Gunung Hua dengan Jalan Miliknya Sendiri (bagian 5)
Rumor mulai menyebar ribuan mil jauhnya
Rumor adalah sesuatu yang tidak bisa dihentikan dengan kekuatan manusia. Desas-desus bahwa Kompetisi Murim berakhir dengan kemenangan Shaolin dengan cepat menyebar ke seluruh dunia.
Saat pertama kali mendengarnya, orang orang cuma mengangguk.
“Bagaimanapun juga mereka adalah Shaolin! Seperti yang diharapkan.” -ucap seseorang
Namun, ketika mereka mendengar tentang situasi yang terjadi, mereka tidak punya pilihan selain memiringkan kepala heran.
“Gunung Hua yang menang? Apa yang kau bicarakan?”
Dan ketika mereka akhirnya mendengar semua runtutan kejadiannya, mereka semua membuka mulut mereka lebar-lebar dan tercengang.
“Apaaa? Mereka menolak kemenangan mereka?”
Itu adalah sebuah cerita yang luar biasa.
“Ya ampun, Shaolin benar-benar dipermalukan.” -ucap seseorang
“Apa yang dipikirkan oleh Naga Gunung Hua untuk melakukan hal seperti itu?” -tanya Warga
“Hoo, Shaolin ……. Shaolin …….” -ucap Warga
Orang-orang suka rumor.
Yang paling mereka sukai adalah jenis cerita yang mempermalukan orang-orang berstatus tinggi.
Desas-desus bahwa Shaolin, yang telah menjaga posisi puncak tertinggi di dunia selama ratusan tahun, telah dipermalukan menyebar ke seluruh dunia dengan kecepatan yang sama sekali berbeda dari desas-desus yang telah menyebar.
Dalam prosesnya, nama Gunung Hua disebutkan berkali-kali.
“Tapi apa maksudnya dengan Gunung Hua? Bukankah artinya Gunung Hua juga mencapai final?” -tanya Warga
“Bukan itu saja. Bukan hanya final tapi juga yang mendapatkan hasil terbaik dalam kompetisi ini adalah Gunung Hua. Kalau hanya dari segi bintang yang sedang naik daun, tidak ada sekte lain yang bisa mengungguli Gunung Hua” -balas Warga
“Hoho. Aku mendengar nama Gunung Hua untuk pertama kalinya, dan aku tidak percaya mereka adalah sekte yang begitu kuat.” -ucap Warga
“Gunung Hua dulunya adalah salah satu dari Sepuluh Sekte Besar. Tapi kemudian sekte Hainan menggantikan mereka. Bagaimanapun juga, saat Gunung Hua mendapatkan kembali statusnya yang lalu, hal-hal menarik akan terjadi di masa depan.” -ucap Warga
“Tunggu! Tunggu! Aku tidak bisa menjadi satu-satunya yang tahu tentang ini! Aku harus memberitahu yang lain tentang berita ini sesegera mungkin!” -seru Warga
“Ugh! Kau akan terluka berlari seperti itu. Hei, kau!” -seru Warga
Mereka yang mendengar desas-desus itu sedang terburu-buru untuk memberi tahu berita itu. Berkat ini, rumor tentang Gunung Hua menyebar ke seluruh dunia.
Dan saat ini sang karakter utama Sekte Gunung Hua, akan meninggalkan Shaolin dengan tidak nyaman dan berangkat ke Shaanxi sesegera mungkin…
* * *
“Seharusnya aku ……” -ucap Hyun Sang
Saat melihat pemandangan di depan matanya, janggut Hyun Sang bergetar.
‘Apakah akan baik-baik saja?’ -batin Hyun Sang
Tentu saja, ini bukan pemandangan yang buruk untuk dilihat.
Meski tidak menjadi juara, namun pencapaian runner-up di Kompetisi Beladiri sudah merupakan pencapaian yang luar biasa. Apakah mereka berani mengharapkan hasil seperti ini saat pertama kali berpartisipasi dalam kompetisi ini?
Mungkin bisa dikatakan runner-up lebih berharga dari pemenang.
Tetua Keuangan sangat peduli dengan muridnya.
Nada suaranya sedikit tajam, tetapi tidak ada yang meragukan bahwa dia sangat peduli dengan murid-muridnya. Jadi, dia ingin memberi makan murid-muridnya yang bekerja keras dengan sesuatu yang lezat.
Tentu saja dia mengerti itu. Tetapi…….
“Pe …… Pemimpin Sekte.” -panggil Hyun Sang
“Hm?”
Tetua Sekte yang berada di sampingnya menoleh sedikit. Hyun Sang lalu berkata dengan suara yang tenang.
“Tentu saja… kupikir kita bisa mengadakan pesta perayaan sebanyak yang kita mau.” -ucap Hyun Sang
“Tepat sekali.” -ucap Tetua Sekte
“Dan aku pikir tidak masalah membawa banyak makanan di pesta.” -ucap Hyun Sang
“Lalu?” -tanya Pemimpin Sekte
“…….”
Hyun Sang membuka mulutnya dengan suara bergetar
“Tapi bukankah ini kuli Shaolin? Apakah anda yakin ini tidak apa-apa?” -ucap Hyun Sang
Sebuah adegan pesta besar daging dan alkohol terbentang di mata Hyun Sang.
Bahkan para murid yang melahap daging itu bisa mengerti. Tetua telah memberi mereka makan daging entah bagaimana, tapi ada batas untuk menyembunyikannya.
Bagaimanapun juga mereka harus pergi dari sini, jadi mereka tidak akan kembali ke Shaolin. Karena itulah mereka bisa makan daging. Hanya saja…
Api unggun di luar paviliun dan seluruh babi di atasnya.
“Bukankah ini terlalu berlebihan?” -ucap Hyun Sang
Makan daging di kuil saja sudah membuat mereka merasa seperti manusia kotor, tapi sekarang mereka membakar babi utuh. Ini melampaui kesopanan kepada biksu, dan dia merasa mereka telah melewati batas yang tidak boleh dilanggar sebagai seorang Taois…….
Bagaimanapun, daging adalah daging. Apa perbedaan antara makan sesuatu yang sudah dimasak atau dipanggang?
“Ahhhh! Minumlah, Sahyung!” -ucap Chung Myung
“Bagus! Bagus! Kau juga minumlah sedikit!” -ucap Jo-Gol
“Gol! Kau sudah bekerja sangat keras untuk mencapai perempat final!” -ucap Baek Chun
“Hehehe! Aku akan menuangkannya untukmu, Sasuk!” -ucap Jo-Gol
Gluk. Gluk, gluk
“…….”
Gluk. Gluk, gluk
“Kaaahh! Sangat bagus rasanya seperti bisa membunuhku!” -ucap Jo-Gol
“Sudah berapa lama kita tidak minum? Ahhh!” -ucap Chung Myung
Jenggot Hyun Sang bergetar lagi.
‘Apakah ini benar-benar baik-baik saja?’ -batin Hyun Sang
Alkohol dan daging di paviliun Shaolin yang keramat.
Bukankah segala sesuatu di dunia ini ada batasnya?
‘Daging panggang dan alkohol, bukan di sembarang gunung, tetapi di Gunung Seongsan.’ -batin Hyun Sang
Siapapun yang melihat pemandangan itu akan mulai mengacungkan jari mereka dan berteriak, ‘bandit mulai menjarah Gunung Seongsan’.
Hyun Sang yang merasa aneh berusaha membujuk Tetua Sekte.
“Tetua Sekte, saya pikir ini sedikit …….” -ucap Hyun Sang
Tapi sebelum dia bisa mengatakan apa-apa, Tetua Keuangan memikirkan hal lain.
“Omong kosong macam apa yang kau coba katakan!” -seru Tetua Keuangan
“…….”
“Aku akan memberi makan para murid sudah bekerja keras!” -seru Tetua Keuangan
“Tidak, maksudku… aku tidak mengatakan bahwa para murid tidak mengalami kesulitan……” -sanggah Hyun Sang
“Kau bukan ingin menyelamatkan wajah Shaolin sekarang, kan? Akankah mereka akan berterima kasih untuk itu?” -ucap Tetua Keuangan
“Aduh.” -ucap Hyun Sang
Hyun Sang tahu.
Mempertimbangkan apa yang dilakukan Chung Myung di kompetisi, harus dikatakan bahwa hubungan Gunung Hua dan Shaolin sudah tidak dapat diubah lagi. Tidak masalah apakah mereka menambahkan alkohol atau tidak.
Tetap saja, Tetua Sekte tersenyum pada Hyun Sang, yang tampak dalam kesulitan.
“Bukankah tidak apa-apa?” -ucap Tetua Sekte
“…… Tetua Sekte.” -ucap Hyun Sang
“Para murid telah melakukannya dengan sangat baik sejauh ini. Selain itu, kompetisi diadakan tanpa melepaskan rasa lelah yang menumpuk dari latihan panjang yang mereka lakukan sebelum kompetisi.” -ucap Tetua Sekte
Hyun Sang mengangguk.
Mengikuti kompetisi jauh lebih sulit daripada yang dia pikirkan. Bahkan Hyun Sang, yang belum pernah mengikuti kompetisi sebelumnya merasa tubuhnya meleleh, lalu bagaimana anak-anak itu bisa baik-baik saja?
“Bukankah jalan menuju Shaanxi masih jauh? Aku ingin menyenangkan para murid sedikit sebelum kita pergi. Kau perlu sedikit mengerti.” -ucap Tetua Sekte
“Maafkan atas Pikiranku yang singkat.” -ucap Hyun Sang
Tetua Sekte tersenyum dan menepuk pundaknya saat Hyun Sang menundukan kepalanya.
“Aku mengerti dari mana kau berasal. Seharusnya ada seseorang yang berbicara sepertimu di sebuah sekte. Tapi mari kita turunkan sedikit hari ini.” -ucap Tetua Sekte
“Ya, Tetua Sekte.” -ucap Hyun Sang
“Dengar, aku bisa melihat murid-murid kita begitu bahagia, apakah kesopanan itu penting?” -ucap Tetua Sekte
“…….” Hyun Sang terdiam
Hyun Sang melihat sekeliling dengan ekspresi tenang.
Chung Myung terlihat meletakkan sebotol alkohol di moncongnya dan memiringkan kepalanya semaksimal mungkin.
“…….”
Gluk. Gluk, gluk
Alkohol mengalir melalui tenggorokan dalam sekejap. Chung Myung mengeluarkan botol anggur kosong dari mulutnya dan memasukkan botol baru ke mulutnya tanpa penundaan.
Glud, glug, glug
“…….”
“Apakah dia tidak akan mati jika seperti itu?” -ucap Hyun Sang
“Chung Myung pasti dalam suasana hati yang baik.” -ucap Tetua Sekte
“Bukankah dia hanya terlihat seperti pria mabuk?” -ucap Hyun Sang
‘Tetua Sekte?’ – batin Hyun Sang
“Hahaha. Pahlawan secara alami menyukai alkohol.” -ucap Tetua keuangan
‘Pahlawan?’ -batin Hyun Sang
‘Dia?’
Tidak setuju dengan Tetua keuangan, Hyun Sang kembali mengintip Chung Myung.
“Hehehehehe!” -tawa Chung Myung
“…….”
Sayangnya, hari ini tampaknya menjadi pengecualian. Yoon Jong dan Jo-Gol, yang biasanya akan menghentikan Chung Myung, ikut minum-minum.
‘Yoon Jong, bahkan anak itu… …?’ -batin Hyun Sang
Yoon Jong, tidak peduli apa kata orang lain dia selalu melakukan tugas seorang Tao di Sekte Gunung Hua. Meskipun Hyun Sang akan lebih menghargai Baek Chun sebagai seorang seniman bela diri, Yoon Jong pasti menjadi wadah yang lebih cocok untuk melindungi Taoisme Gunung Hua.
Jika itu adalah Yoon Jong, dia akan menahan diri untuk tidak minum dan melihat sekeliling, terlepas dari apakah orang lain minum atau tidak. Tapi hari ini, Yoon Jong menuangkan alkohol dengan ikat pinggangnya yang terlepas.
Bahkan Jo-Gol dua kali lebih bersemangat dari Yoon Jong yang menuangkan alkohol.….
Yoo Iseol sedang tertidur di salah satu sudut dengan kepala tersangkut di meja. Dan Tang So-so memegangi orang yang tidur itu dan berbicara melantur sepanjang waktu.
“Hahhhhh……” -geleng Hyun Sang
Baek Chun adalah orang yang terjaga, tapi dia tidak terlihat baik-baik saja. Dengan wajah merah, ia tampak sibuk menerima cangkir dari Sajaenya.
“Ho ……. Hoho.” -tawa tang soso
Hyun Sang tertawa samar, Lalu Tetua Sekte membuka mulutnya dengan tenang.
“Semua orang pasti pernah mengalami kesulitan.” -ucap Tetua Sekte
“Bagaimana mungkin kita tidak sadar bahwa kebangkitan kembali Gunung Hua bergantung pada mereka?” -tanya Tetua Sekte
Hyun Sang menutup mulutnya.
Suara Tetua Sekte sedikit getir.
“Mereka telah meletakkan beban berat mereka setelah beberapa saat sekarang. Itu sebabnya mereka dapat tertawa dan berbicara dengan nyaman…. Untuk saat ini…… Hanya untuk saat ini saja….” -ucap Tetua Sekte
Tetua sekte menatap para murid dengan wajah menyedihkan.
Dia merasa tidak nyaman berpikir bahwa anak-anak yang tidak bersalah menderita karena peringkat atas tidak dapat menanggung beban dengan benar.
Lalu seseorang memecah pikirannya dan berbicara.
“Jangan berpikir terlalu dalam sendirian, Tetua Sekte.” -ucap Tetua Keuangan
“?”
Itu adalah Tetua Keuangan. Ia menggelengkan kepala dan berkata.
“Beban biasanya menyakitkan, tapi sangat menyenangkan untuk melepaskannya. Apakah anak-anak akan sangat bahagia seperti sekarang jika mereka tidak menanggung beban itu?”-ucap Tetua Keuangan
“Jangan bilang anda kasihan pada anak-anak. Itu agak tidak sopan bagi mereka. Bukankah mereka bangga pada diri mereka sendiri karena memiliki penampilan terbaik di Kompetisi Beladiri?” -ucap Tetua Keuangan
Tetua Sekte mengangguk pelan.
“Ya kau benar.” -ucap Tetua Sekte
‘Aku bangga.’ -batin Tetua Sekte
‘Aku bangga pada kalian.’ -batin Tetua Sekte
Tetua Sekte menyeka matanya dengan tenang. Matanya terus sakit saat dia melihat orang-orang yang luar biasa.
Para murid kebanggaan ini…
“Hhihihihihi!” -tawa Chung Myung
Pada saat itu, Chung Myung bangkit dari tempat duduknya dan memasukkan botol itu ke mulut Baek Sang.
“Eup! Eup!”
“Minum! Minum! Kita akan makan ‘sampai mati hari ini!” -seru Chung Myung
“Ugh!” -erang Baek Chun
Baek Chun melawan dan meronta, tetapi Chung Myung akhirnya menuangkan alkohol ke mulutnya dan terkikik
Dan akhirnya, ada satu orang yang tertangkap di jaring Chung Myung.
“Sasuk?” -Panggil Chung Myung
“…….”
“Dongryong?” -Panggil Chung Myung
“…….”
Baek Chun, yang sudah memerah karena alkohol, menatap Chung Myung dengan mata gemetar.
“T- Tidak. Jika aku minum lebih banyak, aku akan mati…..” -ucap Baek Chun
Tapi Chung Myung memasukkan botol ke mulutnya sebelum dia selesai bicara.
“Tidak apa-apa, tidak apa-apa. Kau tidak akan mati. Kau tidak akan mati dengan mudah.” -ucap Chung Myung
“Glup glup glup uhhhhh.”
Baek Chun terjatuh dengan botol di mulutnya.
Pada saat itu, Yoo Iseol, yang mengangkat kepalanya seolah-olah dia telah kembali ke akal sehatnya, menatap Chung Myung dengan mata setengah tidak sadar.
“Bocahhhh.”
Gedebuk.
Kemudian dia membenturkan kepalanya kembali ke meja dan tertidur seolah dia sudah mati.
‘Berantakan sekali.’
Hyun Sang tersenyum cerah.
Bagaimana ini bisa menjadi pesta Tao?
‘Tidak peduli apa yang dikatakan Tetua Sekte sebelum menjadi terlalu banyak …….’ -batin Hyun Sang
Saat itu.
Kepala Chung Myung yang melihat sekeliling dengan wajah kemerahan berhenti.
“…….”
“Hehe. Tetua Sekte?” -panggil Chung Myung
“…….”
“Tetuaaa?”
Iblis… Tidak, Chung Myung perlahan mulai mendekatinya dengan sebotol alkohol di kedua tangannya. Hyun Sang menutup matanya tanpa sadar begitu ada senyum cerah di sekitar mulut Chung Myung.
* * * Time Skip
“Amitabha.”
Seorang pria berdiri di depan paviliun dan diam-diam melantunkan nama Buddha.
Setelah ragu-ragu beberapa kali, dia menghela napas dalam-dalam dan mengetuk pintu dengan sentuhan yang berat.
“Apakah ada orang di dalam?” -tanya Bop Kye
Dengan suara yang kecil.
Mungkin karena itulah tidak ada jawaban.
Dia menghela napas lebih keras dan mengetuk pintu lebih keras.
“Halo!” -seru Bop Kye
Tapi kali ini, tidak ada jawaban balasan juga.
“Hm?” -Heran
Bop Kye, pria itu, memiringkan kepalanya dan berpikir dalam hati.
‘Apakah mereka sudah pergi?’ -batin Bop Kye
“Tidak, aku masih bisa merasakan kehadiran seseorang.” -ucap Bop Kye
Setelah berpikir sejenak, dia dengan tenang mendorong pintu terbuka. Pintu perlahan mulai terbuka dengan suara mencicit, seolah gerendelnya belum terkunci.
“Amitabha. Salam aku Bop Kye dari Shaolin…. Tetua Sekte…. A-Apa ini?” -ucap dendro
Bop Kye, yang telah memiringkan kepalanya ke atas, ketakutan dan mundur.
‘Apakah ada perang?’ batin Bop Kye
Bagian dalam paviliun benar-benar berantakan. Meja di tengah dipenuhi dengan piring makanan yang acak-acakan dan botol alkohol kosong, dan para murid Gunung Hua berserakan di lantai seolah-olah mereka telah diserang.
‘I- Ini apakah terjadi pertarungan?’ -batin Bop Kye
Untungnya, mereka sepertinya tidak mati, mengingat dada mereka naik turun.
Bop Kye yang menatap situasi itu sejenak membuka matanya lebar-lebar.
Sekarang jelas apa yang terjadi di dalam.
“Minuman keras? Dan… daging?” -Ucap Bop Kye heran
Kalau dipikir-pikir, bukankah itu tulang babi yang tertinggal di halaman?
Bop Kye yang menemukan jejak sisa api unggun di halaman, mencengkram bagian belakang lehernya (yang artinya dia sedang stres).
“A-Apaan sekte ini ……!” -Teriak Bop Kye
Ada batas untuk bersikap kasar, apa yang mereka pikirkan?
Dia buru-buru menutup mulutnya saat dia mencoba mengaum dengan wajah merah.
– Kita seharusnya tidak boleh berselisih. Tidak boleh!
Dia berhasil mengingat apa yang dikatakan Bop Jeong sebelum datang ke sini.
Dia menghela nafas dalam-dalam, berpikir bahwa seseorang harus bangun sekarang.
Kemudian.
Mengintip.
Salah satu orang yang tergeletak di lantai mengangkat kepalanya sedikit. Kemudian dia menyipitkan matanya.
‘Apakah dia mati?’ -ucap Bop Kye
Tapi dia segera mulai menggosok matanya dengan lengan baju. Dia setengah tertidur dan tidak bisa melihat dengan baik.
‘Kau seorang seniman bela diri, dan kau tidak bisa melihat dengan baik hanya karena mabuk?’ -ucap Bop Kye
Tetua Sekte, mengenakan seragam yang tidak rapi, sedang berbaring di tangga.
“…….”
“Apakah perlu aku bangunkan?” -ucap Chung Myung
“……Tidak. Aku akan menunggu.” -ucap Tetua gold
“Baiklah.” -Balasnya
Bop Kye melantunkan Buddha dalam pikirannya.
‘Amitabha.’
Dia tidak percaya mereka kalah dari orang-orang ini.
“Amitabha!”
“omong omong….. mengapa Anda ingin bertemu dengan Pemimpin Sekte?”
Bop Kye menjawab sambil menghela nafas.
“Saya di sini untuk menyampaikan apa yang Bangjang katakan.”
Mata Chung Myung sedikit menyipit.