Jika Hantu Itu Mati Maka akan Ada Seorang Pria yang Mati Juga. (Bagian 4)
“…….”
“…….”
Murid-murid Gunung Hua memandang orang di depan mereka dengan perasaan campur aduk.
“……Jadi.”
“…….”
Jelas bahwa seragam putih susu yang menutupi seluruh tubuh adalah milik manusia, tetapi terlihat agak transparan.
Baek Chun, yang sedang melihat orang yang dipukuli dengan wajah yang sedikit menyedihkan, terbatuk pelan.
“Keuhum. Jadi yang kau katakan adalah… Kau berasal dari tempat bernama Sekte Yuryong?” -ucap Baek Chun
“…Ya.” -jawab murid Yuryoung
“Jika itu Sekte Yuryong…….” -ucap Baek Chun
Baek Chun memiringkan kepalanya sejenak, mengaburkan akhir kata-katanya.
“Pernahkah kau mendengarnya, Jo-Gol?” -tanya Baek Chun
“Aku belum pernah mendengarnya sebelumnya.” -ucap Jo-Gol
Murid-murid Gunung Hua menatap pria itu lagi dengan wajah sedikit bingung.
Kemudian Chung Myung sedikit mengernyit.
“Yuryong?” -tanya Chung Myung
“Aku pernah mendengar ada tempat seperti itu, tapi ini pertama kalinya aku melihatnya secara langsung. Apa yang pernah aku dengar adalah, uh… Seni Cahaya yang sangat luar biasa….” -ucap Chung Myung
“Betul sekali.” – ucap murid Yuryoung
“Orang-orang yang menyembunyikan kehadirannya dan terbang seperti hantu …” -ucap Chung Myung
“Betul sekali.” – ucap murid Yuryoung
Chung Myung juga mengangguk dengan tatapan muram.
Setelah mendengarnya, dia bertanya-tanya mengapa dia tidak menyadarinya terlebih dahulu. Padahal, mendengar hanya dengan telinga dan melihat dengan mata kepala sendiri adalah dua hal yang berbeda, jadi bisa dimaklumi.
Baek Chun, yang mendengarkan dengan wajah serius, bertanya padanya.
“Sekte Jahat?” -tanya Baek Chun
“Agak samar untuk disebut sebagai Sekte Jahat, dan jika Kau harus mengelompokkannya, itu seperti antara ortodoks dan nonortodoks …” -ucap Chung Myung
Chung Myung mengangkat bahu.
“Itulah Yuryong.” -ucap Chung Myung
Murid Yuryong mencoba untuk mengungkapkan ketidakbersalahannya, tetapi wajahnya yang bengkak tidak bergerak sesuai keinginannya.
Baek Chun menatap murid Yuryong seolah-olah dia sedikit bingung dan seperti ingin mencoba mengatakan sesuatu.
Setelah ragu-ragu untuk beberapa saat, dia menggaruk bagian belakang kepalanya dengan canggung.
“Maaf, tapi berapa umurmu? Wajahmu terlihat aneh sehingga sulit untuk menebak usiamu.” -ucap Baek Chun
“…….”
Murid Yuryong menutup matanya dalam kesedihan.
“…..Usiaku lebih dari empat puluh tahun.” -ucap murid Yuryoung
“Kalau begitu kau adalah senior.” -tanya Baek Chun
Chung Myung memiringkan kepalanya saat kata itu keluar dari mulut murid Yuryong.
“Tidak, apakah dia butuh dipukul lagi?” -tanya Chung Myung
Saat Chung Myung meraih sekopnya lagi, wajah murid Yuryong itu membiru……. Tidak, dia bergidik pergi dengan wajah ungu itu.
“Gol-ah.” -panggil Baek Chun
kata Baek Chun.
“Ya, Sasuk.” -sahut Jo-Gol
“Masukkan sedikit gula ke dalam mulut bajingan itu. Mari kita mulai lagi.” -ucap Baek Chun
Jo-Gol menyeret Chung Myung.
Saat dia diseret oleh lengannya, Chung Myung berteriak dan memelototi mata hantu itu sepanjang waktu.
“Jawab aku dengan baik! Sebelum aku mengirimmu ke alam baka!” -seru Chung Myung
Baek Chun menggelengkan kepalanya dan menatap murid Yuryong itu lagi.
Murid Yuryong melirik Chung Myung, yang diseret pergi dan membuka mulutnya.
“Aku Gye Hyung, murid generasi ke-12 dari Sekte Yuryong. Di Kangho, aku dipanggil Shadowless Ghost/Phantom.” -ucap Gye Hyung
Kemudian Chung Myung, yang diseret dengan lembut, dilepaskan Jo-Gol dan kembali.
“Tidak ada yang kenal dengan Sekte Yuryong, tapi kau punya nama panggilan?” -tanya Chung Myung
“…….”
Baek Chun mengedipkan mata pada Jo-Gol dan berkata dengan wajah menyesal.
“Jangan pedulikan, teruskan. Si brengsek itu selalu seperti itu.” -ucap Baek Chun
“…….”
“Sudahlah.” -ucap Gye Hyung
Gye Hyung mengangkat kepalanya dan menatap langit.
Yang satu mengumpat, yang satu menghibur, serasa wortel masuk dari mulut tapi cambuk jatuh ke pantat.
Ritme seperti apa yang harus dia menari?
Jika dia tahu bahwa Gunung Hua begitu ganas, dia akan lari begitu saja tanpa menoleh ke belakang.
“Kau adalah senior.” -ucap Baek Chun
“… Senior terlalu berlebihan untukku. Panggil saja aku Shadowless Ghost.” -ucap Gye Hyung
“Benarkah? Kalau begitu aku akan memanggilmu Tuan Gye. Omong-omong… Apa urusanmu disini?” -ucap Baek Chun
Gye Hyung menghela napas dalam-dalam dan mulai menjelaskan.
“Jadi Tempat kalian membangun Paviliun sebenarnya adalah salah satu cabang Sekte Yuryong kami. Tepatnya, itu adalah rumah persembunyian.” -ucap Gye Hyung
“…Rumah persembunyian?” -ucap Baek Chun
Baek Chun mengerutkan kening.
Mereka yang perlu meminimalkan paparan status mereka dan menghindari pandangan orang lain, seperti pembunuh dan bandit, mendirikan tempat persembunyian yang disebut “Anga”, tempat ini ada di mana-mana dan digunakan untuk bersembunyi kapan pun saat mereka memiliki pekerjaan.
“Di Sini?” -tanya Baek Chun
“Ya.” -ucap Gye Hyung
Gye Hyung terbatuk keras.
“Yah, tentu saja, kau sedikit bingung. Aneh rasanya punya rumah persembunyian di sini.” -ucap Gye Hyung
Orang gila macam apa yang membuat tempat persembunyian di bagian paling ramai di Xian? Tidak peduli seberapa gelap di bawah lampu paling terang.
“Rum- Rumah persembunyian ini telah dibangun selama lebih dari 200 tahun. Pada saat itu, aku mendengar bahwa Xian tidak sesibuk sekarang dan tidak ada kediaman resmi.” -ucap Gye Hyung
Tidak heran itu adalah tempat yang sangat tua.
Yoon Jong yang mendengarkan cerita itu berseru seolah dia sudah menebaknya.
“Ah. Jadi, kau hantu yang selalu muncul disini?” -tanya Yoon Jong
“…..Ya, itu kami.” -ucap Gye Hyung
“…….”
Ketika murid-murid Gunung Hua tampak tidak puas, Gye Hyung berbicara.
“Pertama-tama, ini adalah Paviliun yang kami bangun. Tetapi selama dua ratus tahun berikutnya, Xian berangsur-angsur berkembang, dan orang-orang mulai hidup dari sisi ke sisi, dan pada titik tertentu, mereka mulai menempatinya secara sewenang-wenang, dan berkata Ini paviliun kosong.….” -ucap Gye Hyung
“Bukankah itu benar-benar kosong?” -ucap Baek Chun
“……Ya itu.” -ucap Gye Hyung
Gye Hyung terbatuk sia-sia.
Baek Chun mengangguk seolah dia akhirnya mengerti.
“Itu sebabnya kau mengusir orang dengan berpura-pura menjadi hantu. Jika rumor menyebar bahwa itu adalah rumah kosong tempat hantu berasal, orang tidak akan mau tinggal di sini.” -ucap Baek Chun
“Ya, ya. Dan seperti yang Kau lihat, seni bela diri ku sangat cocok untuk berpose seperti itu.” -ucap Gye Hyung
Sesosok yang diselimuti sesuatu berwarna putih terbang dengan kecepatan tak terlihat, apa jadinya jika itu bukan hantu? Selain itu, mereka bahkan tidak dapat merasakan kehadirannya.
Gye Hyung mengangguk dengan kesal.
“Cara ini bekerja cukup baik, dan kenyataannya, sejauh ini tidak ada masalah. Jadi kali ini, aku datang ke Xian untuk mengurus agar Rumah terbengkalai yang sudah kami jaga tidak runtuh sehingga tidak dapat ditemukan.…. ” -ucap Gye Hyung
“Yah, itu sebabnya aku mencoba mengeluarkan orang dengan berpura-pura menjadi hantu seperti sebelumnya. Karena hanya itu yang bisa kulakukan.” -ucap Gye Hyung
Baru pada saat itulah murid-murid Gunung Hua, yang mengetahui seluruh kisah kejadian itu, mengangguk.
“…Kurasa dia tidak melakukan hal seburuk itu, kan?” -ucap murid Gunung Hua
“Aku tahu. Dia tidak menyakiti siapa pun, dia hanya menakuti orang dengan berpura-pura menjadi hantu.” -ucap murid Gunung Hua
“Dia telah dipukuli terlalu banyak dibandingkan dengan apa yang telah dia lakukan.”
Mata kasihan tertuju pada Gye Hyung.
Dalam pandangan simpatik itu, Gye Hyung hendak meneteskan air mata.
‘Apa yang aku lakukan dalam kehidupanku sebelumnya?.’
Kenapa dia bertemu pria seperti itu?
Tapi pria beracun itu sepertinya tidak tertarik dengan situasi Gye Hyung.
“Jadi ini rumah persembunyianmu?” -tanya Chung Myung
“Y-Ya.” -balas Gye Hyung
“Apakah kau punya bukti?” -tanya Chung Myung
tanya Chung Myung dengan wajah cemberut.
“Apakah ada bukti bahwa ini adalah Paviliun mu?” -ucap Chung Myung
Gye Hyung menyipitkan matanya.
Mereka bahkan membuatnya menjadi rumah kosong untuk menyembunyikannya, bagaimana bisa ada bukti?
“Kami sudah membeli tempat ini. Maksudku, ada juga dokumen tertulisnya.” -ucap Chung Myung
Chung Myung menyeringai dan mengarahkan dagunya ke lubang galian.
“Segala sesuatu yang awalnya keluar dari tanah adalah milik pemiliknya. Itulah hukumnya.” -ucap Chung Myun
“Apa?” -sontak Gye Hyung
“tempat ini milik kami sekarang.” -ucap Chung Myung
Chung Myung tersenyum cerah.
“Jika tidak adil, pergilah ke Pemerintah dan ajukan keluhan.” -ucap Chung Myung
“…….”
Gye Hyung menatap kosong ke arah Chung Myung. Kemudian, dia membuka mulutnya dengan susah payah.
“A- Agak terlalu berlebihan untuk menilai urusan ini menurut hukum Keluarga Kekaisaran …” -ucap Hye Hyung
“Bukankah kalian juga orang Kekaisaran? Apakah ini masalah besar bagimu?” -tanya Chung Myung
Gye Hyung panik.
“A-Ada ruang rahasia disini. Seperti yang kubilang, bukankah itu bukti?” -ucap Gye Hyung
“Bagaimana itu membuktikannya? Kami menggali lebih dulu dan kemudian kau datang.” -ucap Chung Myung
“…….”
“Peti emas keluar dari lantai rumahmu, dan aku pergi ke sana dan menguburnya, jadi jika aku bersikeras, apakah itu milikku?” -ucap Chung Myung
“T- Tidak, bukan itu, tapi …….” -ucap Gye Hyung
Dalam kegugupan yang mengalir deras, Gye Hyung tampak kehilangan jiwanya.
“Sudahlah.” -ucap Chun Myung
Chung Myung menyeringai.
“Bagaimanapun, itu milik kami. Tak perlu dikatakan lagi, keluar dari Paviliun. Jika kau mengintip sekali lagi, maka aku akan benar-benar kesal.” -ucap Chung Myung
“T- Tidak ada hukum seperti itu.….” -ucap Gye Young
“Bagaimana kau bisa datang ke rumah orang lain dan berpura-pura menjadi hantu dan mengusir orang?” -ucap Chung Myung
Gye Hyung bergidik.
“Kau beruntung. Jika suasana hatiku sedang buruk, kau benar-benar akan menjadi hantu.” -ucap Chung Myung
Saat itulah Chung Myung menepuk pundaknya beberapa kali dan berbalik.
“T-Tidak ada harta karun di sana.” -ucap Gye Hyung
Ttuk.
Tubuh Chung Myung menegang di tempat.
Kemudian, setelah beberapa saat, lehernya berputar dengan aneh dan membungkuk ke belakang.
“…Apa!!?” -sontak Chung Myung
Suara yang beberapa kali lebih suram dan menakutkan daripada saat Gye Hyung menirukan hantu keluar dari mulut Chung Myung.
‘Hiik!’
Ketakutan, Gye Hyung dengan cepat mengubah kata-katanya.
“U-Uang! Tidak ada yang disebut kekayaan! Ada sesuatu yang lain …….” -ucap Gye Hyung
“Betulkah?” -ucap Chung Myung
Wajah Chung Myung kembali secerah salju yang mencair.
“Ei, apa yang penting di sana? Itu adalah harta jika kau bisa menghasilkan uang darinya. Jadi apa yang ada di sana?” -tanya Chung Myung
Gye Hyung ragu-ragu dengan bibir berkedut.
Kemudian Chung Myung mendekat dan menepuk pundaknya.
“Kau sangat ragu. Jika sudah seperti ini, maka aku tidak punya pilihan selain masuk dan memeriksanya sendiri. Hasilnya tetap sama, jadi jangan sia-siakan kekuatan mu.” -ucap Chung Myung
Saat itu, Gye Hyung menghela nafas dalam-dalam seolah dia telah menyerahkan segalanya.
“…..Surat Dekrit Pemimpin Sekte.” -ucap Gye Hyung
“Hah?” -sontak Chung Myung
“Ada Surat Dekrit Pemimpin Sekte. Di dalam brankas itu .” -ucap Gye Hyung
Chung Myung yang terkenal di dunia tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya kali ini.
“Dekrit Pemimpin Sekte?” -tanya Chung Myung
“Dekrit Pemimpin Sekte, yang melambangkan otoritas Pemimpin Sekte yang mengendalikan hal-hal besar dan kecil dari sekte?” -tanya Chung Myung
“Ya.” -balas Gye Hyung
Gye Hyung mengangguk lemah. Ini seharusnya tidak pernah benar-benar terungkap, tetapi dia tidak memiliki kekuatan untuk menghentikan apa yang terjadi di sini.
Bajingan seperti iblis itu entah bagaimana akan membukanya dan melihatkannya ke sekeliling.
“Kenapa disimpan di sini?” -tanya Chung Myung
“…Agak rumit untuk dijelaskan. Ini….” -ucap Gye Hyung
“Aku tidak peduli jika itu rumit. Jangan jelaskan.” -ucap Chung Myung
“…….”
‘Lalu kenapa kau bertanya padaku, bajingan?’ -batin Gye Hyung
“Hmm. Jadi ada Dekrit Pemimpin Sekte di sana?” -tanya Chung Myung
“Ya, itu adalah hal yang sangat penting bagi Sekte Yuryong, jadi mohon…….” -ucao Gye Hyung
“Dekrit Pemimpin Sekte ……….” -ucap Chung Myung
“…Ya?” -sahut Gye Hyung
Sudut mulut Chung Myung menggulung.
“Jadi, Dekrit Pemimpin Sekte, yang dapat memiliki otoritas perintah yang sama dengan Pemimpin Sekte, ada di sana?” -ucap Chung Myung
“…….”
“Benarkah? Hexhehe. Begitukah? Hehehehehehe!” -ucap Chung Myung sambil tertawa
“…….”
Chung Myung mulai tersenyum cerah seperti anak kecil yang menerima mainan yang sangat dia sayangi.
Merasakan kengerian yang tak terlukiskan melebihi kata-kata saat itu, Gye Hyung menyindirnya dengan mata penuh kecemasan.
“Jadi- Sodojang?” -ucap Gye Hyung
“Tidak.” -ucap Chung Myung
“…Hah?” -sontak Gye Hyung
Chung Myung menegakkan bahunya dan menatapnya dengan ekspresi paling baik di wajahnya.
“Mulai sekarang, kau harus memanggilku Dekrit Pemimpin Sekte” -ucap Chung Myung
“…….”
“Aku menantikan kerja sama kalian yang baik. Hehehe.” -ucap Chung Myung
‘Apa yang kau inginkan dariku, kau gila …….’ -batin Gye Hyung
Gye Hyung yang nyaris tidak bisa bertahan, akhirnya mencengkeram bagian belakang lehernya dan jatuh ke belakang.
# SEPERTINYA MAU DIJADIIN SEKTE CABANG JNE KIKIKIKIKI