Join channel kami untuk informasi ter-update: Channel Telegram Tetua Sekte
Project utama: Return of Mount Hua Sect Bahasa Indonesia
MANHWA CHAPTER 77 lanjut baca di novel Chapter 124, gas kan!

Return of The Mount Hua – Chapter 527

Return of The Mount Hua – Chapter 527

Jangan Tundukkan Kepalamu. (Bagian 2)

 

Sebuah tatapan seperti es ditempatkan di ruang kosong di mana seharusnya lengan Pelayan Uskup berada.

 

Tatapan Uskup bergeser dari bahunya yang gelap ke kotak yang dipegangnya.

 

“Uskup.” -ucap Pelayan Uskup

 

Pelayan Uskup itu menatap Uskup dengan wajah penuh tekad dan membuka mulutnya.

 

“Kami gagal menyelesaikan perintah untuk mengambil Kristal Es yang diambil oleh orang-orang Jungwon, tapi untungnya, kami menemukan Kristal Es yang disembunyikan oleh Seol Cheonsang.” -ucap Pelayan Uskup

 

Alis Uskup bergerak-gerak.

 

Dia tampak memikirkan sesuatu tanpa mengucapkan sepatah kata pun, tetapi dia perlahan membuka mulutnya setelah beberapa saat.

 

“Kehilangan separuh dari para jemaat.” -ucap Uskup

 

“…….”

 

” Kau nyaris tidak selamat dan kembali.” -ucap Uskup

 

“… Aku minta maaf.” -ucap Pelayan Uskup

 

Uskup, yang sedang menatap Pelayan Uskup itu, mengangguk perlahan.

 

“Bagus sekali.” -ucap Uskup

 

Mendengar pernyataan yang tak terduga itu, Pelayan Uskup mengangkat kepalanya dan menatap Uskup.

 

“Pasti ada sesuatu yang tidak terduga, tetapi kau tetap menyelesaikan misimu. Kau benar-benar luar biasa.” -ucap Uskup

 

Dia segera mulai gemetar. Dan ia memejamkan matanya dengan erat seolah-olah diliputi oleh gairah.

 

Dia merasa dihargai atas segalanya oleh kata-kata Uskup.

 

“Berikan Kristal Es itu padaku.” -ucap Uskup

 

“…….”

 

Namun, meskipun Uskup memintanya, Pelayan Uskup itu bahkan tidak bergerak dengan kotak Kristal Es di tangannya. Dia hanya menatap Uskup dengan mata penuh tekad.

 

Uskup mengerutkan kening melihat ini.

 

“Apa maksud dari semua ini?” -tanya Uskup

 

“Uskup.” -panggil Pelayan Uskup

 

Pelayan Uskup menundukkan kepalanya perlahan. Itu adalah langkah yang putus asa.

 

“Tolong jangan abaikan permintaan kecil dari orang yang mempertaruhkan nyawanya untuk mendapatkan Kristal Es.” -ucap Pelayan Uskup

 

“…….”

 

Setelah mendengar permintaan itu, wajah Uskup berubah. Menatap Pelayan Uskup dengan mata yang tidak setuju, dia perlahan membuka mulutnya.

 

“Tidakkah kau tahu bahwa tidak ada yang dapat mendahului kebangkitan-Nya?” -ucap Uskup

 

Itu adalah suara dengan niat membunuh yang menyeramkan. Penuh dengan keinginan untuk memenggal lehernya saat itu juga jika dia tidak menyukai isi jawabannya.

 

Namun, Pelayan Uskup, dengan tenang menerima maksud tersebut dengan seluruh tubuhnya.

 

“Hal itu hanya bisa dilakukan dengan kehadiran Uskup.” -ucap Pelayan Uskup

 

“…….”

 

“Kedatangan Iblis Surgawi, Berkah Bagi Semua Iblis. Uskup, tolong jangan menutup mata terhadap permintaan kecil dari mereka yang telah menegakkan kehendak itu dan berhasil.” -ucap Pelayan Uskup

 

Uskup, yang menatap Pelayan Uskup dengan mata yang tidak setuju, akhirnya menghela nafas pelan.

 

“Kau benar-benar bodoh.” -ucap Uskup

 

Dia membuka ikatan pakaian depannya.

 

Melihat dadanya yang benar-benar tanpa busana, Pelayan Uskup itu mengintip dan mengunyah bibirnya.

 

Sebuah es berwarna sedikit biru dan transparan, yang terasa lebih berubah-ubah daripada sekedar terang, menutupi semuanya dari dada kiri ke sisi kanan.

 

Itu adalah pemandangan aneh yang membuat siapa pun pasti akan terkejut.

 

“Berikan padaku.” -ucap Uskuo

 

“Ya.” -balas Pelayan Uskup

 

Pelayan Uskup itu mengeluarkan dua Kristal Es dari dalam kotak dan mengulurkannya dengan sopan. Tapi Uskup hanya mengambil satu dan meletakkannya di atas balok es di dadanya.

 

Cleb!

 

Kristal Es itu menancap di balok es. Pada saat yang sama, es putih itu mulai bersinar lebih biru.

 

Mungkin karena rasa sakit atau kedinginan, erangan lembut keluar dari mulut Uskup. Namun, sebaliknya, kulitnya yang pucat perlahan-lahan mulai berubah menjadi segar.

 

“Kau sudah selesai?” -tanya Uskup

 

Pelayan Uskup memegang kristal es yang tersisa di tangannya ..

 

Penyesalan di matanya tidak sepenuhnya hilang, tapi dia tahu lebih baik daripada orang lain bahwa dia harus mundur pada saat ini.

 

Dia berlutut, mengembalikan Kristal Es yang dia pegang, dan dengan sopan menyerahkan kotak itu.

 

“Ini dia.” -ucap Pelayan Uskup

 

Ujung jari Uskup sedikit gemetar.

 

Semangat berkobar di matanya saat dia memeriksa Kristal Es tersebut.

 

‘Akhirnya…’ -batin Uskup

 

Tangannya menggenggam kotak itu dengan erat.

 

Akhirnya, kondisi terakhir untuk upacara kebangkitan sudah siap. Segera, dunia akan menyaksikan kebangkitan Iblis Surgawi dengan matanya sendiri.

 

Tapi …….

 

Uskup, yang tampaknya siap untuk berlari ke upacara setiap saat, berdiri di sana seolah-olah dia telah berakar dan menatap Pelayan Uskup itu.

 

“Uskup.” -panggil Pelayan Uskup

 

Pelayan Uskup itu tersenyum dengan wajah pucat dan berkata dengan suara lemah.

 

“Kedatangan Iblis Surgawi, Berkat Bagi Semua Iblis. Kebangkitan Iblis Surgawi adalah harapan dan misi yang telah lama didambakan oleh semua orang percaya.” -ucap Uskup

 

“…….”

 

Meskipun dimarahi dengan penuh amarah, Utusan itu hanya tersenyum.

 

Ttuk.

 

Dan kemudian semua gerakan berhenti sepenuhnya. Uskup, yang menatapnya dengan tenang saat napasnya berhenti, perlahan menutup matanya.

 

Pertama-tama, adalah hal yang luar biasa bahwa dia menahan seluruh tubuhnya seperti itu sampai sekarang. Dengan hanya keinginan untuk bertemu dengannya dan memberikan Kristal Es, dia membawa tubuhnya, yang seharusnya langsung mati, ke tempat ini.

 

“Kau sangat baik.” -ucap Uskup

 

Uskup bergumam pelan dan melambaikan tangannya dengan ringan di udara.

 

Kemudian api putih muncul dari tubuh Pelayan Uskup yang meninggal dalam posisi duduk. Api yang mulai berkobar dengan hebat, dengan cepat melalap tubuh Pelayan Uskup tersebut.

 

Setelah menyaksikan pemandangan itu untuk beberapa saat, Uskup membalikkan tubuhnya dan bergerak ke kedalaman gua.

 

‘… Sepertinya kelompok di Jungwon lebih kuat dari yang aku kira.’ -batin Uskup.

 

Pelayan Uskup itu hanya bisa kembali dengan nyawanya yang utuh dengan mengerahkan seluruh tenaga untuk melarikan diri.

 

Itu benar-benar mustahil jika yang melakukan gerombolan Klan Es itu.

 

‘Jungwon’. -batin Uskup

 

Tanpa sadar Uskup meraih Kristal Es yang menutupi dadanya.

 

Wajahnya berubah seperti iblis.

 

‘Jungwon pengkhianat itu …….’ -batin Uskup

 

Jika bukan karena luka ini, dia akan meninggalkan tempat ini dan membunuh semua orang kafir yang mengotori tanah suci di mana Iblis Surgawi akan dibangkitkan.

 

Luka yang ditinggalkan oleh perang mengerikan yang merenggut segalanya dari Magyo, membuatnya tidak dapat melarikan diri dari tanah terdingin di Laut Utara.

 

Berdenyut.

 

Lukanya terasa sangat dingin.

 

Wajah Uskup, yang menggigit bibirnya erat-erat, dipenuhi dengan kebencian dan kemarahan yang tak terelakkan.

 

Ketika dia memejamkan matanya, sosok pria seperti iblis yang memotong dada Iblis Surgawi masih muncul di benaknya.

 

Karena dia tidak mati di sana, dia harus menyaksikan adegan Iblis Surgawi dipotong.

 

Bahkan setelah lebih dari seratus tahun berlalu, adegan itu masih terukir di benaknya seperti sebuah gambar, membuatnya sangat kesakitan.

 

Uskup, mengambil langkah tegas, dan segera mencapai titik terdalam gua. Sebuah gua besar dan lukisan besar berbentuk Asura yang tergantung di sana menarik perhatiannya.

 

Wajah Uskup, yang meraih Kristal Es, dipenuhi dengan kegembiraan yang tak terlukiskan.

 

“Kedatangan Iblis Surgawi, Berkah Bagi Semua Iblis!” -seru Uskup

 

Dunia akan segera tahu.

 

Ketakutan yang sesungguhnya.

 

* * * Di tempat lain * * *

 

“Ini dia! Aku telah membawa semua Pil Es Salju yang tersisa di Klan Es.” -ucap Seol So-baek

 

“Makanlah satu per satu. Ini memiliki khasiat obat yang baik. Oh, ada satu yang tersisa untukku juga.” -ucap Chung Myung

 

“Kalian bisa mengoleskan ini pada lukanya! Ini adalah salep Geumchang (Luka pedang) terbaik yang bisa kalian dapatkan di Klan Es!” -ucap Seol So-baek

 

“Oh, bukankah ini harum? Ini berkualitas tinggi, berkualitas tinggi!” -seru Chung Myung

 

“Tolong anggap ini sebagai rumahmu dan beristirahatlah dengan tenang sampai kalian pergi! Aku juga akan menyiapkan makanan terbaik.” -ucap Seol So-baek

 

“Tapi apa kau masih punya alkohol lagi?” -tanya Chung Myung

 

Baek Chun tersenyum senang pada Chung Myung, yang menambahkan sebuah tepuk tangan di setiap akhir perkataan Seol So-baek.

 

“Chung Myung-ah.” -panggil Baek Chun

 

“Ya?” -sahut Chung Myung

 

“… Kita sedang terburu-buru, kan?” -tanya Baek Chun

 

“Benar.” -jawab Chung Myung

 

“…… Kau tidak terlihat terburu-buru sama sekali.” -ucap Baek Chun

 

“Ei. Bagaimana kau bisa mengatakan itu? Aku sedang terburu-buru sekarang. Perutku terasa panas.” -ucap Chung Myung

 

“Itu karena kau minum minuman keras seperti minum air, bajingan!” -teriak Baek Chun

 

Saat Baek Chun Cheon mencoba melompat ke arah Chung Myung dengan busa di mulutnya, Yoon Jong dan Jo-Gol secara alami mencengkeram tangannya dan menahannya.

 

“Fiuh, Sasuk. Tolong tenanglah. Ini bukan hanya terjadi sekali atau dua kali! Bagaimana kau bisa selalu begini?” -ucap Yoon Jong

 

“Karena itulah aku melakukan ini! Aku tahu! Berapa kali aku harus mengatakan ini padanya!” -teriak Baek Chun

 

” Pemimpin Klan sedang memperhatikan.” -ucap Jo-Gol

 

“Ah, benar.” -ucap Baek Chun

 

‘Pemimpin Klan?’ -batin Baek Chun

 

‘Kalau begitu, ini masalah yang lebih besar lagi!’ -batin Baek Chun

 

Baek Chun menatap Seol So-baek dengan tatapan yang tak bisa dimengerti.

 

Seol So-baek terpaku pada Chung Myung seolah-olah ia telah menjadi murid Gunung Hua setelah Baek Chun mengutarakan niatnya untuk bergabung dengan Penaklukan Sekte Iblis semalam.

 

‘Benar. Anggap saja itu tidak apa-apa. Itu bisa saja terjadi.’ -batin Baek Chung

 

Tapi …….

 

“Apa kau punya alkohol lagi?” -tanya Chung Myung

 

“Aku akan mengambilnya sekarang!” -seru Seol So-baek

 

“Keueu, mereka pandai membuat alkohol. Apakah karena mereka tinggal di tempat yang dingin? Ini minuman yang sangat hangat, semuanya ada di mulutku …….” -ucap Chung Myung

 

“Hei, bajingan busuk!” -seru Baek Chun

 

Tak tahan mendengarnya lagi, Baek Chun meraih Jo Gol dan melemparkannya ke arah Chung Myung. Namun Chung Myung berhasil menghindari Jo-Gol dengan sedikit memutar tubuhnya.

 

Bam!

 

Jo-Gol tersangkut di tembok dan terjatuh.

 

Chung Myung mendecakkan lidahnya melihat kejadian itu.

 

“Apa yang kau lemparkan pada seorang anak kecil? Jika aku melakukan sesuatu yang salah, katakan saja. Kau tidak bisa hanya berpegang pada kekerasan, Sasuk.” -ucap Chung Myung

 

“Keuk… Lukanya… …….” -ucap Baek Chun

 

“Tenanglah, Sasuk. Lukanya nanti terbuka lagi.” -ucap Yoon Jong

 

“… Berhentilah minum, dasar berandal!” -seru Baek Chun

 

Seol So-baek menghela nafas melihat ruangan yang semakin kacau.

 

Sulit dipercaya bahwa orang-orang yang memojokkan Sekte Iblis  dan orang-orang di depannya adalah orang yang sama.

 

‘Orang Gunung Hua tidak semuanya seperti ini, kan?’ -batin Seol So-baek

 

Seol So-baek memendam harapan sia-sia tanpa alasan.

 

“Amitabha, Baek Chun Siju, tolong tenanglah.” -ucap Hye Yeon

 

Hye Yeon yang sedari tadi terdiam, membuka mulutnya dengan senyuman hangat.

 

“Aku sangat mengerti kalau kita sedang terburu-buru, tapi ini bukanlah sesuatu yang bisa diselesaikan hanya dengan terburu-buru. Ini akan memakan waktu satu hari penuh hanya untuk mengobati yang terluka dan mengatur kembali yang tersisa untuk bersiap melawan Sekte Iblis.” -ucap Hye Yeon

 

Baek Chun menghela nafas panjang karena frustasi.

 

“Aku tahu itu dengan baik, tapi …….” -ucap Baek Chun

 

Jantungnya berdegup kencang. Tidak, sampai-sampai dia tidak bisa mengungkapkannya hanya dengan kata-kata karena hatinya terburu-buru.

 

Kebangkitan Iblis Surgawi.

 

Siapa yang tidak tahu betapa beratnya kata-kata itu?

 

Namun, ketika mendengarnya beberapa hari yang lalu, tingkat beban yang dirasakannya berbeda sekarang. Ada dua alasan.

 

Pertama, begitu dia menyadari betapa kuat dan gilanya Sekte Iblis, dia mulai menyadari betapa mengerikannya keberadaan Iblis Surgawi.

 

Dan kedua…….

 

‘Jika orang-orang seperti itu berkomplot atas nama Iblis Surgawi, itu bukan hanya omong kosong atau keberanian yang bodoh saja.’ -batin Baek Chun

 

Orang yang sudah mati hidup kembali.

 

Pada awalnya, dia tidak bisa menghilangkan keraguan tentang apakah itu mungkin.

 

Tapi sekarang dia bisa yakin. Melihat mereka menjadi gila, jelaslah bahwa mereka telah menemukan sebuah cara.

 

Tapi bagaimana dia bisa begitu tenang?

 

“Jika kita berlarut-larut, itu mungkin benar-benar tidak dapat diubah! Bukankah kita harus bergegas?” -ucap Baek Chun

 

Saat Baek Chun berkata dengan wajah serius, Chung Myung meletakkan botol yang ada di mulutnya dan mengangkat bahu.

 

“Kalau begitu, ayo kita bergegas.” -ucap Chung Myung

 

“Ya!” -sahut Baek Chun

 

“Tapi bukan kita yang memutuskan.” -ucap Chung Myung

 

“……Hah?” -sontak Baek CHun

 

Chung Myung menoleh sedikit dan menatap Seol So-baek.

 

“Butuh pengorbanan sebesar ini untuk mengusir Pelayan Uskup dan mengalahkan beberapa Pemuja Iblis. Tapi di markas mereka ada seorang Uskup di sana.” -ucap Chung Myung

 

“…….”

 

“Tentu saja, dia mungkin bukan uskup yang sebenarnya, tapi posisi uskup di Sekte Iblis memiliki arti. Kebanyakan orang bahkan tidak bisa menyebut diri mereka Uskup. Mungkin …… seorang monster.” -ucap Chung Myung

 

Keheningan yang berat menyelimuti para murid Gunung Hua. Mereka tertegun dan menahan nafas sambil menatap Chung Myung.

 

Apakah Chung Myung pernah menilai seseorang dengan sangat tinggi? Bukankah Chung Myung adalah orang yang meremehkan sebagian besar hal di dunia ini?

 

Bahkan Shaolin Bangjang pun tidak mendapatkan penilaian seperti itu dari Chung Myung.

 

“Jika kita tidak mempersiapkan diri dengan baik dan bertemu dengan mereka, kita akan benar-benar dimusnahkan. Oleh karena itu, tetaplah tenang, Sasuk. Semakin genting, kau harus semakin tenang.” -ucap Chung Myung

 

Tenaga perlahan-lahan terkuras dari pundak Baek Chun.

 

Chung Myung menyeringai dan melemparkan satu Pil Es Salju yang dibawa oleh Seol So-baek ke arah murid Gunung Hua.

 

“Makanlah dan berkultivasi. Saat kau membuka matamu, kau harus bertarung lagi.” -ucap Chung Myung

 

“… Aku mengerti.” -ucap Baek Chun

 

Setelah mengendalikan pikiran mereka yang mendesak, mereka menaruh Pil Es Salju yang diberikan oleh Chung Myung ke dalam mulut mereka dan duduk bersila di tempat. Saat Hye Yeon mulai berkultivasi, ruangan menjadi hening dalam sekejap.

 

Chung Myung memandangi mereka dengan tenang.

 

Sejak kapan mereka tumbuh begitu besar? Anak-anak kecil itu sekarang sudah cukup dewasa untuk memimpin sekte lain.

 

“Apakah ini rasa ‘bangga’ yang mereka bicarakan?’ -batin Chung Myung

 

Chung Myung yang menggaruk bagian belakang kepalanya, menatap Seol So-baek dan berkata,

 

“Kau juga harus tidur.” -ucap Chung Myung

 

“Aku baik-baik saja.” -balas Seol So-baek

 

“Aku tahu kau belum tidur sedikitpun sejak kemarin. Sekarang kita harus bertarung lagi, jadi jangan keras kepala dan tidurlah. Merawat tubuh juga merupakan kebajikan seorang pemimpin.” -ucap Chung Myung

 

“……Ya.” -ucap Seol So-baek

 

Seol So-baek duduk di pojokan tanpa membantah lagi. Dan sebelum ia sempat menghembuskan nafas, ia sudah tertidur dalam sekejap.

 

Mendengarkan napas Seol So-baek yang bernada rendah, Chung Myung menatap semua orang dengan mata menyedihkan.

 

Berpikir bahwa keturunannya menderita karena hal-hal yang tidak dapat diselesaikan dengan baik oleh para pendahulunya, rasanya seperti ada pedang yang menancap di perutnya, dan membuatnya patah hati.

 

‘Jika aku sedikit lebih kuat, ini tidak akan terjadi.’ -batin Baek Chun

 

Setelah makan Pil Es Salju, kekuatan internalnya tumbuh sedikit lebih kuat. Namun, ia masih belum bisa sepenuhnya mengasimilasi indra masa lalunya dengan tubuhnya yang sekarang.

 

Jika bukan karena rasa ketidakcocokan itu, dia tidak akan melepaskan Pelayan Uskup itu.

 

‘Aku harus menjadi lebih kuat.’ -batin Chung Myung

 

Dia harus kembali ke kekuatan aslinya sesegera mungkin. Sehingga tidak ada yang terluka.

 

‘Kebangkitan?’ -batin Chung Myung

 

Itu konyol.

 

Chung Myung mengepalkan tinjunya dengan erat dan mengertakkan gigi.

 

‘Aku akan mengakhirinya dengan baik sehingga mereka tidak akan berbicara seperti itu lagi.’ -batin Baek Chun

 

Dan dia sedikit memejamkan matanya saat itu juga.

 

Dia bahkan tidak perlu berkultivasi untuk mengatasi luka dalam tingkat ini.

 

== timeskip ==

 

Sudah berapa lama?

 

Tok, tok.

 

Chung Myung perlahan membuka matanya saat mendengar ketukan di pintu.

 

“Masuklah.” -ucap Chung Myung

 

Cicit.

 

Atas izinnya, pintu terbuka dan Han Yi-myung masuk dengan wajah kaku.

 

“Kami sudah siap untuk pergi.” -ucap Han Yi-myung

 

Chung Myung menatapnya sebelum menjawab.

 

Murid-murid Gunung Hua dan Hye Yeon, yang telah selesai berkultivasi, menatapnya dengan mata jernih.

 

Tidak ada rasa terdesak atau gugup. Mata mereka penuh dengan tekad.

 

Chung Myung bertanya sambil tersenyum.

 

“Siap?” -tanya Chung Myung

 

“Tentu saja, kami siap.” -balas Baek Chun

 

Chung Myung mengangguk mendengar jawaban Baek Chun.

 

“Bagus. Kalau begitu ayo kita pergi! Kita harus menghancurkan kepala para bajingan Iblis itu.” -ucap Chung Myung

 

Sudut mulutnya melengkung ke atas dengan menakutkan.


** 20 Chapter terbaru KLIK TRAKTEER**


 
**JOIN GRUP TELEGRAM**
https://t.me/Tetuasektegununghua

Comment

Options

not work with dark mode
Reset