Join channel kami untuk informasi ter-update: Channel Telegram Tetua Sekte
Project utama: Return of Mount Hua Sect Bahasa Indonesia
MANHWA CHAPTER 77 lanjut baca di novel Chapter 124, gas kan!

Return of The Mount Hua – Chapter 365

Return of The Mount Hua – Chapter 365

Lalu Apa yang Harus Aku Lakukan? (Bagian 5)

Nam Jamyong memelototi Baek Chun dengan mata dingin.

“Apa maksudmu?” -tanya Nam Jamyong

“Aku bertanya apa yang sedang kau lakukan sekarang.” -tegas Baek Chun

Nam Jamyong menyeringai pada Baek Chun.

“Begini, Dojang.” -ucap Nam Jamyong

“Ya jelaskanlah.” -sahut Baek Chun

“Apakah ada alasan bagiku untuk menjawab pertanyaanmu?” -ucap Nam Jamyong

“…….”

Balasan kurang ajar membuat Baek Chun terdiam.

Kemudian Nam Jamyong tersenyum licik dan perlahan membuka mulutnya.

“Hoho. Mungkin karena Sekte Gunung Hua hanya ada di pegunungan. Mereka tidak bisa membedakan kapan harus naik dan kapan harus turun.” -ucap Nam Jamyong

Mata Baek Chun sedikit menyipit.

“Apakah maksudmu kami tidak bisa melihat situasinya?” -ucap Baek Chun

Nam Jamyong menggulung sudut mulutnya mendengar kata-kata Baek Chun.

“Dojang masih muda.” -ucap Nam Jamyong

“…….”

“Apakah Dojang tidak tahu bahwa apa yang kau katakan sekarang memiliki arti tersembunyi, apa kah kau mengira aku mungkin melakukan kejahatan?” -ucap Nam Jamyong

“…….” -ucap Baek Chun

Baek Chun menutup mulutnya.

“Aku Munju dari Sekte Bulan Barat, sekte cabang dari Sekte Ujung Selatan. Bagaimana aku bisa melakukan sesuatu kejahatan di tengah-tengah Xian?” -ucap Nam Jamyong

Mata Nam Jamyong melengkung setipis bulan.

“Atau mungkin…….” -ucap Nam Jamyong

Nam Jamyong tersenyum dan menatap murid-murid Gunung Hua.

“Murid Gunung Hua mengatakan bahwa aku tampaknya menganiaya warga sipil di sini? Itu sangat mengecewakan.” -ucap Nam Jamyong

Baek Chun menggigit bibirnya dengan lembut.

‘Orang ini…’ -batin Baek Chun

Jika dia membalas omongannya, ini akan memberikan sekte bulan barat sebuah pembenaran untuk memusuhi Sekte Huayin secara terbuka.

Ini tuduhan kepada Nam Jamyong, yang mana perwakilan dari seluruh sekte cabang dari Sekte Ujung Selatan di Xian, sebagai bajingan yang melakukan kekerasan di siang hari bolong.

Jadi dia harus berhati-hati dengan setiap kata yang dia ucapkan…….

“Sebentar…..” -ucap Chung Myung

‘Hiik!’ -batin Baek Chun tersontak

Baek Chun melihat ke belakang dengan terkejut.

Chung Myung melangkah maju dengan ekspresi kesal.

‘Apa yang sedang kau lakukan?’ -batin Baek Chun

Baek Chun dengan putus asa mengedipkan mata pada Yoon Jong dan Jo-Gol, tetapi keduanya sama-sama bingung.

‘Bagaimana Aku bisa menghentikannya ketika dia menatap dengan mata seperti itu?’ -batin Yoon Jong

‘Hentikan dia dasar bodoh!’ -batin Baek Chun

Tapi sebelum mereka bisa berbuat apa-apa, Nam Jamyong membuka mulutnya.

“Hoo, suatu kehormatan Naga Gunung Hua berbicara kepadaku secara langsung. Tidakkah menurutmu ini sesuatu yang bisa dibanggakan di masa mendatang?” -ucap Nam Jamyong

Itu adalah sarkasme yang berlebihan. Siapa pun akan mengeraskan wajah mereka segera setelah mendengar ini.

Tapi tanggapan Chung Myung tidak seperti yang diharapkannya.

“Hehe. Kau tidak perlu melakukan itu. Itu membuatku malu.” -balas Chung Myung

“…….”

Nam Jamyong menatap kosong ke arah Chung Myung.

‘Apakah dia tidak tahu sarkasme?’ -batin Nam Jamyong

Tidak, tidak mungkin.

memang ada tipe idiot yang kuat. Tapi tidak ada yang namanya idiot dengan keterampilan seni bela diri yang kuat. Untuk mempelajari seni bela diri di atas tingkat tertentu, pemahaman yang tinggi harus menyertainya.

Fakta bahwa Naga Gunung Hua, yang memiliki reputasi kuat itu bodoh, tidak ada bedanya dengan menyebut sarjana dengan gelar dan idiot.

Tetapi…….

‘Tidak, Aku pikir dia benar-benar menyukainya?’ -batin Nam Jamyong

Dia memeriksa ulang wajah Naga Gunung Hua, takut dia mungkin telah menyindirnya.

Tapi tidak peduli bagaimana dia melihatnya, itu bukan akting. Jika ekspresi kerendahan hati dan kebanggaan itu adalah akting, bahkan jika dia langsung berperan sebagai aktor di Opera Soap, dia akan membuat penonton seolah-olah berada di awan.

“…ha ha ha.” – Tawa Chung Myung

Bukankah dia benar-benar tidak bisa dimengerti?

Nam Jamyong terbatuk sia-sia dan menutupi wajahnya.

“Nah, apa yang membuatmu penasaran, Naga Gunung Hua?” -tanya Nam Jamyong

“Yah, aku mengerti bahwa tidak mungkin sekte cabang Ujung Selatan akan melakukan apa pun melawan Kebenaran. Tapi kau bisa memberi tahu kami apa yang sedang terjadi sekarang.” -ucap Chung Myung

Namun, terlepas dari kenyataan bahwa dia telah menjaga ekspresinya dengan baik, alisnya berkerut lagi.

“Seperti yang Aku katakan sebelumnya, apakah ada alasan Aku harus menjelaskannya kepadamu?” -balas Nam Jamyong

“Tidak ada alasan untuk menjelaskannya kepada kami.” -ucap Chung Myung

“Hmmm?” -sontak Nam Jamyong

Chung Myung mengangkat bahu.

“Jika itu adalah hal yang jujur, kau seharusnya bisa mengatakannya, jadi aku tidak tahu kenapa kau tidak mau mengatakannya. Dan…” -ucap Chung Myung

Dan saat dia berbicara, dia melihat sekeliling.

Orang-orang mulai berkumpul sedikit demi sedikit untuk menyaksikannya

“Kurasa bukan hanya kami yang bertanya-tanya apa yang terjadi di sini.” -ucap Chung Myung

Nam Jamyong mengerutkan kening mendengar kata-kata itu.

Setiap orang yang berkumpul memandangnya masing-masing dengan ekspresi gemetar di wajah mereka. Itu adalah situasi di mana rumor buruk bisa tetap ada jika secara kasar ditutup-tutupi.

Biasanya, dia tidak terlalu peduli tentang itu, tetapi keadaan tidak baik sekarang. Pada saat seperti ini, dia seharusnya tidak memberikan peran yang baik pada murid-murid Gunung Hua itu.

Nam Jamyong mengeraskan pikirannya dan mengangguk pada pria yang sedang berbaring.

“Baiklah,, ehemm… Jadi Orang ini adalah orang yang meminjam banyak uang dari Sekte Bulan Barat.” -ucap Nam Jamyong

“…uang?” -sontak Baek Chun

Mendengar kata-kata Nam Jamyong, Baek Chun mengerutkan kening tanpa sadar.

Dia pikir akan ada cerita yang bagus, tapi alasannya terlalu vulgar dan mencolok.

“Jadi… maksudmu kau menagih hutang sekarang?” -tanya Baek Chun

“Betul sekali.” -ucap Nam Jam Yong

“…Bagaimana bisa seseorang sebesar Munju dari Sekte Bulan Barat menganiaya orang demi uang ?” -ucap Baek Chun

“Ha ha ha.” -tawa Nam Jamyong

Tapi Nam Jamyong yang sendirian hanya tertawa lepas.

Back Chun mengerutkan kening mendengar tawa terang-terangan itu.

“Mengapa kau tertawa?” -tanya Baek Chun

“Bukankah itu lucu?” -ucap Nam Jamyong

“Apa maksudmu?” -tanya Baek Chun

Wajah Nam Jamyong penuh seringai.

“Bagaimana tidak lucu, coba kalian bayangkan, ada orang-orang yang berani datang jauh-jauh ke Xian untuk mendapatkan sedikit uang dan bahkan sedikit menunjukkan ilmu pedang yang tidak akan pernah dilakukan oleh sekte bergengsi, berbicara layaknya uang bukan apa-apa?” -ucap Nam Jamyong

Wajah Baek Chun sedikit memerah mendengar kata-kata Nam Jamyong.

Tentu saja, Nam Jamyong benar dalam hal itu.

“Aku tidak tahu bagaimana kedengarannya di telinga para Taois yang mempraktikkan Tao di pegunungan tinggi, tetapi uang adalah masalah yang cukup besar bagi mereka yang hidup di dunia. Tentu saja, kita harus peka, bukan?” -ucap Nam Jamyong

Ucapan apik Nam Jamyong membuat Baek Chun menggigit bibirnya.

“Tapi ini adalah……!” -seru Baek Chun

“Yah, itu benar.” -Potong Chung Myung

Kemudian Chung Myung menyela Baek Chun dan berbicara dengan nada sederhana.

“Sebetulnya aku benar-benar berpikir itu agak ekstrem bagi seseorang yang datang untuk menagih uang. kalian berdua sudah kenal lama bukan ?” -ucap Chung Myung

“Hooh, kau jauh lebih tajam dari yang terlihat.” -ucap Nam Jamyong

Nam Jamyong menatap Chung Myung dengan mata berbeda.

“Kau pria yang tidak bisa ditebak.” -ucap Nam Jamyong

Dia terlihat sangat bodoh sebelumnya, tapi sekarang dia mendapatkan intinya dengan sangat mudah. Dia dapat melihat inti dari masalah berbelit-belit.

“Tentu saja, Aku mengenal orang ini dengan sangat baik. Bukankah itu yang menyebabkan Aku untuk meminjamkan uang kepadanya?” -ucap Nam Jamyong

“Apakah dia belum membayarmu untuk waktu yang lama.” -ucap Chung Myung

“Tidak bukan begitu.” -ucap Nam Jamyong

“Apa?” -sontak Chung Myung

Nam Jamyong mengangkat bahu.

“Sudah lama sejak dia tidak membayar kembali pinjamannya, tetapi itu tidak cukup lama untuk menghilangkan kesabaranku. Aku orang yang jauh lebih sabar daripada yang Kau pikirkan.” -ucap Nam Jamyong

“Lalu mengapa?” -tanya Chung Myung

“Kenapa kau tidak mendengar alasannya dari orangnya sendiri?” -ucap Nam Jamyong

Nam Jamyong menunjuk ke pria yang jatuh dengan dagunya.

Yoo Iseol, yang sudah pergi ke sisinya, menolong pria yang jatuh itu. Tapi tubuhnya lemas seolah-olah dia sudah kehilangan kekuatannya

Dan pada saat itu, seruan keheranan keluar dari mulut Yoon Jong.

“Ada apa?” -tanya Baek Chun

O– Orang itu…….” -ucap Yoon Jong tergagap

Yoon Jong, mengangkat jarinya, raut wajahnya terdistorsi.

“…..Dia datang untuk memasukkan anaknya ke Sekte Huayin.” -ucap Yoon Jong

“Hm?”

Wajah Chung Myung dan Baek Chun mengeras pada saat bersamaan.

Sudah jelas bagaimana keadaannya.

Baek Chun memelototi Nam Jamyong dengan wajah marah. Lalu dia tersenyum acuh tak acuh.

“Kenapa? Maukah kau menyalahkanku?” -ucap Nam Jamyong

Nam Jamyong menggelengkan kepalanya dan berkata dengan sedih.

“Dengar, aku juga tidak sekeras itu. Itu sebabnya aku meminjamkan dia bahan makanan dan uang. Bukankah begitu?” -ucap Nam Jamyong

“…….”

“Dia adalah orang yang melanggar hukum.” -ucap Nam Jamyong

Mata dingin beralih ke orang itu.

“Kau berutang budi kepada kami, sekte cabang Sekte Ujung Selatan, tapi kau memasukkan putramu ke sekte cabang Gunung Hua. Bahkan binatang pun tahu balas budi. Bukankah tindakan pria ini bahkan lebih buruk daripada tindakan binatang buas?” -ucap Nam Jamyong

Yoon Jong menggigit bibirnya dan bertanya.

“Jadi, berapa banyak uang yang dia pinjam?” -tanya Yoon Jong

“Ho? Apakah Gunung Hua akan mengembalikan uang itu?” -tanya Nam Jamyong

Nam Jamyong terkekeh seolah sedang bersenang-senang.

Suaranya dipenuhi tawa.

“Berapa banyak orang di Xian yang menurutmu berutang pada sekte cabang Sekte Ujung Selatan?” -tanya Nam Jamyong

“…….”

“Dan berapa banyak orang yang mungkin berhutang budi pada Sekte Ujung Selatan, bukan pada sekte cabang? Aku pernah mendengar bahwa Gunung Hua akhir-akhir ini mendapat sejumlah uang, tetapi bisakah kalian semua menanganinya?” -ucap Nam Jamyong

“…….”

“Aku adalah perwakilan dari sekte cabang Sekte Ujung Selatan di Xian, dan sekarang Aku bermaksud untuk menagih hutang mereka atas nama Sekte Ujung Selatan yang sekarang masuk ke pengasingan.” -ucap Nam Jamyong

“Apa ada yang salah?” -tanya Nam Jamyong

Kembali Wajah Baek Chun mengeras saat tanggapan kurang ajar itu kembali.

“Jika ada masalah keuangan, sebaiknya kau pergi ke kantor pemerintah untuk menyelesaikannya. Bagaimana orang yang memimpin sekte cabang dari Sekte Ujung Selatan menyelesaikan masalah dengan cara ini di atas hukum negara?” -ucap Baek Chun

“Hahahaha. Itu sebabnya orang-orang yang tinggal di gunung tidak mengerti apa apa….” -ucap Nam Jamyong

“…Apa yang baru saja Kau katakan?” -potong Baek Chun

Nam Jamyong menatap Baek Chun, dan mendecakkan lidah karena kasihan.

“Jika mereka dibawa ke kantor pemerintah, menurutmu apakah akan berakhir seperti ini?” -tanya Nam Jamyong

“…….”

“Begitu mereka dibawa ke kantor pemerintah, mereka akan dihukum mati, dan mereka harus menyerahkan semua harta mereka. Sepertinya Kau telah membaca banyak cerita tentang Mokmin-gwan yang mengutamakan orang dalam buku, tapi dunia tidak sebaik itu.” -ucap Nam Jamyong

Dia melirik.

“Jika aku salah, dia akan lari ke tempat pemerintahan begitu dia bangun. Tapi pikirkan lagi. Apakah menurutmu dia akan melakukannya?” -ucap Nam Jamyong

Ketika Baek Chun dengan marah mencoba melangkah maju, Chung Myung mengangkat tangannya dan menghalanginya.

“Chung Myung-ah.” -ucap Baek Chun

Baek Chun memanggil nama Chung Myung dengan suara rendah marah. Alih-alih mundur, Chung Myung menggulung bibirnya dan menatap Nam Jamyong.

“Apakah menurutmu ini akan menghentikan Sekte Huayin?” -ucap Chung Myung

“Yah, kau tidak pernah tahu.” -ucap Nam Jamyong

Nam Jamyong menyeringai.

“Dan jangan salah paham. Aku tidak melakukan ini hanya untuk menghentikan Sekte Huayin. Aku hanya menanyakan moral orang orang saja.” -ucap Nam Jamyong

Mata Chung Myung menyipit.

“Aku tidak berpikir itu akan keluar dari mulut seseorang yang melakukan ini.” -ucap Chung Myung

“Hoho. Itu pendapatmu. Bukankah itu berbeda bagi orang lain?” -ucap Nam Jamyong

“…….”

“Tidak perlu dikatakan. Aku bahkan tidak cukup akrab untuk berbicara denganmu seperti ini sejak awal.” -ucap Nam Jamyong

Nam Jamyong melambaikan tangannya seolah-olah dia bahkan tidak tahu harus berkata apa lagi.

Dan tepat pada waktunya, dia melihat kembali ke orang yang tersadar dan mengerang pelan, dia kemudian berbicara dengan dingin.

“Joo-tae. Aku tidak akan banyak bicara, jadi pastikan kau membayar kembali semua barang yang kau pinjam dari Sekte Bulan Barat besok. Jika kau tidak bisa melakukan itu, kau akan ditendang.” -ucap Nam Jamyong

“…Mu- Munju-nim… kumohon…” -ucap Joo-tae

“Aku tidak akan mengatakannya lagi.” -ucap Nam Jamyong

Pria bernama Joo-tae itu menggeliat-geliat dan memohon, tapi Nam Jamyong hanya menatapnya dengan dingin.

Lalu dia berkata kepada kelompok Chung Myung.

“Aku mendoakan kemakmuran untuk Sekte Huayin. Ini adalah ketulusanku.” -ucap Nam Jamyong

Dengan kata terakhir itu, dia terkekeh dan berbalik.

Murid dari Sekte Bulan Barat, yang telah menunggunya di dekatnya, mengikuti untuk mengawalnya. Dengan bahu penuh kekuatan, kerumunan bergegas membuka jalan saat mereka mulai berjalan.

Baek Chun menggigit bibirnya.

“…Ini memalukan.” -ucap Baek Chun

“Sasuk.” -panggil Jo-Gol

“Apa?” -sahut Baek Chun

Jo-Gol mendekat dengan wajah khawatir dan berkata,

“Ini bukan hal yang kecil.” -ucap Jo-Gol

“?” -sontak Baek Chun heran

Semua orang melihat reaksinya, yang tampak lebih serius dari yang diharapkan. Jo-Gol menghela napas berat.

“Orang-orang pada dasarnya takut pada seniman bela diri. Namun demikian, hanya ada satu alasan mengapa kita bisa hidup bersama. Ini karena ada kepercayaan bahwa mereka yang menjadi murid sekte bergengsi tidak akan pernah mengayunkan tinjunya ke orang biasa tanpa alasan. “ -ucap Jo-Gol

“…Betul sekali.” -ucap Baek Chun

“Tapi sekarang sekte cabang Ujung Selatan telah melewati batas itu. Jika ini terjadi, orang-orang Xian akan segera ketakutan. Awalnya, jika Kau melewati batas sebagai sekte cabang, sekte utama seharusnya menyelesaikannya, tapi Sekte Ujung Selatan ada di masa pengasingan sekarang, jadi semuanya semakin rumit.” -ucap Jo-Gol

“…Betul sekali.” -ucap bv

Memang ini bukan hal yang biasa.

Hal yang paling meresahkan adalah uang terlibat dalam hal ini. Jika itu terjadi dengan paksa, cukup diselesaikan dengan paksa. Namun, kekuasaan saja tidak menyelesaikan masalah uang.

‘Aku harus mendiskusikannya dengan Tetua untuk saat ini.’ -batin Baek Chun

Bertekad, Baek Chun kembali menatap Chung Myung dengan perasaan aneh yang tiba-tiba muncul dalam hatinya.

‘Ngomong-ngomong … dia anehnya sangat bersabar sekarang.’ -batin Baek Chun

Biasanya, kepala Nam Jamyong akan ditusuk seratus kali sebelum dia sempat berbicara untuk kedua kalinya.

Anehnya, Nam Jamyong masih bisa berjalan mundur dengan kedua kakinya sendiri.

“Chung Myung-ah. Bagaimana menurutmu…….” -tanya Baek Chun

“Sasuk.” -panggil Chung Myung

“……Hah?” -sontak Baek Chun

“Sasuk, rawat orang itu dulu. Aku punya tempat untuk dikunjungi.” -ucap Chung Myung

“Kemana kau pergi?” -tanya Baek Chun

“Tunggu aku di Toko Pakaian.” -balas Chung Myung

“Toko Pakaian? Kenapa tiba-tiba…….” -ucap Baek Chun

Chung Myung menggerakkan kakinya dengan cepat tanpa menjawab pertanyaan. Wajah Baek Chun dengan cepat menjadi pucat.

“Semuanya, tahan dia!” -seru Baek Chun

Dalam teriakannya, murid-murid Gunung Hua menekan Chung Myung tanpa bertanya atau berdebat. Chung Myung mulai berjuang keras.

“Tidak! Biarkan aku pergi sebentar! Kenapa kalian menahanku?” -ucap Chung Myung

“Kau mencoba menggunakan topeng itu lagi! Tidak, dasar brengsek! Ini bukan sesuatu yang bisa diselesaikan dengan cara itu!” -seru Baek Chun

“Apakah ada cara lain untuk menyelesaikannya?! Ayo pergi dan hajar dia! Saat orang yang menyebabkan masalah menghilang, masalahnya juga hilang!” -seru Chung Myung

“Yah, itu tidak akan pernah terjadi!” -seru Baek Chun

Baek Chun melompat ke arah Chung Myung yang ganas dan berpegangan padanya.

“Jika sekte cabang Munju dari Sekte Ujung Selatan runtuh sekarang, siapa yang akan dicurigai? Tidak! Tidak! Ini sama sekali tidak mungkin! Biksu Hye Yeon! Jangan hanya melihat kami dan tolong bantu!” -seru Baek Chun

“…Kenapa?” -sahut Hye Yeon

“Buruan! -seru Baek Chun

Hye Yeon, yang berdiri dengan tatapan kosong, bergegas masuk dan menekan Chung Myung.

“Si-Siju. Tenanglah.” -ucap Hye Yeon

“Grrrr.” -erang Chung Myung

Chung Myung membuat suara seperti binatang buas dan memelototi Nam Jamyong yang sudah pergi jauh. Suara gertakan gigi keluar.


** 20 Chapter terbaru KLIK TRAKTEER**


 
**JOIN GRUP TELEGRAM**
https://t.me/Tetuasektegununghua

Comment

Options

not work with dark mode
Reset