Join channel kami untuk informasi ter-update: Channel Telegram Tetua Sekte
Project utama: Return of Mount Hua Sect Bahasa Indonesia
MANHWA CHAPTER 77 lanjut baca di novel Chapter 124, gas kan!

Return of The Mount Hua – Chapter 568

Return of The Mount Hua - Chapter 568

Gunung Hua Bisa Jadi Kacau. (Bagian 3)

Tetua Sekte, yang mendengar keadaan dari Im Sobyong, sedikit mengernyit.

‘Perselisihan internal Nokrim …….’ –batin Tetua Sekte

Situasinya sangat mengerikan.

Awalnya, tidak akan ada alasan bagi Gunung Hua untuk tertarik dengan masalah internal Nokrim. Namun, masalahnya adalah Raja Nokrim tinggal di sini saat ini.

“Lalu, apa yang akan kau lakukan?” –tanya Tetua Sekte

“Aku harus menekan mereka.” –jawab Im Sobyong

Jawaban Im Sobyong setegas pisau.

“Itu tidak akan mudah.” –ucap Tetua Sekte

“Aku tetap harus melakukannya.” –ucap Im Sobyong

Sebuah erangan lembut terdengar.

“Tetua Sekte. Anda mungkin tidak percaya, tapi aku sebenarnya tidak suka berkelahi dan aku benci melihat darah sama sekali.” –ucap Im Sobyong

“… Sepertinya begitu.” –ucap Tetua Sekte

Siapapun yang memperhatikan Im Sobyong selama beberapa hari saja akan memiliki jawaban yang sama dengan Tetua Sekte. Tentu saja, Kau tidak dapat menyimpulkan bahwa apa yang Kau lihat di luar adalah wajah asli seseorang, tetapi kecenderungan seseorang tidak mudah disembunyikan.

“Dan aku bukanlah orang yang sangat mendambakan kekuasaan. Jika ada orang yang cocok untuk menggantikanku, aku tidak akan repot-repot duduk di kursi Raja Nokrim dengan tubuh yang sakit ini.” –ucap Im Sobyong

Im Sobyong menatap mata Tetua Sekte dan berkata,

“Pedang Lembu Gila Go Hong, orang gila yang menyerang Nokchae sebelumnya terkenal dengan kepribadiannya yang kejam. Jika orang seperti itu menjadi Raja Nokrim, banyak saudara Nokrim yang akan mati kehabisan darah.” –ucap Im Sobyong

Im Sobyong, yang tadinya berbicara dengan pelan, menggelengkan kepalanya.

“Aku tidak tega melihatnya.” –ucap Im Sobyong

Chung Myung, yang mendengarkan saat itu, mendengus.

“Ada bandit yang baik dan ada yang jahat.” –ucap Chung Myung

Itu tidak salah, tapi bukan kata yang tepat untuk diutarakan di sini. Tetua Sekte mencoba menyalahkannya untuk itu, tapi Im Sobyong mengangguk tanpa diduga.

“Ya, itu benar, Dojang.” –ucap Im Sobyong

“Kau bandit yang baik?” –tanya Chung Myung

“Lebih tepatnya bandit yang baik …….” –jawab Im Sobyong

Tatapan Im Sobyong tertuju pada Chung Myung.

“Bukankah Dojang sudah memasuki benteng bandit sebelum kau bertemu denganku?” –tanya Im Sobyong

“Benarkah?” –tanya Chung Myung

Chung Myung menjawab dengan cemas tapi memiringkan kepalanya seolah dia tidak bisa mengingatnya dengan baik. Kemudian Yoon Jong berbisik di telinga Jo-Gol.

“Aku dengar dia tidur dengan kaki direntangkan, tapi orang yang dipukul tidak bisa tidur dengan kaki direntangkan. Aku kira dia sudah melupakan segalanya setelah dia memukul orang itu dengan sangat keras.” –ucap Chung Myung

“Benarkah?” –tanya Jo-Gol

Baru setelah Hyun Sang memelototkan matanya seolah-olah meminta mereka diam, keduanya menutup mulut dan menundukkan kepala.

“…… Ngomong-ngomong, sebelumnya Chung Myung Dojang menghajar Nokrim bersaudara di Benteng kami kan?” –tanya Im Sobyong

“Kurasa aku tidak membunuh mereka?” –balas Chung Myung

“Kenapa?” –tanya Im Sobyong

Chung Myung menggaruk bagian belakang kepalanya.

“Baiklah. Aku rasa mereka tidak melakukan kejahatan yang begitu serius sehingga mereka harus mati.” –balas Chung Myung

“Ya, itu benar. Chung Myung yang sudah membuat penilaian seperti itu sebelum Dojang mengenalku dan menjalin hubungan dengan Nokrim.” –ucap Im Sobyong

Im Sobyong berkata sambil mengangkat bahu.

“Dojang mungkin tidak menghakimi mereka karena belas kasihan.” –ucap Im Sobyong

“Hm.”

Semua orang mengangguk dengan agresif.

Chung Myung, tentu saja, biasanya bertingkah seperti orang bodoh. Namun, dia adalah orang yang tidak memiliki belas kasihan pada orang jahat atau musuh. Sebaliknya, dia sering menghunus pedangnya tanpa ampun seolah-olah dialah yang jahat.

Im Sobyong menyeringai.

“Jika itu adalah Nokrim di masa lalu, Chung Myung Dojang tidak akan membiarkan mereka pergi dengan mudah. Dari generasi sebelumnya, Nokrim didasarkan pada tidak menyakiti warga sipil sebanyak mungkin. Tentu saja, kami tetaplah bandit.” –ucap Im Sobyong

“…….”

“Namun, mereka yang berpartisipasi dalam pemberontakan ini, termasuk Pedang Lembu Gila Go Hong, menentang sikap itu. Mereka yang menguasai pegunungan sekarang berpikir bahwa lebih banyak uang masuk ketika mereka lebih agresif.” –ucap Im Sobyong

Tetua Sekte menghela nafas berat.

“Jika mereka menguasai nakchae, Nokrim pasti akan berubah. Mereka akan menjadi lebih kejam, lebih brutal.” –ucap Im Sobyong

Im Sobyong menatap Tetua Sekte seolah-olah dia telah menyelesaikan apa yang harus dia katakan.

“Pemimpin sekte.” –panggil Im Sobyong

“Katakan padaku.” –ucap Tetua Sekte

“Tolong bantu nokrim.” –ucap Im Sobyong

“…….”

“Aku tidak bisa melakukan ini sendirian. Mereka kuat. Beberapa dari mereka yang mengikuti pendahuluku mendukung aku, tapi itu tidak cukup. Nokrim didominasi oleh hukum rimba, jadi logika dan akal sehat tidak bisa membujuk mereka.” –ucap Im Sobyong

Tetua Sekte mengangkat sendok tehnya sambil mengerutkan kening. Tangannya mengaduk teh sedikit lebih cepat dari biasanya.

“Aku mengerti apa yang dikatakan Raja Nokrim.” –ucap Tetua Sekte

Ia bisa melihat betapa serius dan putus asanya Im Sobyong sekarang.

Im Sobyong yang dilihat oleh Tetua Sekte adalah sosok yang tidak kehilangan ketenangan dan senyumannya meski sendirian di tengah-tengah Sekte Gunung Hua sebagai Raja Nokrim. Namun sosok seperti itu tidak terlihat lagi.

“Tapi …….” –ucap Tetua Sekte

Tetua Sekte, yang telah merenung beberapa saat, menghela nafas pelan. Dan perlahan-lahan menatap para Tetua.

“Bagaimana menurutmu?” –tanya Tetua Sekte

“Itu tidak mudah.” –jawab Hyun Sang

Orang pertama yang menjawab adalah Hyun Sang.

“Ada garis yang jelas dalam diri Kangho. Tidak pernah mudah untuk mempersempit jarak antara Golongan Adil dan Golongan Jahat.” –ucap Hyun Sang

“Tidak peduli apa pun niat kita, dunia hanya akan melihat bahwa Gunung Hua telah ikut campur dalam urusan Nokrim.” –sambung Hyun Sang

“Kurasa begitu.” –ucap Tetua Sekte

Hyun Sang berkata dengan wajah datar.

“Gunung Hua adalah tempat di mana Kebenaran dan kerja sama dihormati. Esensinya tidak boleh diubah. Terus terang saja, ini hanyalah konflik internal Nokrim. Faksi Kebenaran tidak pernah ikut campur dalam perselisihan internal Faksi Jahat sejak Sejarah Kangho dimulai.” –ucap Hyun Sang

Tetua Sekte mengangguk pelan. Di saat yang sama, ia tidak melewatkan bibir Tetua Keuangan yang bergerak-gerak.

“Bagaimana denganmu?” –tanya Tetua Sekte

“Kenapa repot-repot dengan hal yang tidak berguna seperti itu?” –balas Tetua Keuangan

Tetua Keuangan mendengus dengan wajah kaku.

“Ada keuntungan besar bekerja sama dengan Nokrim. Bukankah peran Nokrim diperlukan untuk bisnis dengan Sekte Yuryong yang sedang Chung Myung usahakan?” –ucap Tetua Keuangan

“Benar sekali …….” –ucap Tetua Sekte

“Sementara itu, jika Raja Nokrim kehilangan posisinya, kita akan menjadi anjing yang mengejar ayam yang sudah memanjat atap. Siapa yang diuntungkan jika kita hanya berdiam diri?” –ucap Tetua Keuangan

Mendengar kata-kata Tetua Keuangan yang tidak disaring, Tetua Sekte mengerang kecil.

“Pembenaran itu! Apa kau pernah melihat Gunung Hua berhasil dengan baik dalam mengejar pembenaran? Seseorang harus menjaga mangkuknya sendiri. Bukan sekali atau dua kali aku merasa malu karena aku berada dalam posisi makan nasi yang diurus oleh murid kita. Kerja bagus. Kita hanya bisa memberikan pujian kepada mereka, tetapi haruskah kita memecahkan mangkuk nasi mereka sekarang?” –ucap Tetua Keuangan

Dengan kata lain, jangan memaksakan pembenaran yang tidak berguna ke dalam bisnis yang dilakukan Chung Myung.

Di masa lalu, Tetua Sekte akan mengerutkan wajahnya dan mengatakan sesuatu, tapi sekarang dia tahu bahwa Tetua Sekte ada benarnya.

Hal terakhir yang dijangkau oleh pandangannya adalah tempat Chung Myung duduk. Chung Myung duduk dengan wajah sedih, melihat ujung jarinya.

“Bagaimana menurutmu?” –tanya Tetua Sekte

“Pekerjaan ini?” –tanya Chung Myung

“Ya.” –jawab Tetua Sekte

Chung Myung menghela nafas sambil menatap langit-langit.

“Aku rasa jawabannya sudah ditentukan, tapi aku kesal karena aku tidak ingin melakukan itu aslinya.” –ucap Chung Myung

“Sudah diputuskan?” –tanya Tetua Sekte

“Ya, jadi Tetua Sekte mengatakan tidak ada cukup pembenaran saat ini, ya? Tetua Sekte juga khawatir pada orang yang akan menghujat kita kan?.” –ucap Chung Myung

“Ya, tentu saja …… Kau mungkin tidak terlalu peduli, tapi bukankah ada saat-saat ketika mata publik lebih kuat dari yang kau pikirkan?” –ucap Tetua Sekte

“Ya, aku tahu.” –Ucap Chung Myung

Chung Myung mengangkat bahunya.

“Tapi Tetua Sekte. Aku tak tahu kenapa Tetua Sekte mengkhawatirkan hal ini.” –ucap Chung Myung

“Ya?” –tanya Tetua Sekte

“Kebenaran hanyalah tentang melakukan hal yang benar dan membantu orang biasa dengan kekuasaan.” –ucap Chung Myung

“Itu benar.” –ucap Tetua Sekte

“Menurut yangban itu, jika kita membiarkan semuanya, para bandit akan merajalela. Apa yang lebih penting daripada mencegah hal itu?” –tanya Chung Myung

Tetua Sekte menghela nafas.

“Kau benar. Itu memang benar. Tapi apakah orang-orang di dunia akan mengerti hal itu?” –tanya Tetua Sekte

“Jika mereka tidak mengerti, kita bisa membuat mereka mengerti.” –balas Chung Myung

“Hah?” –sontak Tetua Sekte

“Ada seseorang di sini yang akan membuat mereka mengerti.” –ucap Chung Myung

“Hah?” –sontak Tetua Sekte

Chung Myung mengangkat dagu pada Im Sobyong. Tetua Sekte balik bertanya seolah tidak tahu apa maksudnya.

“Apa maksudmu?” –tanya Tetua Sekte

“Ei. Kenapa Tetua Sekte begitu lemot hari ini? Jika mereka mendengarkan apa yang baru saja dikatakan oleh yangban ini, kebanyakan orang akan mengerti, kan?” –ucap Chung Myung

“… Itu benar.” –ucap Tetua Sekte

“Kalau begitu kita bisa membiarkan dia mengatakannya di depan umum. Dan atas nama Raja Nokrim, kita bisa membuatnya meminta bantuan Gunung Hua.” –ucap Chung Myung

Wajah Tetua Sekte kosong sejenak mendengar ucapan yang tiba-tiba itu.

“Jadi …….” –Ucap Tetua Sekte

“Ya.” –ucap Chung Myung

“Biarkan Raja Nokrim secara resmi meminta Gunung Hua, ‘Tolong bantu aku’ begitu maksudmu?” –tanya Tetua Sekte

“Ya.” –jawab Chung Myung

“Dan saat Gunung Hua menjawab dan berkata, ‘Tentu, aku akan membantumu’. Kita akan membantu mereka, begitu?” –tanya Tetua Sekte

“Itu dia!” –seru Chung Myung

Tetua Sekte menatap Chung Myung dengan wajah seolah-olah bertanya, ‘Apakah si brengsek ini benar-benar sudah gila?

“Hei, kau bajingan! Itu tidak masuk akal!” –teriak Tetua Sekte

“Apa yang tidak masuk akal?” –tanya Chung Myung

“Apa yang bisa dibanggakan dari membantu bandit melakukan pekerjaan mereka? Syukurlah kalau kita tidak disamakan dengan bandit juga!” –teriak Tetua Sekte

“Tidak, ini adalah kesempatan yang bagus!” –teriak Chung Myung

“Bukankah bandit yang baik tidak mencuri uang? Tidak peduli apa pun bandit tetaplah bandit!” –teriak Tetua Sekte

Im Sobyong melihat ke langit-langit sambil mendengarkan percakapan yang penuh kekerasan itu. Kemudian dia menghela napas.

‘Tidak ada neraka yang seperti ini.’ –batin Im Sobyong

Pemimpin Sekte tampak memperhatikan para pendengarnya, tapi sekarang dia meninggikan suaranya di depan Raja Nokrim, berbicara tentang bandit.

‘Seharusnya aku pergi ke Shaolin.’ –batin Im Sobyong

‘Mengapa aku datang ke Gunung Hua …….’ –batin Im Sobyong

Pada saat itu, Tetua Sekte, yang mendapatkan kembali akal sehatnya sedikit, berdehem dan mengatur percakapan.

“Agar kata-katamu bisa diterima oleh orang umum, orang-orang di dunia harus mengakui bahwa Benteng yang sekarang memberontak, adalah kejahatan yang sesungguhnya. Tapi pada akhirnya, mereka semua hanya bandit di mata mereka.” –ucap Tetua Sekte

“Jadi, biarkan mereka mengerti dengan lebih baik.” –ucap Chung Myung

“…… Bagaimana?” –tanya Tetua Sekte

“Astaga. Tetua Sekte.” –ucap Chung Myung

“Kenapa?” –tanya Tetua Sekte

“Orang bilang kalau kau hidup tanpa uang, kau tidak tahu bagaimana cara membelanjakannya meskipun kau punya uang, dan kalau kau hidup tanpa kekuasaan, kau tidak tahu bagaimana cara menggunakannya meskipun kau punya kekuasaan. Sepertinya hal itu benar adanya” –ucap Chung Myung

“…….”

“Daripada menunggu rumor, kita bisa menyebarkannya. Kata-kata yang berisi posisi Raja Nokrim harus disebarkan ke semua tempat. Kita bisa Memanggil pengemis tua itu untuk memanfaatkan Serikat Pengemis, mengirim murid-murid Sekte Yuryong ke seluruh penjuru Jungwon untuk menyebarkan berita ini, dan memberi kabar pada Keluarga Tang Sichuan dan mengguncang sentimen publik di Sichuan.” –ucap Chung Myung

Tetua Sekte bertanya dengan mata terbelalak.

“A-apakah itu mungkin?” –tanya Tetua Sekte

“Tidak ada yang tidak bisa kita lakukan.” –ucap Chung Myung

Chung Myung mengangkat bahunya seolah-olah itu bukan masalah besar ..

“Kita tidak mengarang kata-kata yang tidak ada, kita hanya menyebarkannya lebih luas, dan itu bukan sebuah kesalahan.” –ucap Chung Myung

“…….”

“Dan jika Raja Nokrim mengakui satu hal, semuanya akan sempurna.” –ucap Chung Myung

Tatapan Chung Myung tertuju pada Im Sobyong. Im Sobyong kemudian tersentak dan bertanya.

“…… Apa yang akan kau inginkan lagi?” –tanya Im Sobyong

“Biaya perjalanan ekspedisi.” –ucap Chung Myung

“… Ya?” –tanya Im Sobyong

“Potong menjadi setengahnya.” –ucap Chung Myung

“…….”

Pipi Im Sobyong bergetar mendengar kata yang tiba-tiba itu.

“B-Biaya jalan itu sangat penting bagi Nokrim…….” –ucap Im Sobyong

“Jika kau ingin dihancurkan, lakukan sesukamu.” –ucap Chung Myung

“…….”

Sepertinya tidak ada ruang untuk berkompromi. Im Sobyong memejamkan matanya rapat-rapat. Namun ini bukanlah akhir dari kata-kata Chung Myung.

“Dan jangan pergi begitu saja demi uang yang kau miliki sekarang, dan ubahlah jalanmu.” –ucap Chung Myung

“Apa maksudmu dengan itu?” –tanya Im Sobyong

“Orang-orang berpikir bahwa uang mereka telah dicuri, jadi itu menciptakan masalah. Jangan muncul di tengah publik seperti sekarang dan menunggu di pintu masuk gunung dan mengawal mereka yang membayar. Sampai jalur gunung selesai.” –ucap Chung Myung

“…….”

“Ada banyak hal yang harus ditakuti oleh orang yang harus mendaki gunung di malam hari selain bandit. Yang paling representatif adalah harimau. Tidak mudah untuk menyeberangi gunung hanya karena tidak ada bandit.” –ucap Chung Myung

“Ya, itu sebabnya bahkan ketika kita menyeberangi gunung yang sudah dikenal, mereka meminta pengawalan dari seseorang atau menunggu di bawah gunung untuk waktu yang lama sampai orang-orang berkumpul.” –ucap Im Sobyong

“Kau bisa melakukan apa yang dilakukan oleh pengawal seperti sekarang.” –ucap Chung Myung

“…….”

“Jadi buanglah semua kulit binatang itu dan semua intimidasi itu dan pakaikan anak-anakmu dengan pakaian yang rapi! Dan ajari mereka cara tersenyum untuk bisnis! Ubah bisnismu menjadi bisnis pengawalan!” –seru Chung Myung

Mata Im Sobyong menatap Chung Myung yang sedang berbicara.

‘Apa dia sudah gila?’ –batin Im Sobyong

Tapi Chung Myung tidak peduli dan bertanya dengan percaya diri.

“Kenapa? Ada apa?” –tanya Chung Myung

“Dojang…. Bukannya aku tak pernah memikirkan hal itu. Tapi apakah kau pikir para bandit bisa melakukan itu ? …… ” –ucap Im Sobyong

“Kontrol?” –tanya Chung Myung

Chung Myung mengedipkan matanya.

“Setelah itu terpecahkan, tidak ada masalah lain, kan?” –taya Chung Myung

“… Tentu saja, tapi kontrol itu ….” –ucap Im Sobyong

“Aku akan mengurusnya, jadi kau tidak perlu khawatir.” –ucap Chung Myung

“Karena mereka sudah banyak dipukul oleh Sasuk dan Sahyung, inilah saatnya untuk menyelesaikan dendam mereka.” –sambung Chung Myung

Im Sobyong tidak tahu apa yang mereka bicarakan, tapi Baek Chun dan kelompoknya, yang duduk di belakang Chung Myung, mengangguk-angguk sambil menyilangkan tangan seolah-olah mereka mengerti.

“Jadi sudah beres, kan?” –tanya Chung Myung

Chung Myung menatap Tetua Sekte dan berkata,

“Nokrim mendapat keuntungan karena pemberontakan telah ditumpas, dan itu bagus untuk rakyat biasa karena mereka bisa hidup tidak terlalu brutal seperti sekarang. Dan tidak ada salahnya bagi Sekte Gunung Hua karena kita bisa mendapatkan reputasi karena mengubah Nokrim dan membantu orang biasa.” –ucap Tetua Sekte

“Uang yang kita hasilkan akan menjadi bantuan insidental.” –ucap Chung Myung

“Itu benar.” –ucap Tetua Sekte

Chung Myung menyeringai sambil memperhatikan Tetua Keuangan, yang memberikan kekuatan pada kata-katanya.

“Ini adalah hal yang baik untuk semua orang, jadi aku rasa tidak ada alasan khusus untuk menolak. Tentu saja, itu terserah Tetua Sekte.” –ucap Chung Myung

Mendengar kata-kata Chung Myung, Tetua Sekte termenung dengan wajah mengeras.

“Aku yakin para murid mengatakan bahwa mereka membutuhkan pertarungan yang sesungguhnya.” –ucap Tetua Sekte

Seperti yang dikatakan Chung Myung, ini adalah kesempatan untuk mendapatkan pembenaran, manfaat praktis, dan bahkan pengalaman. Dan ini juga dapat berperan dalam menarik perhatian Jungwon ke Gunung Hua pada saat pembentukan resmi Aliansi Kawan Surgawi.

Ini bukan tiga burung dengan satu batu, tapi empat burung dengan satu batu.

“Chung Myung-ah.” –panggil Tetua Sekte

“Ya.” –sahut Chung Myung

“Tapi bukankah kau bilang kau kesal pada awalnya karena kau tidak ingin melakukannya? Apa maksudnya itu?” –tanya Tetua Sekte

“Oh, itu?” –ucap Chung Myung

Saat ditanya oleh Tetua Sekte, Chung Myung melirik ke arah Im Sobyong.

“Bukannya aku tidak mendapatkan apa-apa, tapi aku merasa seperti membantu tanpa alasan. …..” –ucap Chung Myung

“…….”

“Jadi, setelah Tetua Sekte membuat keputusan, tolong tinggalkan ruangan ini untukku. Aku harus memikirkan berapa banyak yang harus kita dapatkan untuk ini dengan Tetua Keuangan.” –ucap Chung Myung

“…….”

Melihat Im Sobyong dengan bahu dan kepala menunduk, hampir tidak mungkin untuk membedakan siapa yang menjadi Faksi Benar dan siapa yang menjadi bandit.

Setelah terbatuk-batuk dengan canggung, Tetua Sekte melihat ke sekeliling semua orang di ruangan itu.

“Bagaimana pendapat kalian semua?” –tanya Tetua Sekte

“Apa yang perlu dipikirkan? Chung Myung benar.” –ucap Tetua Keuangan

“Tidak ada alasan untuk tidak setuju jika semuanya berjalan sesuai keinginan Chung Myung. Namun, sebelum itu, perlu ada pembenaran yang lebih rinci dan jelas.” –ucap Hyun Sang

Mendengar perkataan Tetua Keuangan dan Hyun Sang, Tetua Sekte menatap Im Sobyong dengan wajah yang berat.

“Apakah Raja Nokrim akan menerima semua saran yang diberikan oleh Chung Myung?” –tanya Tetua Sekte

“Dengan mempertaruhkan nama dan nyawaku, aku pasti akan melakukannya.” –balas Im Sobyong

Wajah Im Sobyong penuh dengan keteguhan hati. Tetua Sekte akhirnya mengangguk perlahan.

“Karena pendapat semua orang sama, aku akan menyetujui pekerjaan membantu Raja Nokrim untuk menstabilkan Nokrim dengan otoritas Pemimpin Sekte Gunung Hua.” –ucap Tetua Sekte

“Terima kasih, Tetua Sekte!” –seru Im Sobyong

Im Sobyong membungkuk dalam-dalam, menekuk punggungnya dengan keras. Tetua Sekte menatapnya dengan senyum hangat dan berkata,

“Raja Nokrim, jangan lupakan niat kami untuk membantu Nokrim, dan pikirkanlah rakyat jelata.” –ucap Tetua Sekte

“Ya!” –sahut Im Sobyong

“Keuhum, kalau begitu …….” –ucap Tetua Sekte

Setelah menyelesaikan ucapannya, Tetua Sekte berdiri dari kursinya.

Kemudian, seolah-olah yang lain telah menunggu, mereka beranjak dari tempat duduk dan berdiri. Chung Myung dan Tetua Keuangan adalah satu-satunya yang tersisa.

“…… Kalau begitu bicaralah dengan nyaman.” –ucap Tetua Sekte

Dengan suara batuk, Tetua Sekte dan murid-murid lainnya mengikuti.

Tinggal Im Sobyong sendirian di dalam ruangan bersama Tetua Keuangan dan Chung Myung.

“Hehe. Tentu saja.” –ucap Chung Myung

Chung Myung menyeringai dan menyelinap ke sisi Im Sobyong.

“Bisa kita mulai?” –tanya Tetua Keuangan

Dari sisi lain, Tetua Keuangan mendekat seolah-olah menghalangi langkah mundur.

Im Sobyong memejamkan matanya rapat-rapat.


** 20 Chapter terbaru KLIK TRAKTEER**


 
**JOIN GRUP TELEGRAM**
https://t.me/Tetuasektegununghua

Comment

Options

not work with dark mode
Reset