Anak-anak tumbuh dengan sangat baik. (Bagian 1)
Cerita bahwa Klan Es bertempur dan menang melawan Sekte Iblis dengan cepat menyebar ke seluruh Laut Utara.
“Jadi, apa kau mengatakan orang-orang berjubah hitam itu adalah anggota dari Sekte Iblis?” –tanya seorang warga
” Kau tidak tahu?” –balas seorang warga
“Apa yang akan diketahui oleh cacing bodoh sepertiku? Lalu apakah kau juga tahu?” –tanya seorang warga
“Meskipun rumornya cukup aneh, bukankah rumor itu tetap beredar? Bagaimanapun, aku mendengar anak yang dinobatkan sebagai Pemimpin Klan memimpin para prajurit Klan Es dan mengalahkan semua Pemuja Iblis.” –ucap seorang warga
“Huh. Kalau begitu orang tidak akan tiba-tiba menghilang lagi.” –ucap seorang warga
“Ya, ya! Dan itu berarti tak ada lagi orang aneh yang berkeliaran.” –ucap seorang warga
“A- Apa itu benar-benar terjadi?” –tanya seorang warga
“Ck ck ck. Apa kau hidup dengan ditipu oleh orang lain?” –balas seorang warga
Pria yang tampak lebih tua itu mendecakkan lidahnya dan melanjutkan ucapannya.
“Mereka yang memasuki Klan Es melihatnya dengan mata kepala sendiri dan memastikannya. Sepertinya Klan Es juga mengalamai kerusakan yang parah kali ini. Selain korban yang melimpah, bukankah obat-obatan dan barang-barang sekrarang sudah memasuki Klan Es dalam jumlah besar?” –ucap seorang warga
“Kalau begitu, itu benar-benar… ” –ucap seorang warga
“Aku sudah bilang begitu.” –ucap seorang warga
” Aku senang. Ini melegakan.” –ucap seorang warga
Mereka yang mendengar berita itu semua sangat senang karena hidup mereka sekarang akan berbeda. Sekarang mereka tidak perlu merasa takut untuk keluar rumah dan diculik oleh seseorang.
“Dengan pergantian Pemimpin Klan, dunia pun berubah.” –ucap seorang warga
“Bukankah katanya dia adalah putra dari mantan Pemimpin Klan? Jika dipikir-pikir, kehidupan tidaklah buruk selama masa pemerintahan mantan Pemimpin Klan.” –ucap seorang warga
“Harimau tidak akan pernah melahirkan seekor anjing.” –ucap seorang warga
Saat orang-orang berkumpul untuk memuji Seol So-baek, ekspresi orang tua yang memimpin percakapan di tengah menjadi sedikit halus.
“Namun …… Menurut yang kudengar, bukan pemimpin klan yang baru yang memimpin semua ini, tapi orang-orang dari Jungwon.” –ucap seorang warga
“Jungwon?” –sontak seorang warga
“Yang itu? Orang asing yang mengatakan pada kepala desa tertentu penyebab penyakit misterius itu.” –ucap seorang warga
“Ah!” –sontak seorang warga
“Oh, orang-orang itu!” –seru seorang warga
Mereka yang berkumpul bertepuk tangan, mengatakan bahwa mereka pernah mendengarnya.
Bukankah rumor bahwa ada orang asing yang memberikan obat untuk penyakit misterius yang beredar di Laut Utara baru-baru ini melanda Laut Utara?
Berkat pengumuman Kepala Desa Cho Gachon tentang pengobatan di mana-mana, banyak orang yang menderita penyakit misterius dapat memulihkan kondisi mereka dan bangkit.
“Kudengar orang-orang Jungwon itu memimpin Klan Es di garis depan dan bertempur melawan Sekte Iblis.” –ucap seorang warga
“Ei. Apakah itu masuk akal? Berapa banyak musuh yang ada disana?” –tanya seorang warga
“Oho, Bagaimana aku bisa mengarang hal seperti itu? Ini adalah apa yang dikatakan oleh para pejuang Klan Es sendiri. Mereka memang mengatakannya.” –ucap seorang warga
“Para prajurit?!!” –sontak seorang warga
Semua orang yang mendengus sampai beberapa saat yang lalu membuka mulut mereka lebar-lebar. Mereka tidak bisa tidak percaya apa yang dikatakan oleh prajurit Klan Es.
“T-Tidak, siapa mereka?” –tanya seorang warga
“Aku dengar, apa namanya? Hua? Hwa… Humm, pokoknya, aku dengar itu adalah Sekte Tao di Jungwon.” –ucap seorang warga
“Apa mereka dari Sepuluh Sekte Besar?” –tanya seorang warga
“Aku dengar begitu.” –jawab seorang warga
Semua orang yang sedang berbicara saling menatap wajah satu sama lain. Tidak ada cara untuk tidak mempercayainya, tapi itu adalah cerita yang tidak bisa mereka percayai dengan mudah.
“Jika itu benar, aku akan selamanya berterima kasih pada orang-orang Jungwon.” –ucap seorang warga
“Itu benar.” –ucap seorang warga
Angin hangat yang berhembus di Laut Utara mulai mencairkan tidak hanya Klan Es tetapi juga kehidupan orang-orang Laut Utara.
Murid-murid Gunung Hua menyelamatkan Klan Es dan juga menyelamatkan Laut Utara. Oleh karena itu, mereka pantas diperlakukan sebagai tamu paling terhormat Klan Es Laut Utara dan menikmati kesenangan terbesar.
…… Atau itulah yang seharusnya terjadi.
“……Gol.” -panggil Yoon Jong
“Ya.” -sahut Jo-Gol
“Air.” -ucap Yoon Jong
“……”
“Gol-ah!” -panggil Yoon Jong
“Ah, kenapaaa!” -sontak Jo-Gol
“… Es. Keuhh, ambilkan aku es. Tubuhku sakit sampai terasa mati.” -ucap Yoon Jong
“Tidak…” -balas Jo-Gol
“Gol-ah, ambilkan perban lagi …..” -ucap Yoon jong
“Kaaaahhh!” -teriak Jo-Gol
Jo-Gol, yang sudah tidak tahan lagi, melempar perban itu ke lantai.
“Ini sudah hari ketiga aku bekerja untukmu! Aku juga terluka! Tidak bisakah kau melihat perban ini?” -ucap Jo-Gol
Kemudian Baek Chun, yang sedang berbaring di tempat tidur, mengangkat kepalanya sedikit. Aneh rasanya melihat rambut panjang yang mencuat keluar dengan perban di kepala dan wajahnya.
“Kalau begitu apakah harus aku yang melakukan pekerjaan itu?” -tanya Baek Chun
“……..”
Saat tatapan mematikan muncul dari kedua mata yang terlihat di antara perban, Jo-Gol yang terdiam bergumam.
“Tidak… bukan itu yang kumaksud… tapi aku juga terluka.” -ucap Jo-Gol
“Kau bisa berjalan, bukan?” -tanya Baek Chun
“So-so, ada So-so juga! Kaki So-so juga baik-baik saja.” -ucap Jo-Gol
“Begitu juga dengan dokternya. Apakah kau akan meminta dokter untuk melakukan sesuatu?” -tanya Baek Chun
“Tidak, tapi…” -ucap Jo-Gol
Lalu.
“Gol.” -panggil Yoon Jong
“Ya?” -sahut Jo-Gol
Yoon Jong, yang terbaring seperti mayat di tempat tidur di samping Baek Chun, berjuang untuk bangkit seolah-olah dia baru saja keluar dari neraka.
“Bawakan esnya… sebelum aku memelintir lehermu.” -ucap Yoon Jong
“…….”
“Pipiku sakit sekali, kau bajingan.” -ucap Yoon Jong
“……Baiklah.” -ucap Jo-Gol
Jo-Gol menciut dengan lembut saat melihat Yoon Jong menggertakkan giginya. Dia bahkan tidak bisa membuat alasan karena dia bersalah.
Dalam sekejap, dia menjadi pengecut dan mulai bergerak lagi, meskipun dia bergumam kesal.
“Ughh…” -erang Yoon Jong
Matanya menatap langit-langit sambil berbaring dengan rileks.
“Sasuk…” -panggil Yoon Jong
“Apa?” -sahut Baek Chun
“Aku merasa seperti aku akan mati…” -ucap Yoon Jong
“… Itu melegakan. Aku bahkan tidak punya perasaan sekarang. Aku bahkan tidak tahu di mana sakitnya.” -ucap Baek Chun
Buntut dari pertempuran itu datang setelah pertempuran.
Itu adalah cedera yang bisa saja membunuhnya beberapa kali seandainya dia orang biasa. Dia sudah terbiasa dengan penderitaan, tetapi tidak mudah untuk menahan cedera seperti ini.
Terlebih lagi…
“Sialan, Bunga Iblis ini atau apapun itu…” -ucap Baek Chun
Baek Cheon mengangkat lengannya dan menggertakkan giginya saat ia melihat bintik-bintik hitam yang terlihat di antara perbannya.
Bunga Iblis.
Luka-luka yang disebabkan oleh Energi Iblis terus menggerogoti tubuhnya. Bunga Iblis yang tersisa di setiap luka adalah buktinya.
Berkat ini, energi internal yang seharusnya digunakan untuk memulihkan tubuh dikonsumsi untuk mengusir Bunga Iblis.
Inilah sebabnya mengapa pemulihan secara alami menjadi lambat.
Pada saat itu, Hye Yeon, yang sedang berbaring di tempat tidur di salah satu sudut, berjuang untuk mengangkat tubuhnya. Dan berkata dengan erangan samar.
“……… Aku merasa tidak enak badan.” -ucap Hye Yeon
“Biksu, apa kau merasa- Pfffttt!” -ucap Baek Chun tertawa
“Ada apa dengan- Pfffttt, Pfft!” -ucap Yoon Jong tertawa
Baek Chun dan Yoon Jong, yang secara alami melihat Hye Yeon, buru-buru mengalihkan pandangan mereka ke sisi lain, meskipun merasa sakit. Luka-luka itu mati rasa, tapi mereka tidak bisa menahan tawa.
“…… Apa yang salah?” -tanya Hye Yeon
Baek Chun dan Yoon Jong memegang perut mereka dan kejang-kejang, tertawa dan mengulangi rasa sakitnya.
“Ke- Kepala…” -ucap Baek Chun
“Ugh, aku bisa gila, kepala itu! Pffttt.” -ucap Yoon Jong
Ada bintik-bintik ………… bintik-bintik seperti kelopak hitam yang bermekaran di kepala Hye Yeon yang mengkilap. Akibatnya, tampak ada beberapa bintik-bintik rambut besar yang tersisa.
‘Aku seharusnya tidak tertawa!’ -batin Baek Chun
‘Aku merasa seperti akan mati.’ -batin Yoon jong
Meskipun mereka tahu bahwa mereka tidak boleh menertawakannya karena itu adalah luka yang ditimbulkan oleh Energi Iblis saat bertarung untuk hidup mereka, tubuh mereka sangat jujur.
“…… Ada apa denganmu, Siju?” -tanya Hye Yeon
“T-Tidak. Tidak ada apa-apa, biksu.” -ucap Baek Chun
“Tidak ada apa-apa!” -ucap Yoon Jong
Baek Chun nyaris tidak bisa menahan tawanya, menenangkan diri, dan menatap langit-langit lagi.
‘Itu adalah perang yang mengerikan.’ -batin Baek Chun
Sejujurnya, dia tidak ingin mengalaminya lagi. Sekte Iblis adalah satu hal, tetapi mereka masih mati rasa memikirkan uskup yang seperti iblis itu.
Mereka beruntung masih bisa berbaring dan tertawa seperti ini.
“Sagu! Coba pakai ini. Ini adalah obat khusus dari Keluarga Tang, dan ini yang terbaik untuk luka bengkak! Aku baru saja membuatnya. Tidak, tidak. Aku akan memakaikannya untukmu, jadi diamlah.” -ucap Tang So-so
“…….”
Kepala Baek Chun menoleh dengan lemah.
Tang So-so terlihat membuka perban Yoo Iseol dan mengoleskan banyak pasta dengan hati-hati ke wajahnya. Sentuhannya sangat hati-hati, seakan-akan ia takut wajah Yoo Iseol akan tertekan atau terluka jika tidak hati-hati.
“… So-so.” -panggil Baek Chun
“Apa?” -sahut Tang So-so
“Apa itu obat untuk mengurangi pembengkakan?” -tanya Baek Chun
“Ya.” -jawab Tang So-so
“Kalau begitu aku juga… ” -ucap Baek Chun
“Ah, ya.” -ucap Tang So-so
Tang So-so mengeluarkan salep dari lengan bajunya dan melemparkannya pada Baek Chun.
“……..”
“Pakailah. Ini akan bekerja dengan baik.” -ucap Tang So-so
Baek Chun memejamkan matanya rapat-rapat. Matanya basah oleh air mata.
‘Tapi aku adalah Daesahyung-mu…’ batin Baek Chun
Para bajingan ini menganggap pangkat sebagai kotoran di telapak kaki mereka. Dulu tidak seperti ini, tapi bagaimana…
‘Tidak, ini semua karena bocah sialan itu.’ -batin Baek Chun
Baek Chun, yang teringat pada Chung Myung, mengangkat kepalanya dan bertanya pada So-so.
“Tapi So-so.” -panggil Baek Chun
“Ya?” -sahut Tang So-so
“Apa Chung Myung sudah membaik?” -tanya Baek Chun
“……..”
Wajah Tang So-so menjadi sedikit lebih muram.
“Cederanya sangat parah. Jujur saja, sungguh menakjubkan dia masih hidup.” -ucap Tang So-so
“Aku sudah selesai dengan luka luarnya untuk saat ini, tapi luka dalamnya sangat parah… ” -sambung Tang So-so
Baek Chun menghela nafas.
Tidak seperti mereka, yang dengan cepat sadar kembali, Chung Myung tetap dalam keadaan koma selama tiga hari setelah dibawa ke Klan Es.
Lukanya sangat serius sehingga dia tidak bisa berbagi kamar dengan mereka dan menerima perawatan secara terpisah di kamar pribadinya.
“Dia tidak akan mengalami masalah, bukan?” -tanya Baek Chun
“…… Aku rasa itu tidak akan menjadi masalah. Bukan orang lain, bagaimanapun juga ini adalah Chung Myung Sahyung.” -ucap Tang So-so
Baek Chun mengangguk pelan mendengar kata-kata Tang So-so.
“Ya, dia akan baik-baik saja.” -ucap Baek Chun
Kemudian pintu yang tadinya tertutup tiba-tiba terbuka. Yoon Jong marah tanpa menoleh.
“Kenapa lama sekali membawakan es, dasar berandal? Ini hanya es!” -teriak Yoon Jong
“…… Es?” -tanya Chung Myung
“Itu… Hah?” -sontak Yoon Jong
Yoon Jong, yang hendak menjawab, menegakkan tubuhnya sedikit dan melihat ke arah pintu. Chung Myung, yang memiliki perban di sekujur tubuhnya, menundukkan kepalanya ke samping.
“Sahyung sudah banyak berkembang. Tak kusangka aku melakukan tugas untuk mereka sekarang.” -ucap Chung Myung
“…… Ka-Kapan kau sampai di sini?” -tanya Yoon Jong
‘Dan kenapa kau baik-baik saja?’ -batin Yoon Jong
“Es? Ya, es itu bagus. Aku akan memberikannya padamu sekarang.” -ucap Chung Myung
“Chu- Chung Myung-ah! Bukan begitu, aku kira kau Jo-Gol!” -seru Yoon jong
“…… Bukankah itu lebih menjengkelkan?” -tanya Chung Myung
“Hah?” -sontak Yoon Jong
‘…… Eh, itu bisa dimengerti. Eh, itu benar.’ -batin Yoon Jong
Chung Myung berjalan ke arah jendela dan membukanya. Kemudian dia mengambil bongkahan es dari dinding luar yang membeku dan melemparkannya ke arah Yoon Jong.
“Aigoo, Sahyung! Ini dia esnya! Es!” -seru Chung Myung
“Ja- Jangan lempar! Aaaaakh!” -teriak Yoon Jong
Setelah menerima es, Yoon Jong berguling di tempat tidur, berteriak seolah lukanya terbuka. Melihat itu, Chung Myung mendecakkan lidahnya.
“Kau masih mengeluh tentang betapa sakitnya kau! Kau lemah! Di jaman ku dulu, aku bahkan tidak repot-repot menjahit tiga atau empat luka pedang! Luka itu akan sembuh jika kau hanya menutupinya dengan tanah!” -seru Chung Myung
“… Itu karena kau berasal dari seorang pengemis.” -ucap Baek Chun
“Dongryong, diamlah.” -ucap Chung Myung
Chung Myung sedikit mengernyit dan merobek perban yang membalut tubuhnya.
“Ei, perban macam apa yang kau gunakan untuk membungkusnya seperti ini! Tidak nyaman.” -ucap Chung Myung
“Ah, kau belum bisa melepaskannya…!” -sontak Tang So-so
Tang So-so, yang hendak mencegahnya, terkejut melihat tubuh Chung Myung, yang terlihat saat perbannya terlepas.
Seluruh tubuhnya, yang dikira rusak parah karena terkoyak dan terbelah, ternyata sudah penuh dengan daging baru.
“…… D-dia seorang manusia, kan?” -sontak Tang So-so
Dia bukan dokter sungguhan, tapi dia telah melihat banyak orang yang terluka. Hal itu benar-benar tidak dapat dipahami oleh akal sehatnya.
“…… Apa kau sudah lebih baik sekarang?” -tanya Baek Chun
“Aku dalam kondisi yang baik.” -jawab Chung Myung
“……Benarkah?” -tanya Baek Chun
Baek Chun yang berdiri dari tempat tidur, terhuyung-huyung menghampiri Chung Myung.
“Apa?” -tanya Chung Myung
Chung Myung memiringkan kepalanya.
Bukan hanya Baek Chun yang merasa aneh. Sahyung yang lain juga turun dari tempat tidur mereka dalam diam dan perlahan-lahan mengerubungi Chung Myung bersama Baek Chun.
“Hah? Ada apa?” -sontak Chung Myung
Baek Chun menyeringai pada Chung Myung yang membuka matanya lebar-lebar.
“Chung Myung-ah.” -panggil Baek Chun
“Hah?” -sontak Chung Myung
“Kau sudah membaik, tapi kami sedang sakit sekarang.” -ucap Baek Chun
“…… Lalu?” -tanya Chung Myung
“Tidak peduli seberapa banyak aku memikirkannya, ini sepertinya karena energi internalmu jauh lebih murni.” -ucap Baek Chun
“……. Itu benar. Tapi apa yang salah dengan itu?” -tanya Chung Myung
“Jadi aku memikirkannya.” -ucap Baek Chun
Baek Chun memperlihatkan giginya dengan sedikit agresif.
“Kurasa kita akan segera sembuh jika kita mendapatkan kekuatan internal yang lebih baik.” -ucap Baek Chun
“…… Aku rasa begitu. Kau mengatakan sesuatu yang sudah jelas…” -ucap Chung Myung
“Maksudku.” -ucap Baek Chun
Kegilaan mulai muncul dalam tatapan mereka.
“Berikan kepada kami, Obat Mujarab Gongchong.” -ucap Baek Chun
“……..”
” Aku tidak berharap banyak. Satu tetes. Satu tetes saja sudah cukup. Satu tetes per orang!” -seru Baek Chun
“……..”
“Menyerahlah, atau kita akan melihat akhir dari semua ini.” -ucap Baek Chun
“……..”
Chung Myung menatap kosong ke arah para Sahyung yang mengelilinginya.
Ia tak merasa mereka berbicara sebelumnya, tapi begitu Baek Chun bergerak, ia merasa mereka bergerak dengan tarikan nafas yang sama seperti menghalangi langkah seseorang. Rasanya seperti air mata keluar dari hatinya.
‘Tapi… mengapa biksu palsu itu melakukan hal yang sama?’ -batin Chung Myung
Dan…
“…… Kapan Jo-gol Sahyung ada di sana?” -tanya Chung Myung
“Hah? Baru saja.” -balas Jo-Gol
“Apa Sahyung tahu apa yang sedang terjadi?” -tanya Chung Myung
“Tidak, aku tidak tahu apa yang sedang terjadi, tapi kupikir aku harus menurut.” -ucap Jo-Gol
“… Benarkah?” -tanya Chung Myung
Chung Myung perlahan menoleh. Langit biru dan sinar matahari menerobos masuk melalui jendela yang terbuka.
‘Sahyung.’ -batin Chung Myung
‘Cheon Mun Sahyung.’ -batin Chung Myung
‘Anak-anak tumbuh dengan sangat baik.’ -batin Chung Myung
‘Baik… dalam arti yang berbeda…’ -batin Chung Myung