Senang Bertemu Denganmu. (Bagian 3)
“Tidak…….” –ucap Chung Myung
Mata Chung Myung bergetar.
“Aku mengerti kalau kau kesal. Aku mengerti, situasi saat ini memang seperti itu. Tapi kenapa harus sampai seperti itu? Hah?” -ucap Chung Myung
“Yoon Jong-ah.” -panggil Baek Chun
“Ya, Sasuk!” -sahut Yoon Jong
“Apa kau sudah mengemasi semua barang di sana?” -tanya Baek Chun
“Ya, aku sudah mengemas semuanya.” -jawab Yoon Jong
Kemudian Jo-Gol mengangkat tangannya.
“Sasuk! Ini adalah hadiah dari Klan Es yang diberikan kepada kita sebelumnya. Apa yang harus aku lakukan?” -tanya Jo-Gol
” Kau tidak perlu meninggalkan apa yang mereka berikan. Ambil semuanya.” -jawab Baek Chun
“Ya!” -sahut Jo-Gol
“…….”
Saat murid-murid Gunung Hua berkemas, Chung Myung hanya memandang dengan tatapan hampa.
Baik Jo-Gol maupun Yoon Jong fokus berkemas tanpa menoleh ke arahnya.
“Hah? -sontak Chung Myung
Kenapa Baek-ah ada di sana?
Seorang marten sedang berkemas?
Chung Myung, yang mulutnya terbuka lebar karena kebingungan, dengan cepat tersadar dan gelagapan.
“Tang So-so.” -panggil Yoo Iseol
“Ya, Sagu!” -sahut Tang So-so
“Obat. Suplemen untuk perjalanan.” -ucap Yoo Iseol
“Ya! Aku sudah punya banyak. Oh, aku sengaja tidak membawa akar manis. Supaya mulutnya bisa mati rasa.” -ucap Tang So-so
“Kerja bagus.” -ucap Yoo Iseol
‘Tidak, kenapa kau tidak membawa akar manis …….’ -batin Chung Myung
‘Tidak, bukan itu intinya.’ -batin Chung Myung
Orang itu adalah Chung Myung, yang tidak pernah diabaikan di mana pun di dunia ini. Bahkan ketika dia masih menjadi pengemis, orang-orang akan memaki-makinya, tapi mereka tidak pernah mengabaikannya.
“Tidak, hei! Dengarkan aku!” -seru Chung Myung
Saat Chung Myung terus berteriak dan melambaikan tangannya, Baek Chun menegakkan punggungnya dan menatapnya.
“Chung Myung-ah.” -panggil Baek Chun
“Ya?” -sahut Chung Myung
“Berisik sekali. Jika kau tak mau membantu kami berkemas, pergilah ke sana dan pergilah bermain dengan tenang.” -ucap Baek Chun
“…….”
“Jangan terus mengoceh.” -ucap Baek Chun
Chung Myung, yang tadi cemberut, menghela nafas seolah tercengang.
“Jadi, kita akan benar benar kembali sekarang?” -tanya Chung Myung
“Ya.” -jawab Baek Chun
“Tapi Iblis Surgawi bangkit kembali.” -ucap Chung Myung
“Kalau begitu, semakin banyak alasan.” -ucap Baek Chun
“Hah?” -sontak Chung Myung
Baek Chun menatap mata Chung Myung dan berkata,
“Jika ini masalahnya, kita tak bisa menghentikan mereka apapun yang kita lakukan. Lebih baik kembali ke Jungwon secepatnya daripada tetap berada di Laut Utara dan mati dibakar tanpa alasan.” -ucap Baek Chun
“Tidak, kau sepertinya tidak mengerti, tapi sebelum Iblis Surgawi dibangkitkan… … .” -ucap Chung Myung
“Kaulah yang tidak mengerti.” -ucap Baek Chun
Baek Chun mengerutkan kening saat memotong ucapan Chung Myung.
“Aku tahu ini bukan hanya masalah Laut Utara. Tapi bukan berarti kita harus menggantikan apa yang tak bisa dilakukan oleh Laut Utara.” -ucap Baek Chun
Chung Myung mencoba menyanggah dengan sesuatu, tetapi pada saat itu, suara sokongan mengalir deras.
“Ada batasan untuk menilai seseorang sebagai pemaksa. Para bajingan klan es itu tidak mengerti masalah ini.” -ucap Chung Myung
Jo-Gol menggeram, sambil menggertakkan giginya.
Kemudian Yoon Jong mengerutkan kening dan membentaknya.
“Bajingan? Mereka masih seorang Tetua dari sebuah sekte, tapi kau bersikap kasar.” -ucap Yoon Jong
“Lalu apa yang harus kukatakan?” -tanya Chung Myung
“Bagaimana kalau bajingan saja? Aku yakin Tianzun akan memaafkan mereka.” -ucap Yoon Jong
“Jika Tianzun ada di sini, dia akan mengambil sutra Tao di tangannya dan mematahkan kepala mereka.” -ucap Chung Myung
“Yah, itu mungkin saja.” -ucap Yoon Jong
Yoon Jong mengangguk dalam diam dan menggerakkan tangannya dengan sibuk.
Mulut Chung Myung yang nyaris tak bisa tertutup kembali terbuka.
Pada saat itu, Yoo Iseol, yang menatap Chung Myung, diam-diam mengangkat jarinya dan menempelkannya di bibirnya.
“Sahyung. Sagu ingin kau diam.” -ucap Tang So-so
“Kau tidak perlu menafsirkannya. Aku tahu!” -seru Chung Myung
‘Kau pikir aku ini siapa?’ -batin Chung Myung
“Tidak, semua orang sepertinya tidak mengerti situasinya, tapi jika Iblis Surgawi yang asli hidup kembali, semuanya akan hancur.” -ucap Chung Myung
“Itu sebabnya kita harus segera pergi dari sini.” -ucap Baek Chun
“…….”
‘Sahyung.’ -batin Chung Myung
‘Cheon Mun Sahyung.’ -batin Chung Myung
‘Kurasa ada sesuatu yang benar-benar kacau.’ -batin Chung Myung
– Kau gila. Kaulah yang melakukan ini. -balas Cheon Mun
‘Tidak! Aku tidak menyangka akan seburuk ini!’ -batin Chung Myung
‘Bagaimana Sahyung mengurusi ku? Wow……. Aku mulai merenungkan diriku sendiri.’ -batin Chung Myung
“Amitabha.” -lantun Hye Yeon
Pada saat itu, Hye Yeon, yang diam-diam mengemasi barang bawaannya dan memperhatikan situasi, melantunkan nama Buddha.
“Siju, Buddha juga mengusir setan yang menghalangi latihannya dan menghukum orang jahat. Namun, hal itu tidak selalu tentang menunjukkan belas kasihan tanpa syarat.” -ucap Hye Yeon
Bahkan Hye Yeon menatapnya dengan penuh keyakunan sehingga Chung Myung benar-benar kehilangan kata-kata.
“Biksu Hye Yeon benar.” -ucap Baek Chun
Dan Baek Cheun menjadi lebih bertekad daripada saat dia memulai pembicaraan. Melempar koper yang terikat erat ke sudut, ia berkata dengan dingin.
“Awalnya, misi kita adalah mencari tahu situasi di Laut Utara dan mengirimkannya ke Shaolin. Dan misi itu sudah selesai. Yang tersisa sekarang adalah bagaimana sekte-sekte di Jungwon akan bekerja sama untuk menyelesaikannya. Apa kau mengerti apa yang aku katakan?” -tanya Baek Chun
“Tidak, maksudku …….” -ucap Chung Myung
“Semua orang di Jungwon! Ini bukan sesuatu yang bisa kau selesaikan sendiri!” -seru Baek Chun
Chung Myung tersentak mendengar suara gemuruh yang tiba-tiba menggelegar itu.
“Gunung Hua sudah pernah mengalami hal yang sama di masa lalu! Jika leluhur Sekte Gunung Hua tidak melakukan apapun untuk melindungi Jungwon, apa yang akan terjadi pada Jungwon? Tapi, pada akhirnya, apa yang tersisa dari Sekte Gunung Hua?” -ucap Baek Chun
“…….”
“Jika kita mati di sini, kita hanya akan melakukan hal yang sama lagi dan lagi. Sebagai orang yang bertanggung jawab atas sekte kita, aku tidak bisa melihat hal itu terjadi bahkan jika aku mati!” -seru Baek Chun
Tatapan Baek Chun yang berkobar-kobar tertuju pada perban yang membalut tubuh Chung Myung.
Ia mengertakkan gigi seolah-olah ia merasa marah yang tak tertahankan hanya dengan melihatnya, dan berkata dengan punggung tegak.
“Jadi jangan berpikir untuk membuat keributan dan ikuti aku. Aku tidak bercanda.” -ucap Baek Chun
“…… Omong kosong macam apa ini ……….” -ucap Chung Myung
Saat Chung Myung cemberut dan bergumam, Baek Chun memelototinya seolah-olah akan memakannya.
“Bukankah sudah jelas apa yang akan kau lakukan? Kau akan mencoba membalikkan keadaan. Tapi kali ini, tidak akan berjalan seperti yang kau inginkan. Tang So-so!” -seru Baek Chun
“Ya!” -sahut Tang So-so
“Apa kau membawanya?” -tanya Baek Chun
“Ya!” -jawab Tang So-so
‘Hah? Apa maksudmu…’ -batin Chung Myung
Chung Myung, yang menatap kosong ke arah Tang So-so, membuka matanya lebar-lebar.
“Itu, kenapa kau memegangnya?!” -sontak Chung Myung
“Aku, putri Keluarga Tang, memegang pedang yang dibuat oleh Keluarga Tang, apa ada masalah?” -ucap Tang So-so
“Itu milikku!” -seru Chung Myung
Chung Myung, yang melihat Pedang Bunga Plum Aroma Gelap di tangan Tang So-so, terdiam sejenak.
“Berikan pada Samae, So-so.” -ucap Baek Chun
“Ya, Sasuk.” -sahut Tang So-so
Tang So-so menyerahkan pedang itu kepada Yoo Iseol. Kemudian ia menerimanya dengan wajah cuek dan menyampirkannya di pinggangnya. Kemudian, ia menariknya sedikit ke belakang seolah-olah ia mewaspadai Chung Myung.
Baek Chun berkata dengan lembut.
“Sekuat apapun kau, kau tak akan bisa melawan kami semua tanpa pedangmu.” -ucap Baek Chun
“Haha. Sasuk sepertinya mengincarku!” -seru Chung Myung
“Kau akan berubah pikiran setelah dipukul oleh Biksu Hye Yeon di dagu.” -ucap Baek Chun
Pada saat itu, Hye Yeon tersenyum dan mengepalkan tinjunya.
“Amitabha, itu seharusnya tidak terjadi, tapi …… aku tidak akan menolak dan melakukan yang terbaik.” -ucap Hye Yeon
“…….”
Pipi Chung Myung tersentak.
“Wow…….” -sontal Chung Myung
‘Bajingan itu tersenyum, kenapa dia begitu kejam?’ -batin Chung Myung
‘Seharusnya aku menghajarnya duluan.’ batin Chung Myung
“Sudahlah, sudah cukup.” -ucap Baek Chun
Baek Chun memotong dengan tegas.
“Sebagai seorang pemimpin yang telah dipercayakan otoritas oleh Ketua Sekte, aku tak berniat untuk terlibat lebih jauh dalam urusan Laut Utara. Jadi, kau juga berhenti mengambil keputusan. Aku tahu kau merasa kasihan pada orang-orang Laut Utara, tapi pada akhirnya, pilihan harus dibuat oleh mereka sendiri.” -ucap Baek Chun
Wajahnya yang dingin begitu tegas sehingga tidak ada ruang untuk satu jarum pun untuk melewatinya.
“Ini adalah ajaran Gunung Hua untuk menegakkan Kebenaran, tetapi juga bukan Kebenaran untuk memaksa mereka menerima Kebenaran yang tidak diinginkan.” -ucap Baek Chun
Hal yang sama juga berlaku untuk murid-murid lainnya. Chung Myung menatap mereka dengan tatapan kosong, diam.
Sebenarnya, dia tahu. Bahwa mereka tidak salah.
Tapi …….
‘Tidak sesederhana itu.’ -batin Chung Myung
Mereka bisa berpikir seperti ini karena mereka belum pernah melawan Iblis Surgawi secara langsung. Mereka yang tahu tidak akan pernah bisa pergi begitu saja seperti ini.
Saat Chung Myung hendak mengatakan sesuatu.
Tok, tok.
Dia mendengar ketukan di pintu. Kepala murid-murid Gunung Hua menoleh serempak.
Saat Jo-Gol dengan tenang mencoba menuju pintu, Yoon Jong mencengkeram pundaknya. Kemudian dia membuka mulutnya, mencengkeram pedang di pinggangnya.
“Sasuk.” -panggil Yoon Jong
“Bersiaplah, aku akan pergi.” -ucap Baek Chun
Baek Chun mendekat dengan langkah tegap dan membuka pintu lebar-lebar. Ketegangan ringan menyelimuti wajah murid Gunung Hua.
Namun, begitu dia melihat pria itu berdiri di depan pintu, wajah semua orang mengendur.
“Tu- Tunggu sebentar ……….” -ucap Seol So-baek
Seol So-baek, seorang anak laki-laki yang berdiri di depan pintu, berbicara dengan suara yang sedikit bergetar.
“Bisakah saya berbicara denganmu sebentar?” -tanya Seol So-baek
Saat pantat Chung Myung bergerak sedikit, Baek Chun memegang ujung bajunya dan memaksanya untuk duduk.
“Aku dengar itu adalah Pil Es Salju. Banyak yang bilang bahwa itu digunakan sebagai obat mujarab Klan Es yang terbuat dari ginseng salju berusia ratusan tahun. Dan hanya ada beberapa di Klan Es saat ini… … .” -ucap Seol So-baek
“Hahahaha. ini….” -ucap Chung Myung
“Duduklah, kau bajingan!” -seru Baek Chun
Saat Chung Myung menyeringai dan mencoba meminum pil itu, Baek Chun menegur dan Yoo Iseol menampar punggung tangannya dan menghalanginya.
Wajah Chung Myung penuh dengan kekesalan.
“Oh, ayolah! Dia memberikannya padaku!” -seru Chung Myung
“Berisik!” -seru Baek Chun
Baek Chun yang berteriak keras, menatap Seol So-baek dan berkata dengan serius.
“Terima kasih atas pertimbanganmu. Namun, harap dimengerti bahwa keadaan adalah keadaan, dan kami tidak bisa begitu saja menerima apa yang diberikan.” -ucap Baek Chun
“T-Tidak, aku tidak membawanya untuk meminta sesuatu. Aku membawanya karena Chung Myung Dojang membutuhkannya.” -ucap Seol So-baek
Seol So-baek berkata dengan cepat, melambaikan tangannya dengan malu.
Melihat hal itu, Baek Chun tersenyum kecil tanpa menyadarinya.
Sekarang dia telah naik ke posisi Ketua Klan Klan Es, dia pantas bangga, tapi Seol So-baek tidak banyak berubah sejak pertama kali bertemu dengan mereka.
Dia tidak tahu apakah Han Yi-myung adalah orang yang hebat, tetapi tampaknya jelas bahwa dia adalah seorang pendidik yang hebat.
” Kalian terluka karena Klan Es, dan jika kalian menolak ini, aku akan sangat malu pada diriku sendiri. Tolong terima ini.” -ucap Seol So-baek
“Hahaha. Tentu saja, tentu saja. Aku…….” -ucap Chung Myung
“Diamlah, kau bajingan! Gol-ah, pegang bajingan ini.” -seru Baek Chun
Yoon Jong dan Jo-Gol menahan Chung Myung dengan erat dari kedua sisi.
Baek Chun berbicara setelah melihat Chung Myung sudah sedikit tenang.
“Tapi bagaimana kau bisa datang ke sini sendirian? Sebagai Pemimpin Klan ….” -tanya Baek Chun
“Aku datang sendiri.” -jawab Seol So-baek
“…….”
“Ada beberapa orang yang mengikutiku, tapi aku membiarkan mereka mundur.” -ucap Seol So Baek
Seol So-baek berhenti sejenak sambil mencoba untuk berbicara lebih banyak dan menundukkan kepalanya.
“… Aku sudah bilang aku akan pergi sendiri sejak awal, tapi para penjaga tidak mau mendengarkanku. Perintah Tetua Yo dan Jenderal Han agar mereka selalu berada di sisiku. Tidak ada yang salah dengan apa yang dikatakan Chung Myung Dojang. Aku memang Pemimpin Klan, tapi tidak ada yang bisa kulakukan semauku.” -ucap Seol So-baek
Baek Chun menatap Seol So-baek dengan sedikit iba.
‘Ini adalah sesuatu yang tidak bisa dia lakukan.’ -batin Baek Chun
Posisi yang berlebihan dan tidak sesuai dengan kemampuan seseorang pasti akan menjadi racun. Apalagi di tempat di mana ada orang yang seperti harimau, seperti Tetua Yosa Hon.
“Jadi, tolong terima ini. Ini bukan kehendak Klan Es, ini kehendakku. Jika aku tidak bisa membayar sebanyak ini kepada orang yang telah menumpahkan darah untukku, aku adalah pemimpin yang buruk.” -ucap Seol So-baek
Pada titik ini, Baek Chun tidak memiliki cara untuk menghentikan Chung Myung menerima ramuan tersebut. Namun tak disangka, Chung Myung mengerutkan kening mendengarnya.
“Sepertinya si kecil salah paham.” -ucap Chung Myung
“… Ya?” -sontak Seol So-baek
“Kami tidak bertarung untukmu. Jangan salah paham.” -ucap Chung Myung
Itu adalah pernyataan yang akan membuat pendengarnya sangat malu. Tapi Seol So-baek tersenyum.
“Kalau begitu, harap dimengerti bahwa aku memberikannya padamu atas nama rakyat Laut Utara.” -ucap Seol So-baek
“Kau benar-benar brengsek.” -ucap Chung Myung
Chung Myung akhirnya mengulurkan tangan dan mengambil ramuan itu.
“Jika kau bilang begitu, aku tak punya pilihan lain selain menerimanya. Ei, aku tak akan menerimanya, tapi aku tak bisa mengabaikan ketulusanmu. Ini membuatku bingung.” -ucap Baek Chun
“…….”
Seol So-baek lah yang menyadari orang seperti apa Chung Myung itu.
“Tapi …….” -ucap Baek Chun
Baek Cheon menatap Seol So-baek dan berkata,
“Apa yang bisa kita lakukan? Aku yakin Pemimpin Klan tak datang kemari hanya untuk memberikan ini pada kita.” -ucap Baek Chun
Kemudian Seol So-baek mengangguk pelan.
Baek Cheon yang bertanya, tapi matanya tertuju pada Chung Myung.
Tidak, tidak hanya sekarang, tapi sejak dia tiba di sini, matanya tidak pernah berpaling dari Chung Myung.
“……A-aku…….” -ucap Seol So-baek
Setelah ragu-ragu, Seol So-baek akhirnya bisa bicara.
” Aku tidak yakin apa yang harus kulakukan.” -ucap Seol So-baek
“…….”
“Meskipun aku adalah Pemimpin Klan, aku tidak pernah berpikir akan mencapai posisi ini. Ini sangat mendadak dan aku tidak tahu apa yang harus kulakukan untuk saat ini.” -ucap Seol So-baek
Baek Chung, yang mendengarkan di sebelahnya, mengangguk dengan wajah yang berat. Sebaliknya, akan lebih aneh lagi jika dia melakukannya dengan baik.
“Jadi aku ingin bertanya padamu, Chung Myung Dojang.” -ucap Seol So-baek
“Ya?” -sahut Chung Myung
“…… Apa yang harus ku lakukan sekarang?” -tanya Seol So-baek
Tanggapan atas pertanyaan ini segera meledak di sana-sini.
“Tidak, kenapa Pemimpin Klan menanyakan hal itu?!” -sontak Chung Myung
Menanggapi hal itu, Seol So-baek melihat sekeliling dengan mata terbelalak.
Tapi.
Chung Myung, yang ditanyai pertanyaan itu, hanya tersenyum senang tidak peduli apa yang dikatakan di sekitarnya.
“Apa yang harus kau lakukan?” -ucap Chung Myung
Mereka adalah murid-murid dari Sekte Gunung Hua yang memiliki firasat bahwa Klan Es benar-benar mulai tenggelam ke dalam lumpur.