Kau ingin tahu apa itu insiden yang sesungguhnya ? (bagian 3)
“Hehe. benarkan? Seperti yang diharapkan dari tetua, beliau memahaminya dengan baik!” -ucap Chung Myung
“Ketua!” – Protes Gong Hwa
Para biksu Shaolin memandang Bop Jeong dengan wajah heran.
Bop Jeong hanya tersenyum menanggapi respon tersebut.
“Apakah ada yang salah dengan pernyataan dari junior (Chung Myung) ini?” -tanya Bop Jeong
“…… mereka telah menghina kuil Shaolin!” -kata Gong Hwa
Sambil tersenyum Bop Jeong menjawab
“Amithaba, Bukan Shaolin yang telah dihina. Bukankah itu hanya harga dirimu saja yang merasa demikian?” -kata Bop Jeong
“…….”
Bop Jeong menggelengkan kepalanya sedikit.
“Junior ini benar. Alasan mengapa para murid sekte lain berkumpul di sini adalah untuk saling bertarung. Bagaimana kita bisa menyalahkan mereka jika waktu dan metodenya tidak seperti yang kita inginkan?” -tanya Bop Jeong
“Tapi ketua, kejadian ini menyebabkan para murid dari sekte Hainan terluka” -kata Gong Hwa
Mendengar kata-kata Gong Hwa, Chung Myung menyeringai.
“Ck ck, jika seperti itu harusnya sekte hainan sendiri yang melakukan protes, aku tidak tahu mengapa Biksu Agung ini sangat marah. Sekte Hainan bahkan bukan bagian dari Shaolin. Apakah Sekte Hainan bahkan tidak punya apapun untuk diucapkan?” – kata Chung Myung
“…….”
Gong Hwa sangat terkejut sehingga dia lupa berkedip dan menatap Chung Myung.
‘Orang macam apa dia ini?’ -batin Gong Hwa
Orang orang yang mulai berkerumun sudah mendengar pernyataan Chung Myung
Jadi mulai sekarang, jika Shaolin menyalahkan Gunung Hua dengan melindungi Hainan, Sekte Hainan akan dianggap tidak dapat menyelesaikan masalahnya sendiri dan hanya bisa berlindung di belakang shaolin.
Dia menatap Chung Myung, yang telah mendorong situasi sampai sejauh ini hanya dengan beberapa ucap kata, selanjutnya Gong Hwa segera menekan amarahnya.
“T-Tidak. Karena kau sudah mengatakannya, mari kita tanyakan pada mereka sendiri. Hei, kalian!” -kata Gong Hwa
“…….”
Chung Myung menoleh ke arah murid-murid Sekte Hainan. Kemudian semua orang tersentak secara refleks.
“Apakah kalian akan membalas dendam kepada kami setelah dihajar dengan kemampuanmu sendiri, ataukah kalian akan merengek ke Shaolin untuk menghukum kami karena telah menghajar kalian?” -tanya Chung Myung cerdik
Wajah para murid Hainan memucat.
Hanya ada satu jawaban yang bisa mereka berikan jika dia berbicara seperti itu.
Lebih baik dipukuli dan menjadi orang lemah yang merencanakan masa depan daripada pria kecil yang menyerahkan balas dendamnya kepada orang lain.
“T-Tentu saja kami akan membalas dendam dengan tangan kami sendiri!” -kata seorang murid sekte hainan
“Kalau saja aku menggunakan pedang, kalian bukanlah tandingan kami!”
“Sebaiknya kalian bersiap-siap! kami tidak akan pernah membiarkan kalian lolos!”
Para murid sekte hainan menjawab pertanyaan Chung Myung satu persatu
Chung Myung menatap Gong Hwa lagi sambil tersenyum.
“Sudah jelaskan?” -tanya Chung Myung
“….…”
Gong Hwa hanya bisa terdiam
“Ketika anak-anak sedang bermain, terkadang mereka bertengkar dan saling memukul, lalu kemudian mungkin akan ada yang mimisan. Ini bukanlah masalah yang besar. Tidak perlu sampai memanggil pemimpin sekte … sejak kapan Shaolin menjadi seperti ini? Bukankah begitu? Ketua?” -tanya Chung Myung
“Hoho. Itu tidak salah.” – kata Bop Jeong
“Ketua!” -protes Gong Hwa
Bop Jeong hanya tersenyum menatap Gong Hwa, dia tidak punya pilihan selain menundukkan kepalanya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
“Biarkan aku memperjelas posisi Shaolin.”
Bop Jeong kembali menatap Hyun Jong dan berkata,
“Pertarungan di wilayah kuil Shaolin jelas merupakan sesuatu yang tindakan yang perlu dihukum, merupakan tanggung jawab kuil Shaolin untuk mengatur segalanya dengan benar, jadi aku minta maaf kepada Sekte Hainan dan Sekte Gunung Hua atas nama kuil Shaolin atas kejadian kali ini.” -ucap Bop Jeong
Bop Jeong menggenggam tangannya dan membungkuk dalam-dalam.
Pemimpin sekte panik, dan murid-murid Hainan terdiam.
Bop Jeong kembali tersenyum lembut.
“Anak macan yang telah dirawat masing masing sekte akan dapat menunjukan taringnya pada saat kompetisi berlangsung. Bahkan jika tidak pada saat kompetisi, kuil Shaolin tidak dapat terlibat lebih jauh, karena ini adalah masalah yang harus diselesaikan oleh setiap sekte.” -kata Bop Jeong
“Umm.”
Hyun Jong menghela nafas.
“Namun.” -lanjut Bop Jeong
Bop Jeong secara bergantian melihat kedua sisi dan terus berbicara.
“Jika hal seperti ini terus terjadi menjelang kompetisi bela diri, semua orang pasti akan ikut terseret, jadi saya meminta agar semua orang menunjukkan perilaku yang sesuai dengan status dan martabat mereka.” -tambah Bop Jeong
Bop Jeong menyatukan kedua tangannya dengan ringan.
Setelah mengatakan itu Bop Jeong berbalik dan meninggalkan tempat itu, para biksu Shaolin lainnya yang sedang menatap Gunung Hua, dengan cepat mengikutinya dari belakang.
“Benar benar Shaolin.”
“Keputusan yang bijak!”
Para penonton menanggapi dan mengangguk setuju.
Bagaimanapun, semua orang merasa lega karena situasinya dapat diselesaikan tanpa ada masalah.
“Shaolin tetaplah Shaolin, ya?” -kata Chung Myung
Chung Myung bergumam dan menyeringai.
Pok!
Pada saat itu, pemimpin sekte meletakan tangannya ke bahu Chung Myung.
Chung Myung perlahan menoleh.
Tersentak.
Dan dia melihatnya.
Hyun Jong dengan ekspresi wajah yang seram menatap Chung Myun.
“… Ikuti aku.”
“…….”
== POV anggota Shaolin ==
Gong Hwa, yang mengikuti Bop Jeong di sebelahnya, membuka mulutnya dengan suara tidak puas.
“ketua, kenapa kamu menanganinya seperti ini?” -tanya Gong Hwa
Biksu lain tidak bisa menyembunyikan ketidakpuasan mereka di wajah mereka, mungkin berpikiran sama.
“Mereka telah menghina Shaolin. aku tidak percaya anak-anak itu berani berkelahi di daerah Shaolin. Bukankah ini benar-benar penghinaan bagi Shaolin?” -tambahnya
“Mereka seharusnya dihukum!” – kata Gong Hwa
Wajah Bop Jeong perlahan berubah.
Bukan wajah yang lembut seperti sebelumnya, dia berbicara dengan dingin.
“Lalu maksudmu aku seharusnya mengatakan bahwa tidak apa-apa menggunakan pedang atas izin Shaolin, tapi itu dosa untuk meninju tanpa izin?” ( Bop Jeong membandingkan kompetisi resmi, dan pertarungan jalanan )
“I-Itu.…”
“Baiklah.”
“Bodoh, tetaplah bodoh. Aku tidak percaya kamu bahkan tidak bisa mengerti maksud anak itu.” -kata Bop Jeong
Bop Jeong menunjukkan ketidaksukaannya.
‘Bagaimana jika tadi aku tidak ada di sana?’ -batin Bop Jeong
Gong Hwa mungkin akan langsung mengusir mereka. Jika itu masalahnya, dia bisa menanganinya dengan baik, tapi … ….
‘Sebuah rumor akan menyebar bahwa Shaolin menganiaya sekte lain dengan menggunakan otoritas mereka.’
Dia sudah memperingatkan ketua sekte Gunung Hua.
Dikatakan bahwa orang iri pasti akan mengikuti sekte yang memiliki momentum yang baik.
“Hoho.”
Bop Jeong tersenyum rendah.
‘Apakah ini berarti anak itu telah melihat sampai sejauh ini dan dapat menciptakan situasi seperti Tadi?’ -batin Bop Jeong
Setelah beberapa saat berpikir, dia membuka mulutnya.
“Gong Hwa.” -panggil Bop Jeong
“Ya, ketua.” – responnya
“Apakah kamu tahu sesuatu tentang anak bernama Chung Myung itu?”
“Umm.”
Jawabannya datang dari biksu selain Gong Hwa.
“Chung Myung adalah Naga sekte Gunung Hua, yang disebut sebagai bintang baru paling kuat di dunia.” – saut seorang biksu
“Naga Gunung Hua?” -lata Gong Hwa
“Ya, saya mendengar dia mengalahkan Jin Geum Ryong dari Sekte ujung Selatan dan memenangkan pertandingan melawan Wudang. Jika memasukkan rumor yang belum diverifikasi, dia telah menang melawan Mu Jin seorang tetua dari Wudang dalam pertarungan rahasia dan menang melawan pemimpin keluarga tang dari Sichuan ….…” – jelas biksu tadi
“Beraninya kau mengatakan omong kosong seperti itu kepada Pemimpin kuil!” – kata Gong Hwa
“… Maafkan saya.”
“Bahkan jika kamu menyebutkan nama Mu Jin dari Wudang, kepala Keluarga Tang Sichuan akan berlebihan!” -kata Gong Hwa
“Itu hanya rumor …….”
“Berhenti.” -ucap Bop Jeong
Bop Jeong menghentikan percakapan di antara keduanya.
‘Naga Gunung Hua.’
Nama itu melekat kuat di benak Bop Jeong.
“Kudengar Gunung Hua sedang bersemangat akhir-akhir ini, Dengan sosok seperti itu, tentunya anak-anak di sekitarnya akan ikut bersemangat.” -kata Gong Hwa
“… Meskipun itu adalah hasil dari pertempuran tidak resmi, kekalahan sepihak murid-murid Hainan adalah hasil yang tak terbantahkan, mungkin saja….…” -lanjut nya
Gong Hwa memutus kata katanya.
Bop Jeong tahu apa yang dia coba katakan, bahkan jika dia tidak mendengarnya.
‘Mungkin hal ini juga dapat terjadi pada kuil shaolin.’ -batin Bop Jeong
***
Ada begitu banyak kata di dunia yang dapat membebani orang.
Tapi sekarang Chung Myung sedang mempelajari sesuatu faktu baru.
‘Saya pikir akan lebih baik dimarahi jika seperti ini.’
Hyun Jong duduk di depannya.
Hyun Jong tidak mengatakan sepatah kata pun dan hanya menatap mereka. Dan itu sudah berlangsung selama ini.
Punggung Baek Chun basah oleh keringat.
‘Lebih baik Anda memukul kami, Pemimpin Sekte!’
‘Saya lebih suka dipukuli oleh Chung Myung.’
‘Me-Menakutkan ….’
Mereka sudah melakukan itu sejak lama.
Ketua sekte, hanya menatap kelompok Chung Myung tanpa mengucapkan sepatah kata pun, akhirnya memutar mulutnya dan berbicara.
“Aku hanya meminta satu hal agar kalian tidak membuat kekacauan.” -kata pemimpin sekte
……
“Baru saja aku pergi sebentar, lalu kalian…”
“Arghhh! Anak sialan! Dasar sialan!”
Hyun Jong menendang Chung Myung. Namun, kakinya tidak mencapai Chung Myung karena ditahan oleh para tetua lainnya.
“Aku tidak bisa membawa wajahku ke mana-mana karena aku malu! Malu!” -kata pemimpin sekte
“Hah?”
Kemudian Chung Myung memiringkan kepalanya seolah-olah dia tidak mengerti.
“Bukankah ini agak aneh? Kami mengalahkan anak-anak dari Sekte Hainan, dan aku pikir itu adalah sesuatu yang harus kami banggakan!” -kata Chung Myung
“Arghhh!”
Hyun Jong akhirnya melepas sepatunya dan melemparkannya ke Chung Myung. Chung Myung segera kabur sambil tertawa.
“Hehe. Anda tidak perlu memuji ku seperti itu. Sebagai seorang murid, aku melakukan apa yang pantas aku dapatkan.” -kata Chung Myung
“Keluarrr!” -teriak pemimpin sekte
“Benarkah?” -tanya Chung Myung
“T-Tidak! Jangan keluar! Tidak, jangan pernah keluar! Jangan kemana-mana!” -ucap pemimpin
‘Kikiki.’ -tawa Chung Myung