Join channel kami untuk informasi ter-update: Channel Telegram Tetua Sekte
Project utama: Return of Mount Hua Sect Bahasa Indonesia
MANHWA CHAPTER 77 lanjut baca di novel Chapter 124, gas kan!

Return of The Mount Hua – Chapter 320

Return of The Mount Hua – Chapter 320

Pilih Shaolin atau yang Lainnya? (bagian 5)

Kita sampai ke final.” -ucap murid

Gila. Ini benar-benar final.” -ucap murid

“…… Tidak, jika dipikir-pikir, itu wajar saja…….” -ucap murid

Murid-murid Gunung Hua menggelengkan kepala ketika mereka melihat Chung Myung tertidur di sudut.

Karena dia bukan manusia.” -ucap murid

Kalau dipikir-pikir, semua orang yang mengincar posisi pemenang sebelum kompetisi kini telah jatuh.

Namgung Dohui dari Keluarga Namgung dihancurkan di tangan Chung Myung, sementara Jin Geum Ryong dari Sekte Ujung Selatan bahkan dikalahkan oleh Baek Chun dan tersingkir.

Wudang melakukan yang terbaik, tetapi pada akhirnya, mereka gagal bahkan melewati perempat final, dan bahkan Keluarga Peng, yang sangat dinanti, kalah dari Yoo Iseol dan kehilangan muka mereka.

Begitulah biasanya kompetisi diadakan.

Siapa yang akan tertarik dengan persaingan jika mereka yang dianggap kuat bangkit dan menang dengan mudah?

Persaingan selalu disertai dengan kejadian tak terduga dan munculnya penantang monster baru.

Itu sebabnya semua orang Kangho tergila-gila padanya.

Pada akhirnya, yang tersisa di akhir panggung adalah Chung Myung, yang disebut-sebut sebagai bintang yang sedang naik daun, dan Hye Yeon, yang hampir tidak dikenal sebelum kompetisi.

Siapa di dunia ini yang akan membayangkan hasil seperti itu?

Dia benar-benar monster.” -ucap murid

Sekali-sekali, aku bertanya-tanya apakah dia benar-benar manusia.” Ucap murid

Murid-murid Gunung Hua berbicara seolah-olah mereka muak dengannya, tetapi yang mengejutkan, wajah mereka semua dipenuhi dengan kebanggaan.

Mengapa tidak?

Monster Gunung Hua menjadi monster dunia.

Orang-orang di dunia harus menderita sesekali.” -ucap murid

Dengan begitu, mereka bisa memahami perasaan kita meski sedikit saja.” -ucap murid

Baek Chun menyeringai ketika dia mendengarkan percakapan itu. Tapi pikiran Baek Chun juga tidak jauh berbeda.

Kita benar-benar mencapai titik ini.” -gumam Baek Chun

Tidaklah mudah untuk melakukan apa yang mereka anggap remeh.

Namun, Chung Myung melakukan semua itu tanpa banyak masalah sampai sekarang dan akhirnya mencapai final.

Berapa banyak hal yang berubah selama ini?

Sebelum memasuki Shaolin, memang Gunung Hua hanya diperlakukan sebagai sekte rendahan.

Bahkan dengan catatannya mengalahkan Sekte Ujung Selatan di Konferensi, mereka tetap diberi plakat perak, bukan emas.

Bahkan ketika dia datang ke Shaolin, dia tidak pernah menerima pandangan atau harapan yang baik sampai pertandingan dimulai.

Tapi sekarang semua sekte di dunia memperhatikan Gunung Hua.

Di depan kediaman mereka, hadiah menumpuk bahkan pada saat ini, dan ketika mereka berjalan di jalan, mereka yang mengenali jubah Gunung Hua membuat pandangan kagum di mata mereka.

Terkadang mereka malu dengan tatapan yang tidak mereka kenal, tetapi memang ada saat-saat ketika mereka bangga.

Fakta bahwa kita mendapatkan ketenaran benar-venar membuat perbedaan seperti ini.” -gumam Baek Chun

Sepertinya dia bisa mengerti mengapa orang Kangho bahkan bertarung dengan pedang mereka untuk reputasi yang begitu kecil.

Di Kangho, ketenaran bukan hanya faktor yang membuat mereka mengangkat bahu.

Ketenaran memberikanmu hak untuk berbicara lebih.

Sama seperti mereka yang dihancurkan oleh nama Shaolin ketika mereka datang ke sini, orang-orang yang melihat Gunung Hua sekarang merasa tertekan dengan nama Gunung Hua.

Samae, apa kau baik-baik saja?” -tanya Baek Chun

Yoo Iseol sedikit mengangguk pada pertanyaan Baek Chun.

Aku baik-baik saja.” -ucap Yoo Iseol

Ada perban yang melilit ujung pakaiannya, tapi Yoo Iseol terlihat tenang seolah itu tidak penting.

Tapi Tang So-so sepertinya tidak puas dengan jawabannya.

Apa maksudmu baik-baik saja? Kata dokter kau harus istirahat selama sebulan!” -seru Tang So-soo

Dia cuma Dukun.” -ucap Yoo Iseol

Dia Yakdangju-nya Shaolin!” -seru Tang So-soo

Terdengar seperti dokter tanpa otak bagiku.” -ucap Yoo Iseol

“…….”

Eh …’ -batin Tang So-soo

Apakah Iseol Sago …… dia jadi sakit hati terhadap Shaolin setelah pertandingan dengan Hye Yeon tadi?’ -batin Tang so-soo

Sementara Tang So-soo ragu-ragu, Baek Chun menggelengkan kepalanya dan berkata.

Aku senang Kau baik-baik saja, tetapi jangan berlebihan. Lebih penting untuk mengobati lukamu sepenuhnya. Jika Kau tidak tahan dengan frustrasi jangka pendek, Kau akan menderita untuk waktu yang lama. Semoga saja tidak.” -ucap Baek Chun

Aku akan mengingatnya.” -ucap Yoo Iseol

Bagus.” -ucap Baek Chun

Di akhir kalimat, Baek Chun bangkit dari tempat duduknya.

Semuanya, tunggu.” -ucap Baek Chun

Semua orang yang berkumpul di aula mengangkat kepala mereka dan menatapnya. Dia membuka mulutnya dengan serius saat mata mereka tertuju padanya.

Semua orang telah bekerja keras.” -ucap Baek Chun

Itu adalah suara yang lembut tapi kuat.

Ini mungkin yang harus aku katakan setelah final. Tetapi meskipun kita menang atau tidak, aku pikir lebih baik mengatakan ini sebelumnya. Semua orang telah bekerja sangat keras.” -ucap Baek Chun

Tidak, Sahyung.” -ucap para murid

Terima kasih, Sasuk!” -ucap para murid

Bagus.” -ucap Baek Chun

Baek Chun tersenyum ringan dan melanjutkan kalimatnya.

Kita telah memperoleh banyak hal dan pengalaman dengan datang ke sini. Kita masih memiliki pertandingan final, tetapi apapun hasilnya tidak masalah. Yang penting adalah apa yang kita pelajari dari kompetisi ini. Mari berjuang. Jika kita bisa lebih kuat berdasarkan apa yang telah kita peroleh di sini, Gunung Hua akan benar-benar mendapatkan kembali kejayaannya di masa lalu.” -ucap Baek Chun

Ya!” -seru para murid

Aku akan mengingatnya.” -seru murid

Murid Gunung Hua mengangguk dengan tekad.

Pada saat itu, Tetua Sekte dan Tetua lainnya yang turun ke bawah berhenti berjalan. Kemudian mereka perlahan naik ke atas lagi dan berbisik.

Sepertinya kita tidak perlu bicara.” -ucap Tetua Sekte

Benar.” -ucap Tetua Keuangan

Tetua Sekte tersenyum cerah.

Mereka telah tumbuh.” -ucap Tetua Sekte

Tentu saja, di masa lalu, murid-murid Gunung Hua termotivasi. Tapi rasanya mereka tidak berjalan lurus ke mana mereka harus pergi.

Angin hangat bertiup melalui dada Tetua Sekte.

Melalui kompetisi ini, mereka semakin berkembang. Kini, mereka sudah mulai berjalan di jalurnya masing-masing tanpa harus menyeret mereka lagi.

Dia menyeka sudut matanya.

Aku tidak menyesal.” -ucap Tetua Sekte

Direklamasi dan bekerja keras, dan sekarang membuktikan.

Jika leluhur Gunung Hua sedang menonton dari Surga, tidakkah mereka semua akan tertawa dan memuji mereka atas pekerjaan baik mereka?

Jadi sekarang, dengan hati yang bangga …….

Apa katamu?” -ucap Chung Myung

Pada saat itu, dia bisa mendengar suara gunung pecah sekaligus.

“…….”

Tetua, yang telah saling memandang dengan mata hangat, melihat ke bawah dengan mata gemetar.

Apa? Apakah maksudmu aku tidak bisa menang? Gakkk Bisaaaa menangggg?” -ucap Chung Myung

Begitu mereka mendengar suara kasar Chung Myung, para tetua saling memandang lagi dan tersenyum hangat.

“…Sekarang aku memikirkannya, sepertinya ada dokumen yang perlu aku selesaikan.” -ucap Tetua Sekte

Oh, kebetulan aku punya sesuatu untuk dikerjakan.” -ucap Tetua Keuangan

Ummm. Kalau dipikir-pikir, aku juga.” -ucap Hyun Sang

Setelah bertukar pandang, Tetua Sekte dan Tetua lainnya menyelinap menjauh dari tangga dan menuju ke kamar mereka sendiri seolah-olah mereka memiliki isi pikiran yang sama.

Maaf, murid-muridku.” -gumam Tetua Sekte

Mata Tetua Sekte, yang dengan jelas memperlihatkan penyesalan, tetapi kakinya dengan kuat dan cepat menuju ke kamar.

Di lantai bawah, Chung Myung, yang tiba-tiba terbangun, membuka matanya.

Omong kosong apa yang kau katakan dengan sepenuh hati!? Jika kau datang jauh-jauh ke sini, kau harus menang!” -seru Chung Myung

Baek Chun tersenyum pelan pada Chung Myung.

Banyak yang telah berubah untuk Gunung Hua dalam kompetisi ini. Tidak aneh jika dia mengatakan bahwa semuanya telah berubah dibandingkan ketika mereka pertama kali datang ke sini.

kepribadianmu itu tidak berubah sedikit pun.” -ucap Baek Chun

Pada titik ini, dapat dikatakan bahwa itu adalah pohon yang selalu hijau di dunia manusia. Masalahnya adalah bahwa konsistensi selalu menunjuk ke arah yang salah. (Orang Korea menganggap pohon cemara sebagai simbol keteguhan dan kewajiban yang tidak berubah)

Chung Myung-ah.” -panggil Baek Chun

Apa?” -sahut Chung Myung

Aku tidak meragukan kemenanganmu, tetapi yang ingin ku katakan adalah meskipun kami tidak menang, kami tidak akan rugi banyak. Bukankah runner-up masih merupakan pencapaian yang bagus? Kami tidak ingin membebanimu…….” -ucap Baek Chun

Omong kosong apa yang kau bicarakan?” -balas Chung Myung

“……Hah?” -ucap Baek Chun

Mata Chung Myung berkilat.

Dunia tidak mengingat seseorang yang berada di tempat kedua! Mereka hanya mengingat orang yang berada di tempat pertama! Kau tidak melupakan apa yang terjadi pada Sekte Ujung Selatan, yang berada di urutan kedua di Konferensi, kan?” -ucap Chung Myung

“…… Apakah itu dapat disebut tempat kedua?” -ucap Baek Chun

Ada dua kontestan.

Pokoknya, tempat kedua tidak berarti apa-apa! Sekarang begini, kita harus menang. Orang-orang di dunia berpikir bahwa tempat kedua sama saja seperti yang terakhir!” -ucap Chung Myung

Heo Do-jin, Pemimpin Sekte Wudang, yang dijuluki sekte kedua di dunia, tidak akan mengatakan apa-apa dan akan mencoba meraih leher belakang Chung Myung ketika dia mendengar itu.

Dan!” -ucap Chung Myung

Ya?” -sahut Baek Chun

Jika mereka menang, mereka akan tersenyum sangat lebar dan berkata,

Kau melakukannya dengan baik.”

Tapi aku tidak ingin melihat itu. Aku lebih suka mencungkil mataku daripada melihatnya!” -ucap Chung Myung

Baek Chun kembali menatap Sahyung.

Mereka semua.

Betul sekali.’ -batin Baek Chun

Dia tersenyum pada Chung Myung.

Baek Chun, yang terbatuk pelan, membuka mulutnya dan menatap langsung ke arah Chung Myung.

Kalau begitu aku akan bertanya.” -ucap Baek Chun

Hah?” -sahut Chung Myung

Apakah kau yakin akan menang?” -tanya Baek Chun

“…….”

Dahi Chung Myung sedikit menyempit.

Hei, Sasuk.” -panggil Chung Myung

Ya?” -sahut Baek Chun

Kau sepertinya berada di bawah semacam delusi sekarang …..” -ucap Chung Myung

Lalu dia berkata sambil mengacak-acak rambutnya yang berantakan.

Menang di sini tidak berarti apa apa” -ucap Chung Myung

“…….”

Ini benar-benar hanya sebuah kompetisi. Kekuatan sebenarnya dari setiap sekte ada pada murid kelas satu dan Tetuanya. Bahkan jika kita menang di sini, itu hanya akan membawa ketenaran tetapi tidak membuat kita mampu mengejar Sepuluh Sekte Besar.” -ucap Chung Myung

Baek Chun menutup mulutnya.

Kata-kata Chung Myung membawanya ke kenyataan sekaligus.

Bintang baru terkuat? Memang ada kemungkinan, tapi itu tidak menjamin masa depan mu sendiri. Itu hanya proses yang kita lalui. Jika Sasuk tidak menjadi lebih kuat setelah kompetisi ini, bukankah Sasuk akan jadi bahan ejekan di masa depan?” -ucap Chung Myung

Rasanya seperti benang yang telah dilonggarkan diperketat kembali.

Kompetisi ini hanyalah titik awal untuk Gunung Hua. Aku adalah orang yang tidak pernah melewatkan satu hal pun di atas meja, jadi aku akan mengambil semuanya dan naik lebih tinggi.” -ucap Chung Myung

“……Ya. Kau bahkan tidak akan melewatkan botol anggur di bawah meja.” -ucap Baek Chun

Hehe. Aku sedikit malu jika kau memujiku seperti itu.” -ucap Chung Myung

Itu bukan pujian, brengsek.” -ucap Baek Chung

Baek Chun menyeringai melihat penampilan Chung Myung, yang tampak benar-benar malu.

Benar, ini hanya batu loncatan.” -ucap Chung Myung

Ada banjir pekerjaan yang harus diselesaikan.

Karena keinginan mereka adalah menjadikan Gunung Hua sebagai sekte terbaik di dunia, ini baru permulaan.

Tetapi….’ -batin Baek Chun

Baek Chun tidak bisa menghapus satu kecemasan yang tumbuh di hatinya.

Bisakah Chung Myung benar-benar mengalahkan Hye Yeon?’ -batin Baek Chun

Chung Myung adalah monster. Karena dia terlalu kuat.

Namun, setelah melihat kemampuan Kekuatan Tertinggi Hye Yeon, muncul pertanyaan mendasar.

Bisakah dia benar-benar menangani Seni Bela Diri Unik Tujuh Puluh Dua Shaolin dengan seni bela diri Gunung Hua saja?’ -batin Baek Chun

Ini adalah masalah tersendiri.

Misalkan yang satu memegang pedang panjang dan yang lain memegang pedang kertas. Dalam hal ini, kemenangan atau kekalahan akan ditentukan terlepas dari skill.

Tidak peduli seberapa kuat Chung Myung, bukankah ada kemungkinan kalah dari Hye Yeon jika seni bela diri Shaolin mengungguli Gunung Hua?

Dalam benak Baek Chun, adegan energi pedang Yoo Iseol yang meleleh seperti salju di depan kemampuan Kekuatan Tertinggi Hye Yeon kembali muncul di benaknya.

Chung Myung, ini……” -ucap Baek Chun

Itu dulu.

Bam!

Pintu terbuka dengan keras dan Baek Sang melompat masuk dengan wajah merenung. Melihat sekeliling seolah-olah dia sudah gila, dia menatal Baek Chun dan berteriak seolah-olah dia telah melihat hantu.

Sa-Sahyung!” -seru Baek Sang

Merasakan sesuatu yang tidak biasa, Baek Chun bertanya.

Apa yang sedang terjadi?” -tanya Baek Chun

Ta-Tamu! Ada tamu!” -seru Baek Sang

Apa?” -sontak Baek Chun

Baek Chun memiringkan kepalanya.

Dia membanting pintu seolah-olah dia telah melihat hantu dan mengatakan seorang tamu datang. Siapa tamu yang membuatnya membuat keributan seperti itu?

Siapa?” -tanya Baek Chun

I-Itu….” -ucap Baek Sang

Pada saat itu, keduanya perlahan masuk melalui pintu yang terbuka lebar.

Setelah melihat wajah mereka, Baek Chun membuka mulutnya lebar-lebar.

Ba-Bangjang?” -ucap Baek Chun

Jika matanya tidak salah, itu adalah Bop Jeong, Bangjang Shaolin, yang saat ini memasuki pintu sekarang.

Dan…….

Hye Yeon?” -ucap Baek Chun

Orang yang berdiri di sampingnya pastilah Hye Yeon.

Mata Chung Myung sedikit melebar juga.

Hah yang benar saja.’ -batin Chung Myung

Kenapa kalian tiba-tiba ada di sini? -batin Chung Myung

Hah?’ -batin Chung Myung


** 20 Chapter terbaru KLIK TRAKTEER**


 
**JOIN GRUP TELEGRAM**
https://t.me/Tetuasektegununghua

Comment

Options

not work with dark mode
Reset