘Sahyung.’

‘Sekarang aku mengerti kenapa kau menyuruhku untuk menjaga mulutku ketika berbicara.’

Ini tidak terkait dengan sifat yang buruk atau tidak pantas.

Ketika dia yang mengatakannya (Kata kata kotor) itu sangat menyenangkan, tetapi sangat menjengkelkan ketika mendengar orang lain yang melakukannya.

Chung Myung mencoba menekan amarahnya

“Haruskah kita memotong Tangannya?” -Ucap murid gunung hua

“Jika kita potong tangannya dia akan melarikan diri. Ayo potong kakinya.” -Saut murid yang lain

“Pas sekali, aku baru saja selesai mengasah pedangku. Dia beruntung karena Chung Myung tidak disini.”

“…….”

‘Apakah itu pujian ?’ -Batin Chung Myung

Chung Myung berdeham.

“Aku akan pergi karena situasinya tidak bagus untukku. Murid Gunung Hua …….” -Ucap Chung Myung

Ucapannya di sela oleh seorang murid

“Apa yang kau katakan?”

“Jangan biarkan dia pergi, kita harus memukulinya dahulu supaya dia sadar dengan keadaannya sekarang”

“Hei, kemarilah, kemarilah. Jangan takut.”

‘Para bajingan ini?’

Pembuluh darah bermunculan di dahi Chung Myung.

“… Sebaiknya kalian membiarkan aku pergi dengan tenang, jika kalian tidak ingin merasakan neraka.” -Ucap Chung Myung

“ahh tidak~. Kita akan dibunuh teman-teman.” -Ledek Murid Gunung Hua

“Ck ck ck. Aku pikir ada yang salah dengan pikirannya.” -Ucap murid lainnya

“Jangan banyak bicara ayo kita pukuli dia.”

Kretek.

Chung Myung mengepalkan tinjunya.

‘Ah, sepertinya ini salahku.’

‘Aku tidak mengajarkan mereka untuk selalu rendah diri.’

Meskipun ini adalah situasi yang sangat buruk, bagaimana seseorang bisa disebut leluhur yang baik jika mereka lalai mengajar keturunan mereka?

KRetak. Kretak.

Chung Myung membunyikan lehernya dengan keras.

‘Aku akan memukuli kepalanya sekali dan pergi.’

Jika demikian mereka akan lebih rendah hati, bukan?

“Baiklah, bagaimana jika kita mulai?” -Ucap Chung Myung

“Apa maksudmu? sepertinya kau ingin cepat cepat mati.” -Ucap murid Gunung Hua

“Ha… Haha. katakan semaumu.”

Saat Chung Myung hendak menyerang mereka….

“Minggir!!!.” -Ucap seorang murid Gunung Hua

Semua orang segera berhenti dan berbalik mendengar suara dari belakang mereka.

“Itu Senior!”

“Senior Baek Chun!”

“Sahyung ada di sini!”

Mereka seperti seorang anak kecil yang mengadu ke orang tua mereka ketika sedang berkelahi. Lalu tiba-tiba, mereka menatap Chung Myung dengan tatapan sedih.

‘Ah. Jadi inilah rasanya.’ -Batin Chung Myung

Baru kali ini dia merasakan ditatap seperti itu

Baek Chun Sahyung.

‘Kau sudah bekerja keras. Aku akan sedikit santai padamu hari ini.’

Baek Chun perlahan melangkah maju bersama Jo-Gol, Yoon Jong, dan Yoo Iseol. Kemudian dia membuka mulutnya dengan mata setengah tertutup.

“Beraninya kau membuat keributan disini dan menyusup ke kediaman sekte Gunung Hua ……” -Ucap Baek Chun

Baek Chun memiringkan kepalanya.

‘Hah?’

Dia merasakan sesuatu yang tidak beres.

Tidak, Setelan jubah dan hoodie hitam itu … …

“It-Itukan…?”

Dia sangat mengenali pakaian itu

‘Tidak mungkin! Bajingan gila itu!’

Dia akan memukuli Gunung Hua sekarang.

Tidak, apakah dia benar-benar sudah gila?

Baek Chun, yang sekilas mengenali Chung Myung, agak ketakutan dan mundur dua langkah.

“Sahyung? apa yang terjadi …… It-itukan!” -Ucap Jo-Gol

Jo-Gol segera panik dan mencoba mengatakan sesuatu tetapi Yoon Jong dengan cepat menutup mulutnya.

“Bukan, anggap saja itu bukan dia.” -Ucap Yoon Jong

Suara rendah Yoo Iseol mengungkapkan perasaan mereka.

‘Mengapa dia ada disana?’

‘Apakah dia benar-benar gila? Aku pikir keadaan akan menjadi damai karena tidak melihatnya beberapa hari. Apa yang kau pikirkan dengan pakaian itu disini?’

Baek Chun-CS sangat mengenali penampilan itu, tetapi murid-murid lain tampaknya belum mengenali identitas Chung Myung.

‘Kenapa kau tidak pergi,!’

Dengan kemampuan Chung Myung, keluar dari sini bukanlah tugas yang sulit. Tapi kenapa dia tidak lari?

Dasar kera sialan!

“Pe-pencuri itu, ah.. , aku tidak bisa melakukannya.” -Ucap Baek Chun

“Apa? Sahyung……?”

“T-Tidak….”

Murid murid Gunung Hua tampak bingung dengan pernyataan Baek Chun.

Baek Chun mengedipkan mata untuk memberikan kode kepada Chung Myung.

‘Pergilah sialan!’ -Batin Baek Chun

‘Hah?’

‘Pergilah cepat sialan, pergilah dari sini!’ -batin Baek Chun

‘Apa yang kau katakan?’ -Balas Chun Myung

Kode mata tidak bekerja.

‘Hancur sudah.’ -batin Baek Chun

Lalu Yoon Jong dengan cepat mendekat dan berbisik kepadanya.

‘Bagaimana ini?’ -Ucapnya

‘Kau pikir apa yang bisa aku lakukan dalam situasi ini?’

‘Mari kita tenangkan situasinya dulu.’ -Balas Baek Chun

Solusi terbaik, untuk saat ini, adalah membuat alasan yang masuk akal bagi Chung Myung untuk melarikan diri.

“Aku yang akan menghadapinya!” -Ucap Yoon Jong

Yoon Jong menghunus pedangnya dengan penuh semangat.

‘Aku hanya perlu mengayunkan pedang cukup lebar sehingga dia bisa melarikan diri sambil berpura-pura bertarung.’

Dia bukan pria yang bodoh, jadi dia akan melarikan diri sendiri.

Yoon Jong, yang telah mengambil keputusan, bergegas maju tanpa penundaan.

“Taaaaat! Persiapkan dirimu, Chung … Tidak! maksudku pencurii!”

Sambil bergegas masuk seperti itu, dia dengan penuh semangat mengedipkan mata pada Chung Myung.

‘Sekarang, Chung Myung. Saat aku mengayunkan pedang, tangkislah dan pergi menjauh …….’

Namun, sayangnya, kode matanya tidak mencapai Chung Myung.

Tiba-tiba, sesuatu mendekati wajahnya. Kemudian, secara bertahap semakin dekat dan tanpa sadar pandangannya menghitam

Chung Myung meninju Yoon Jong yang melompat kearahnya tepat di hidungnya, pada saat itu chung myung terlihat tersenyum bahagia.

‘Dasar bajingan.’ -Batin Yoon Jong

Pook!

“Aaaak!”

Yoon Jong terpental dan Terbang jauh sebelum berhenti ditanah sambil bergetar.

“Beraninya kamu menggunakan pedang? Apakah kau tidak takut masuk neraka jika tidak sengaja membunuhku!”

“…….”

Setelah menyaksikan hal itu, Baek Chun melihat ke langit.

Dia Mendesah…

“Hahaha. Kalau begitu aku akan pergi sekarang. sampai jumpa, murid-murid Gunung Hua. Hahahahaha!”

“…….”

Pria bertopeng itu melarikan dirinya sambil tertawa dengan keras.

“Pergi-Pergi kejar dia!” -Ucap murid murid

“Berhenti sialan, jangan lari!”

Murid-murid Gunung Hua, yang belum memahami situasinya, berlari mengikuti pencuri itu.

Baek Chun tersenyum kecil..


** 20 Chapter terbaru KLIK TRAKTEER**


 
**JOIN GRUP TELEGRAM**
https://t.me/Tetuasektegununghua

Comment

Options

not work with dark mode
Reset