Join channel kami untuk informasi ter-update: Channel Telegram Tetua Sekte
Project utama: Return of Mount Hua Sect Bahasa Indonesia
MANHWA CHAPTER 77 lanjut baca di novel Chapter 124, gas kan!

Return of The Mount Hua – Chapter 350

Return of The Mount Hua – Chapter 350

Aku Chung Myung. Murid kelas tiga dari Sekte Gunung Hua. (Bagian 5)

“Ugh …….” -erang Hyun Dang

“Aduh……” -erang Hyun Bob

Tidak ada anggota lain yang babak belur seperti mereka.

Hyun Dang menggigit bibirnya saat dia melihat pengikutnya hampir tidak kuat turun gunung.

“K-Keuh!” -erang Hyun Bob

Hyun Bob yang berjalan di sampingnya dengan mengandalkan tongkat kayu hingga kehilangan keseimbangan dan jatuh ke tanah.

“Keueu. Uh…..” -erang Hyun Bob

Dan untuk beberapa saat, dia menahan punggungnya dan merengek.

“Ya ampun …, di mana di dunia ini ada hukum seperti itu!” -teriak Hyun Bob

Hyun Dang menggigit bibirnya sampai berdarah saat melihat Hyun Bob berteriak marah.

“Tidak peduli berapa banyak disiplin sekte yang ditinggalkan … tidak mungkin seperti ini. Tidak mungkin seperti ini …” -teriak Hyun Bob

Hyun Bob tampak hampir tenggelam dalam pikirannya. Rasanya seperti melihat gumaman kosong.

Apa yang terjadi sudah cukup baginya untuk menjadi gila seperti itu.

Jika mereka dipukuli dan ditendang keluar oleh tetua, mereka tidak akan merasa begitu sengsara. Tapi yang menggeret mereka adalah seorang murid yang bahkan belum lahir Ketika mereka sudah masuk Gunung Hua.

Siapa yang bisa memahami perasaan dipukuli dan ditendang oleh seseorang yang lebih muda dari cucunya sendiri?

“Sial…” -gumam Hyun Dang

Wajah Hyun Dang suram seperti iblis.

“Bajingan seperti anjing itu … mereka jadi seperti ini, ya?” -ucap Hyun Bob

Gunung Hua telah hancur. Tidak ada sifat Taois yang tersisa. Disana seperti sekelompok preman. Aku kira hanya candaan bahwa publik memanggil mereka “Gunung Hua-chae”, tapi bukankah itu pasangan yang sempurna? (Banding Gunung Hua)

Suara Hyun Bob penuh dengan kebencian dan kemarahan. Sebuah cahaya biru melintas dari mata Hyun Dang. Dia mengertakkan gigi dan berbicara dengan lembut.

“Jika mereka memperlakukan kita seperti ini, kita tidak punya pilihan selain memperlakukan mereka dengan cara yang sama.” -ucap Hyun Dang

Hyun Bob menelan ludah kering pada suara suram itu.

“Apakah ada cara?” -tanya Hyun Bob

“…….”

Hyun Dang, yang melihat ke gunung yang jauh tanpa mengucapkan sepatah kata pun, berkata seolah mengunyahnya.

“Kita akan pergi ke Shaolin.” -ucap Hyun Dang

“… Sha-Shaolin?” -ucap Hyun Bob terbata

Hyun Bob bertanya balik dengan heran. Tapi Hyun Dang tampak tulus.

‘Apa maksudmu Shaolin?’ -batin Hyun Bob

“Shaolin dipermalukan oleh Gunung Hua. Tentu saja, pasti ada dendam terhadap Gunung Hua. Jadi mereka akan bisa memanfaatkan situasi kita.” -ucap Hyun Dang

“Ah…….”

Hyun Bob mengangguk.

Tentu saja, situasi ini kontroversial.

Bagaimanapun, bukankah mereka, orang-orang yang pernah menjadi Tetua sekte, dipukuli dan ditendang oleh seorang murid muda Gunung Hua?

“Jika ini diketahui Kangho, beberapa akan mengkritik Gunung Hua, dan beberapa akan menyalahkan kita. Tapi jujur, tidak ada yang akan peduli tentang apa yang terjadi pada sekte didunia. Bagi mereka hal seperti Ini hanya camilan yang tepat untuk pesta minum.” -ucap Hyun Dang

“Betul sekali.” -ucap Hyun Bob

“Tetapi jika Shaolin berdiri di belakang kita, ceritanya akan berbeda. Shaolin memiliki kekuatan untuk mewujudkannya. Dan mereka dapat menggunakan kita untuk menekan Gunung Hua.” -ucap Hyun Dang

Hyun Bob menutup mulutnya.

Dia yakin Shaolin memiliki kekuatan untuk melakukan itu.

Tapi ada satu hal yang mengganggunya.

“Tapi …… Sahyung. Dengan begitu, kita akan benar-benar memusuhi Gunung Hua.” -ucap Hyun Bob

Hyun Dang memelototi Hyun Bob dengan tatapan seperti pisau.

“Apa yang salah dengan itu?” -ucap Hyun Dang

“…….”

“Mereka adalah orang-orang yang meninggalkan kita. Orang tua yang menelantarkan anak-anak mereka tidak dapat mengharapkan kesalehan mereka. Mengapa kita harus memikirkan Gunung Hua ketika kitalah yang ditinggalkan oleh mereka?” -ucap Hyun Dang

“Sahyung benar.” -ucap Hyun Bob

Hyun Bob mengangguk dengan keras.

Pada saat ini, dia bahkan telah melepaskan sedikit keraguan.

“Aku tidak tega melihat para penjahat itu mengenakan Gunung Hua sebagai topeng mereka dan berlari melintasi Jianghu. Aku akan mengembalikan semuanya ke tempatnya bahkan jika batu fondasi Gunung Hua ditarik keluar dari Hua.” -ucap Hyun Dang

Hyun Bob dan Hyun Dang tahu yang sebenarnya.

Fakta bahwa merekalah yang mencoba menggunakan Gunung Hua sebagai topeng.

Tapi sekarang setelah semuanya berjalan sejauh ini, itu tidak berarti apa-apa. Mereka sudah mengatur segalanya untuk mendaki Gunung Hua. Mereka tidak bisa kembali tanpa keuntungan apapun.

“Tapi apakah Shaolin akan menggunakan kita untuk hal lainnya?” -tanya Hyun Bob

“Tidak ada ruginya bagi mereka. Menghancurkan Gunung Hua, dan bahkan lebih baik membiarkan kita memimpinnya. Di atas segalanya, kita memiliki pembenaran.” -ucap Hyun Dang

“Bahkan jika itu pembenaran …….” -ucap Hyun Bob

“Tidak masalah jika itu pembenaran yang salah.” -ucap Hyun Dang

Hyun Dang berkata datar.

Itulah kekuatan. Bahkan jika mereka benar semuanya akan sia sia jika kau lemah, dan bahkan pembenaran yang lemah lebih kuat dari apa pun ketika berada di tangan yang kuat. Shaolin memiliki kekuatan untuk membuat pembenaran kita terbukti.” -ucap Hyun Bob

Hyun Bob mengangguk.

“Kalau begitu kita harus segera pergi ke Seongsan.” -ucap Hyun Dang

“Betul sekali.” -ucap Hyun Bob

Hyun Dang menoleh dan melihat ke atas gunung.

“Hyun Jong…..dan Chung Myung!” -seru Hyun Dang

Dendam.

Hyun Dang mengertakkan gigi dan mengusap wajahnya. Dia tidak tahan dengan tempat berdenyut di mana dia dipukuli oleh Chung Myung.

“Tentu saja… Aku pasti akan melihat kalian jatuh ke neraka! Pasti!” -seru Hyun Dang

Api jahat muncul di matanya.

Hyun Bob menelan ludah kering pada saat itu.

‘Taoist Bodoh.’ -batin Hyun Bob

Mereka mungkin kuat, tetapi pada kenyataannya, mereka sangat lemah. Jika mereka akan membuat dendam terhadap orang seperti ini, mereka seharusnya mengurusnya dengan baik.

Karena alasan inilah Hyun Bob dan Hyun Bob dapat mendaki Gunung Hua, yang mulai terkenal di Kompetisi Beladiri, tanpa banyak khawatir. mereka pikir mereka tidak akan kehilangan nyawa saat mendaki Gunung Hua.

Jika mereka akan membiarkan kelompok Hyun Dang pergi, mereka seharusnya mengirim mereka dengan senyuman, dan jika mereka akan menggunakan tangan mereka, mereka seharusnya tidak meninggalkan penyesalan.

“Sekarang kau akan merasakan fakta itu secara mendalam.” -ucap Hyun Dang

Saat itulah Hyun Bob hendak tersenyum penuh kemenangan.

Aduh. Gunung ini sangat curam.” -ucap Seseorang dibelakang

‘Hm?’ -batin Hyun Bob

Hyun Bob menoleh ke suara yang tiba-tiba itu.

Dia melihat sekelompok orang datang ke jalan gunung.

‘Bukankah mereka pengemis?’ -batin Hyun Bob

Hyun Bob memiringkan kepalanya saat melihat penampilan mereka.

Mengapa seorang pengemis mendaki gunung? Tidak ada tempat di gunung yang kasar ini untuk diwaspadai.

Seorang pengemis dan gunung.

Apakah ada kombinasi yang lebih tidak konsisten dari ini?

‘Apakah mereka akan naik ke Gunung Hua?’ -batin Hyun Dang

Tidak ada pengemis biasa yang akan pergi ke Gunung Hua, lalu apakah mereka Serikat Pengemis?

Bahkan sebelum Hyun Bob dapat menyelesaikan semua pertanyaan yang muncul di benaknya, orang-orang Serikat Pengemis yang mendaki jalur gunung mulai mendekat.

Merasa takut dengan pemandangan itu, dia membuat seluruh tubuhnya waspada dan waspada terhadap pengemis.

Mereka menuju…’ -batin Hyun Bob

Berjalan melewati mereka.

Mereka menuju Hyun Dang dan Hyun Bob, para pengemis diam-diam membelah kiri dan kanan dan mulai bergerak di kedua sisi mereka.

Seperti pengepungan.

Ada apa ini …….” -gumam Hyun Dang

Terkejut Hyun Bob menoleh ke kiri dan ke kanan dan melihat ke arah pengemis.

Dia bukan pengemis biasa.” -ucap Hyun Bob

Tubuh kokoh yang dapat dilihat melalui kain yang mereka kenakan, dan mata yang dingin dan cekung benar-benar berbeda dari pengemis yang mereka lihat di jalan.

Hyun Bob, yang tahu ada yang tidak beres, akan membuka mulutnya.

“Pasti jauh sekali untuk sampai ke Gunung Seongsan.” -ucap seseorang pengemis

“…….”

Bagian depan.

Di jalan di mana pengemis datang, seorang pria datang.

“Oh, bisakah kalian pergi jauh-jauh ke Shaolin dengan tubuh itu?” -tanya pria itu

‘Apakah mereka mendengar percakapan kami?’ -batin Hyun Bob

Mata Hyun Bob bergetar hebat.

Pengemis yang dia ajak bicara beberapa waktu lalu adalah orang yang tidak memiliki karakteristik tertentu. Berbeda dengan mereka yang naik lebih dulu, pengemis ini akan melebur ke jalan tanpa ada rasa tidak nyaman jika ditempatkan di jalan.

Tapi hanya ada satu hal yang tidak pada tempatnya.

Tatapan matanya.

Mata yang dingin dan cekung itu begitu menakutkan sehingga membuat mata para pengemis di depannya menjadi mata seorang anak kecil.

A-ada apa?” -tanya Hyun Dang

Hyun Dang mengangkat suaranya dengan bingung.

“Sepertinya ada kesalahpahaman. kami baru saja turun gunung…….” -ucap Hyun Dang

“Hyun Dang.” -panggil pengimis itu

“…….”

“Nama aslimu Hwauryang. Meninggalkan Gunung Hua 30 tahun yang lalu dan menetap di Honam. Meskipun membuat kelompok di Honam dan menjabat sebagai pemimpin, sebenarnya adalah pedagang garam yang telah berurusan dengan penyelundupan garam.” -ucap pria itu

Mata Hyun Dang terbuka lebar.

“Apakah itu benar?” -tanya pengemis itu

“……bagaimana kau…….” -ucap Hyun Dang bingung

“Kurasa itu benar.” -ucap pria itu

Pria itu mengangkat bahu.

Ada banyak hal lain yang telah kami selidiki, tetapi Aku rasa tidak perlu membicarakannya di sini.” -ucap pengemis itu

Dia tersenyum, tetapi matanya dingin.

“Yang penting bukanlah siapa dirimu. Kau mencoba meletakan tanganmu ke Gunung Hua yang telah bekerja sama dengan kami, dan sekarang Kau mencoba merusaknya, kan?” -ucap pria itu

Keringat dingin muncul di punggung Hyun Dang.

Siapapun yang tinggal di Kangho harus tahu satu hal.

Anda bisa memusuhi siapa pun di dunia, tetapi Anda tidak boleh memusuhi pengemis.

Siapa orang paling menakutkan di dunia?

Orang yang paling menakutkan adalah mereka yang tidak akan rugi apa-apa.

Tempat di mana mereka yang tidak akan rugi berkumpul adalah Serikat Pengemis.

Orang-orang hanya melihat penampilan Serikat Pengemis yang membahas Kebajikan. Tapi bagaimana bisa Serikat Pengemis yang diciptakan oleh seratus ribu pengemis bisa menjunjung keadilan?

Serikat Pengemis adalah tempat yang paling baik di dunia dan pada saat yang sama tempat berkumpulnya orang-orang paling berbahaya di dunia.

Pria itu mengangkat tangannya dan membelai bagian atas kepalanya.

“Aku, Hong Dae-gwang.” -ucap pria itu

Kemudian para pengemis di sekitar daerah itu terkikik dan mulai tertawa.

“Pokoknya, yah. Jika seseorang membuat kesalahan, mereka setidaknya harus menjaganya dengan baik. Aku tidak ingin mengecewakan anak iblis itu lagi.” -ucap Hong Dae-gwang

Hong Dae-gwang tersenyum.

“Jika Kau pergi ke Shaolin, Kau hanya akan menguntungkan orang-orang yang mengikuti Shaolin. Tapi sayangnya, kami berpihak kepada Gunung Hua.” -ucap Hong Dae-gwang

Suaranya penuh tawa.

Tapi bagi Hyun Dang dan Hyun Bob, itu terdengar sangat menyeramkan.

“Apakah Kau tahu apa yang paling dibenci pengemis?” -ucap Hong Dae-gwang

“…….”

“Kehilangan pekerjaan,,,. Jadi beraninya kalian mencoba memotong rotiku.” -ucap Hong Dae-gwang

Mata gemetar Hyun Dang mulai berputar-putar.

Pisau tajam yang menyeramkan mencuat dari lengan pengemis yang mengelilingi mereka.

Sebuah belati pendek.

Tusuk sate besi yang diasah.

Dan sabit panjang.

Kemudian mereka terkikik dan perlahan mulai mempersempit pengepungan.

Kelompok Hyun Dang bergidik dan berkumpul di tengah. Ketakutan mulai berkilauan di mata mereka.

“Ck ck. Kau seharusnya melihat lawanmu sebelum bermain-main dengan mereka. Kau menyentuh iblis bahkan tanpa berpikir dua kali. Tentu saja, Kau harus membayar harganya.” -ucap Hong Dae-gwang

Hong Dae-gwang mengusap dagunya. Dan para pengemis bergegas ke Hyun Dang dengan mata menyeramkan.

* * *

Makan banyak. Makan banyak.

Chung Myung mengunyah kue bulan dan berkata dengan acuh tak acuh.

“Tetap saja…….” -batin Baek Chun

“Pengemis terkadang bertindak terlalu jauh, tapi mereka masih punya nurani. Mereka tidak akan membunuh. Tapi aku yakin mereka hanya akan menakut-nakuti mereka.” -ucap Chung Myung

“Heum.” -Gumam tetua keuangan

Tetua Keuangan mendengarkan Chung Myung dengan wajah serius.

“para pengemis mungkin akan mengikat mereka dan melemparkannya ke pinggiran jurang. Aku yakin mereka bahkan tidak akan berani dekat dengan Shaolin selama sisa hidup mereka. Jika mereka berbakat, mereka bisa saja pergi ke Shaolin sambil menghindar dari kontak mata dari semua pengemis di dunia, tapi orang tua itu tidak mungkin berbakat.” -ucap Chung Myung

Tetua Keuangan mengangguk seolah menyetujui pernyataan itu.

“Sebaliknya, aku yakin pengemis tua itu pasti marah sekarang.” -ucap Chung Myung

“…….”

Melihat Chung Myung menyeringai, Tetua Keuangan menghela nafas dan mengangguk.

“Bagaimanapun, Kau telah melalui banyak hal.” -ucap Tetua Keuangan

“Jangan sampai tetua sekte tau tentang yang dilakukan serikat pengemis, kikikiki.” -ucap Chung Myung

Chung Myung tertawa. Tetua Keuangan mengangguk dan tenggelam dalam pikirannya.

Mereka yang memimpin sekte seharusnya tidak adil. Tetapi jika ada orang yang menunjukkan keadilan, pasti ada orang lain yang tahu bagaimana menggunakan tangan mereka secara rahasia.

Di masa lalu, peran itu terserah Tetua Keuangan.

Tapi sekarang…….

“Apakah Kau akan baik-baik saja?” -tanya Tetua Keuangan

“Apa?” -balas Chung Myung

“Kau memberikan terlalu banyak hal untuk Gunung Hua. Tapi……” -ucap Tetua Keuangan

Chung Myung melambaikan tangannya dengan keras untuk menyela kata-kata Tetua Keuangan.

Tetua terlalu mempermasalahkan hal kecil. Jika Aku menginginkan sesuatu Aku sudah memakan semuanya. Apakah Tetua tidak mengenalku?” -sanggah Chung Myung

“…Ya itu betul.” -ucap tetua keuangan

Tetua Keuangan tersenyum.

“Yah, jadi sebutkan apa keinginanmu sekarang, daging ? Bagaimana dengan perut babi ?. -ucap Tetua keuangan

“Bagaimana dengan alkohol? Alkohol?” -tanya Chung Myung

“Ambilah yang kau inginkan.” -ucap Tetua keuangan

“Hehe. Kau tahu. Kupikir aku menyembunyikannya dengan baik.” -ucap Chung Myung

“Ayo pergi.” -ucap Tetua Keuangan

“Ya.” -ucap Chung Myung

Tetua Keuangan tersenyum dalam suasana hati yang aneh saat melihat bagian belakang Chung Myung berjalan di depan.

Senyum di bibir Tetua Keuangan tumbuh sedikit lebih besar.

Sinar matahari yang cerah menyinari punggung dua pria tua dan muda yang menuju ke dapur itu.


** 20 Chapter terbaru KLIK TRAKTEER**


 
**JOIN GRUP TELEGRAM**
https://t.me/Tetuasektegununghua

Comment

Options

not work with dark mode
Reset